Berisi tentang cerita, foto, video, hoby, Aktivitas, dalam perjalanan petualang dan pencari pengalaman

Showing posts with label tempat wisata Lampung Barat. Show all posts
Showing posts with label tempat wisata Lampung Barat. Show all posts

8/12/20

Kampung Wisata Talang Bali Srimenanti Lampung Barat, Serasa Suasana di Bali?

9:31 PM 0
Hallo warga Lampung Barat khususnya warga Air Hitam, Way Tenong dan sekitarnya, Mau Menikmati Suasana Bali?  Di Kampung Wisata Talang Bali saja. Ya mungkin begitulah sebagai ajakan karena rasa kagum dan terpesonanya ketika menginjakan kaki di Talang Bali ini. Mengapa demikian, karena Talang Bali ini merupakan Kampung Wisata yang ada di daerah pegunungan yang berhawa sejuk dan diantara perkebunan kopi. Talang Bali Merupakan suatu dusun yang terletak di Desa/pekon Srimenanti kecamatan Air Hitam kabupaten  Lampung Barat .

Seluruh penghuni talang atau kampung Bali ini adalah umat hindu, sejalan dengan namanya talang ini bernuansakan Bali, yang mana terdapat gapura, pura dan di depan rumah warga talangnya bercirikan khas Bali. Di talang / dusun ini suasana hawa sejuk dengan pemandangan hijau dan asri. Ketika berada disini desanya sangat bersih dan tertata rapi.

Saat ini lagi trend talang Bali sebagai kampung wisata, dimana  terdapat sebuah taman yang disebut taman wisata Tri Hita Karana. Taman ini pass didepan Pura. Di taman ini sudah lengkap area parkir dan area berjualan. Tempat parkir motor dekat dengan lokasi taman wisata ini, tetapi untuk parkir mobil berada di bagian atas tepat diantara rumah warga.  Di taman ini terdapat sebuah kolam renang serta taman bermain untuk anak-anak.  Di taman ini juga terdapat pondok-pondok untuk duduk santai.  Kolam renang yang langsung menghadap pemandangan pegunungan di sekitarnya.  Anak sangat senag sekali jika bermain di kolam ini.

Rute untuk mencapai Kampung Wisata Talang Bali desa Srimenanti kecamatan Air Hitam : jika dari jalan utama  lintas Liwa, di kecamatan Way Tenong, ambil jalur ke arah Air Hitam, di Ar Hitam tepatnya di desa atau pekon Semarang Jaya, ambil jalur ke arah Desa Srimenanti, di Desa Srimenanti akan menemukan perempatan Datar mayan, tepat diperempatan tersebut ambil jalur ke talang Baharudin, melewati talang Baharudin dengan menanjak terus ke arah barat mengikuti jalan underla, hingga sampai ke talang Bali.  Memang masih ada badan jalan saat menuju Talang Bali ini belum di aspal, melainkan dalam bentuk batu underla, tetapi secara keseluruhan jalannya bisa diakses oleh mobil.

Pada musim kopi atau musim bunga kopi jika berkunjung ke Talang Bali akan disuguhkan pemandangan yang indah, bahkan tidak sedikit pengunjung berhenti di jalan untuk berfoto-foto diantara pohon kopi, paling banyak pengunjung berfoto di perkebunan kopi Talang baharudin. Disebut diatas, jalan baharudin ini adalah talang yang dilewati saat menuju ke Talang Bali.

Selain Talang Bali di Air Hitam terdapat tempat-tempat wisata yang lain yaitu Temiangan Hill, Air terjun Mbah Gimo, Agrowisata Kebun Salak, dan Agrowisata Kebun kopi di bukit Rigis. Untuk spot wisata Temiangan Hill dan Air terjun Mbah Gimo tidak bisa ditempuh dengan mobil, melainkan harus menggunakan motor. Sedangkan Agrowisata Kebun Salak, dan Agrowisata Kebun kopi di bukit Rigis dapat tetapi nanti dilanjutkan dengan jalan kaki. Agrowisata Kebun Salak terletak di pintu / gapura masuk ke desa/pekon Srimenanti untuk lengkapnya dapat menyimak artikel berikut ini: Agrowisata Kebun Salak Pondoh Air Hitam Lampung Barat. Jadi jika ke talang Bali tidak ada salah berkunjung ke spot wisata agro ini.

Demikanlah cerita saya tentang Talang Bali, semoga artikel ini dapat membantu dan menambah referensi bagi teman-teman pecinta wisata. Semoga Talang Bali di Desa Srimenanti ini semakin asri, bersih, maju dan masyarakatnya makin makmur. Salam Lestari. Untuk menyimak lengkapnya bagaimana  Talang Bali dapat disemak pada video berikut ini:

5/30/18

Apakah Sudah Tau Apa Itu PESTA SEKURA? Yuk Kita Saksikan Langsung Acaranya

2:08 PM 0
PESTA SEKURA : Perayaan Hari Lebaran Khas Lampung Barat
Perayaan hari raya Idul Fitri akan semakin lengkap dengan berkumpulnya dengan keluarga besar, tentunya akan lebih lengkap dan menyenangkan jika dapat bersama-sama berdarmawisata ke objek wisata dan budaya di Nusantara. Nah berikut ini ada salah satu budaya nusantara yang khas yang ada di Lampung, tepatnya di kabupaten Lampung Barat. Masyarakat setempat menyebutnya Pesta Sekura.  

Dari pengalaman pribadi, berikut ini saya berbagi tentang budaya Pesta Sekura yang sekarang menjadi icon kabupaten paling barat di Lampung ini Lampung Barat. Sudah lama saya mendengar cerita pesta sekura  akan tetapi saya tidak perna ikut langsung menyaksiksikan suasana pestanya, pada tahun lalu saya berkunjung ke dan ikut acara pesta ini, untuk tahun ini saya sudah mempersiapkan diri dengan ambil liburan lebaran lebih lama. Liburan lebaran ini diambil lebih lama untuk menyaksikan acara Pesta Sakura yang diadakan setiap tahun pada minggu awal di bulan syahwal.  

Pada Pesta sekura tahun lalu saya saksikan di 2 tempat yaitu di  daerah  Kenali dan daerah Kuta Besi Skalabrak. Daerah tersebut bisa ditempuh dengan jalan darat menggunakan kendaraan roda 4 dengan ditempuh kurang lebih sekitar 5 jam dari kota Bandar Lampung  (kurang lebih 240 km). 

Dua pilihan tempat tersebut untuk menyaksikan pesta sekura karena dari beberapa informasi teman asli penduduk setempat dan yang sering menyaksikan acara pesta ini bahwa di dua tempat tersebut yang paling meriah. Untunglah acara pesta di kedua tempat tersebut tidak bersamaan dimana di Kenali diadakan pada hari ke 2 lebaran (2 syahwal) sedangkan di Skalabrak diadakan pada  4 syahwal.  Selain di kedua tempat tersebut acara pesta sekura ini diadakan di daerah  Belalau, Balik Bukit, Sukau, dan Liwa.  Acara pesta  tersebut  dilaksanakan secara bergantian walau terkadang secara kebetulan dilakukan  waktu yang  bersamaan.
Para Sekura Betik yang sedang asik Selfie
sumber foto : Rasuane Noor
Pesta sekura merupakan tradisi tahunan berupa pesta topeng di suku adat Lampung khususnya di Kabupaten Lampung Barat, pesta ini dilaksanakan pada hari raya Idul Fitri selama satu hari antara 2 syawal/ lebaran ke 2  hingga satu minggu setelah lebaran.   

Sebelumnya saya tidak paham apa pengertian dari “sekura”, dari informasi toko masyarakat setempat bahwa pesta sekura adalah pesta topeng,  hingga saya baca sebuah artikel hasil penelitian yang dilakukan I Wayan Mustika, Kata Sekura sendiri berasal dari bahasa setempat dari kata “Sakukha” yang berarti penutup muka atau penutup wajah.  Pesta Budaya Sakura adalah perayaan ungkapan kegembiraan masyarakat secara bersama-sama dengan bertopeng (menutup wajah) dan merubah penampilan sedemikian rupa yang sifatnya menghibur serta bertujuan utama bersilaturahim.

Pada acara pesta sekura ini diisi dengan banyak kegiatan yaitu acara  dengan penampilan tarian-tarian tradisional, perlombaan-perlombaan seperti pelombaan silat/kakot, berpantun dan atraksi keliling para sekura, serta  panjat pinang beguai jejama (gotong royong).  Kegiatan tersebut dimulai sekira pukul 9 pagi  hingga selesai bahkan mencapai jam 5 sore, acara ini diadakan di pusat desa terutama di rumah adat dan pasar sehingga acara semakin berwarna dengan adanya kegiatan transaksi jual beli.  

Dari penampilan para sekura ada diantara mereka yang berjual beli dengan menggunakan sekura sehingga saya menyaksikan hal tersebut terasa ada hal yang khas di acara ini. sebelum acara selain itu penampilan dan tingkah laku para sekura dengan keunikan tersendiri ada juga para sekura sekadar berkeliling, beraksi dan berusaha mencari perhatian apabila melihat banyak penonton yang menyaksikan mereka. Dengan adanya alunan musik semakin lucu dan unik dari tingkah para sekura dengan goyangannya yang membuat para penonton terhibur, ada juga penampilan sekura seolah-olah hamil dan mengikuti gerakan ibu hamil, ada pula sekura yang bertingkah layaknya wanita dan dibuat-buat seanggun mungkin dan masih banyak lagi tingkah sekura lainnya.  

Dari segi penampilan sekura dibagi 2 kelompok yang pertama disebut sekura betik (helau), yang artinya sekura bersih. Sesuai dengan namanya, sekura betik mengenakan kostum yang bersih dan rapi serta sifatnya sebagai penghibur, dengan menggunakan kaca mata gelap dan semua kostum dari kain panjang dan biasanya penutup kepala menggunakan selindang miwang (kain khas sebutan masyarakat Lampung Barat), kemudian pinggangnya juga dipenuhi gantungan kain panjang, banyak atau sedikitnya kain panjang yang dipakai oleh seorang atau kelompok orang yang sedang bersekura. 

Sekura betik khusus diperankan laki-laki yang belum beristri, dari pengamatan saya sekura betik banyak sekali dilakukan perankan anak-anak. Mereka berkeliling pekon (desa) untuk melihat-lihat dan berjumpa dengan gadis pujaan. Selain itu sekura ini juga berfungsi sebagai pengawal sanak saudara yang menyaksikan atraksi topeng. Mereka membawa senjata pusaka sebagai simbol menjaga gadis atau muli bathin (anak pangeran) yang menyaksikan pesta topeng agar terhindar dari sekura kamak yang jahat. Mereka juga menunjukkan kemewahan dan kekayaan materi yang dapat terlihat dari selendang yang dikenakannya. Secara simbolis banyaknya selendang mengartikan sekura itu adalah meghanai yang baik. Sekura betik bebas berekspresi, sekura betik tidak berhak mengikuti panjat pinang, hanya sebagai penggembira. 
Topeng Sekura Betik Lagi beraktraksi di depan Panggung
sumber foto : Rasuane Noor 
Kedua disebut sekura kamak yang artinya sekura kotor berpenampilan kotor, bisa disebut juga Sekura Calak. Ciri khas sekura kamak adalah memakai topeng dari bahan kayu atau dari bahan-bahan alami seperti tumbuh-tumbuhan dan atau terbuat dari bahan-bahan yang jelek/bekas yang menutupi wajah dan tubuh mereka menjadikan penampilannya menjadi lebih unik dan kotor dengan pakaian aneh dan lucu. Sekura Kamak berhak memanjat pinang yang telah ditentukan, untuk bersaing dan bekerjasama dalam berkelompok (beguai jejama) untuk mencapai puncak dan menjadi pemenang. 
Sekura Kamak berbagaimacam bentuk topeng sedang memainkan rabana
sumber foto : Rasuane Noor
Dikaji menurut sejarah pertunjukan seni sekura pada masa lampau hingga saat ini belum diketahui secara pasti awal mula pesta topeng sakura ini dimulai, siapa penyelenggaranya, siapa pelaku, siapa pula yang terlibat karena tidak adanya bukti tertulis yang mendukung melain hanya sebatas tutur secara turun temurun.  

Berdasarkan hasil penelitian  I Wayan Mustika  tahun 2011 Sakura merupakan hasil buatan yang digunakan untuk pemujaan oleh kelompok Buay Tumi pada masa pra sejarah yang memiliki sistem kepercayaan animisme (sistem kepercayaannya terhadap kekuatan roh-roh maupun benda-benda, seperti alam, gunung, batu, dan sungai). Buay Tumi adalah suku Lampung yang paling tua yang mendiami tanah Lampung. Ratu Sekarmong atau Sekarumong adalah seorang wanita yang menjadi pemimpin masyarakat Buay Tumi pada akhir masa pengaruh Hindu di Skala Berak.
Sekura Kamak yang berpenampilan lagi hamil
Pada masa pra sejarah sakura merupakan sebuah pertunjukan yang digunakan untuk upacara pemujaan kepada penguasa alam, roh-roh nenek moyang, yang cenderung berwajah jelek dan bertata busana dari daun-daunan atau seadanya. Sakura dahulu ditampilkan oleh kelompok masyarakat Buay Tumi di tempat yang dianggap keramat, seperti tempat pemujaan. Tujuan ditampilkannya sakura ini agar dapat menghadirkan roh leluhur, dan penguasa alam semesta untuk mendapatkan perlindungan atau bantuan, serta terhindar dari kesulitan yang melanda masyarakat desa. Artinya Sakura dibuat untuk kepentingan masyarakat Skalabrak dalam berbagai kegiatan, seperti habis panen padi dan pemujaan untuk keselamatan desa. Bila diperhatikan dari segi bentuk artefak pada wajah Sakura menandakan adanya hubungan yang sangat erat dengan pemujaan terhadap penguasa alam, leluhur, maupun terhadap roh-roh ghaib.   

Keberadaan tradisi sakura terus berlangsung sepanjang pengaruh agama Hindu di Buay Tumi. Sakura tidak saja disajikan setiap panen tiba, tapi juga dilakukan setiap  bulan purnama di alun-alun.  Hingga pada akhirnya datanglah  penyebar agama Islam di Liwa dan berhasil  merubah keyakinan masyarakat Buay Tumi yang semula animisme dan memeluk Islam hingga kini. Sejak saat itulah hampir semua kegiatan yang berbau animisme dan Hindu mengalami perubahan mendasar menyesuaikan pada ajaran agama Islam termasuk acara sekura.

Demikanlah cerita tentang pesta sekura semoga dapat menambah referensi dalam mengenal seni budaya di Lampung. 
Lampung Barat merupakan kabupaten paling Barat di Provinsi Lampung yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatra Selatan dan Bengkulu, selain memiliki potensi wisata Adat budaya yang khas  seperti pesta sekura, juga memiliki alam pegunungan yang menawan yaitu terdapatnya Taman Nasional Bukit barisan Selatan, Taman Ham Tiu Biu, Kebun Raya Liwa, Danau Ranau, Air Terjun Sepapahan Kiri dan Kanan serta air terjun lainnya yang masih belum banyak dijamah, Rest area Puncak Bodong,  wisata air Arung Jeram Way Besar serta memiliki situs megalitikum Batubrak dan situs sejarah lainnya. Ketika berkunjung ke Lampung Barat sangat menyenangkan, selain indah, hawa pegunungan, juga masyarakatnya ramah-ramah serta wilayahnya aman. Ayo kapan lagi ke Lampung Barat dijamin ketagihan ingin kesana dan kesana lagi.

Sumber Referensi :
Penduduk Asli Skalabrak Lampung Barat dan Artikel  I Wayan Mustika, Perkembangan Bentuk Pertunjukan Sakura Dalam  Konteks Kehidupan Masyarakat Lampung Barat Tahun 1986-2009, Ringkasan Disertasi dalam Rangka Ujian Terbuka, UGM Tahun 2011.

Berikut ini video dalam acara Festival Skalabrak yang banyak menampilkan atraksi topeng pesta Sekura 

Tulisan ini  diikutsertakan dalam Program Tematik Ramadhan  Di Lampung Bersama Tapis Blogger
Alhamdulillah mendapatkan juara 2. 

8/24/17

Lembah Sekalabrak : Bening Air 7 Pancuran dan Hamparan Padi di sisi Tebing Runtuh

1:24 AM 0
Lembah sekalabrak Lampung Barat
Trip Lampung Barat lanjut kali ini saya mengulas tentang "Lembah Sekalabrak yang menyimpan keindahan Bening Air 7 Pancuran dan Hamparan Padi di sisi Tebing Runtuh. cerita yang bemula menjalang siang group trip kita, turun dari bukit Bawang Bakung. Bukit yang meyimpan sejuta eksotik selimut butir halus telaga angin, disingkatnya kabut pagi.. Bahasa kerennya misty morning. hehe.. 

Sebelum berkunjung ke Lembah Sekalabrak kami habiskan di Bukit bawang bakung Geredai. Setelah subuh hingga sampai matahari naik kita habiskan di bukit yang fenomenal tersebut, bukit yang menyimpan sejuta keindahan  dibalik kabut nan putih bak kapas disela-sela pepohonan. Awan putih terjulur turun dari Puncak Pesagi, turun terbawa angin menuju arah tak tentu, semua memberikan warna kesejukan di indera umat yang menginjakan kaki di bawah bukit Geredai tersebut.

Terasa cukup puas kita di Bukit saksi selimut kabut tersebut, kita diunjal dengan motor seadanya untuk turun ke perkampungan tempat menitipkan mobil, setelah lengkap, dengan dibawah sang sopir kita menuju ke kerajaan Sekalabrak kepaksian Buay Pernong yang ada di Pekon Kota Besi Kecamatan Batu Brak Lampung Barat.

Namun ada catatan sedikit, sebelum keluar dari pekon Kembahang, group trip berhenti sebentar di areal persawahan, dimana saat itu para warga sedang mengadakan menanam / cocok tanam padi. Kesempatan tersebut ternyata langsung dimanfaatkan oleh para anggota trip untuk mengabadikan kegiatan para petani tersebut. Namun saat itu yang menjadi perhatian saya bukan para petani yang sibuk menanam padi, akan tetapi melihat tanah di sawah tersebut begitu hitam dan gembur tanahnya. Di kota Metro kegiatan petani seperti ini adalah pemandangan saya setiap saat, sehingga saya tidak begitu antusias untuk mengambil gambar kegiatan petani tersebut. Satu yang menjadi terpana mata saya, yaitu disana sisa pohon padi yang sebelumnya sudah dipanen, ternyata masih lengkap di sawah ini. Hingga munculah obrolan saya dengan sesama teman trip "kok sawahnya tidak diluku / dibajak atau dicangkul, langsung ditanam begitu"  ternyata obrolan saya tersebut didengar oleh salah satu petani, dia menyambut pertanyaan saya tersebut "iya mas disini sawahnya sangat subur dan tanah sangat empuk jadi tidak perlu dicangkul lagi, sudah tinggal tanam aja lagi" waw luar biasa dalam hatiku, jadi petani disini tidak perlu kerja estra untuk menggemburkan sawahnya lagi, seperti pada sawah-sawah umumnya yang menggunakan bajak sawah, kerbau atau sapi, sekarang modern menggunakan traktor. Begitu beruntungnya pemilik sawah di daerah ini, diaanugrahi tanah yang subur dan gembur.
Petani bercocok tanam pada lahan yang subur

Setelah cukup setengah jam-an para teman-teman mendokumentasikan kegiatan petani di sawah tersebut, kita lanjut ke kerajaan Sekalabrak Kepaksian Pernong. Sesampainya di Istana atau Gedong Dalom Kerajaan Kepaksian Pernong, kita langsung berhambur dengan kesibukan masing-masing yaitu mendokumentasikan keadaan di istana ini, dan ada juga sibuk foto-foto narsis / selfie serta kegiatan lainnya. Berselang waktu ternyata kita diizinkan untuk masuk ke dalam istana kerajaan kepaksian Buay Pernong.

Gedong Dalom Kepaksian Pernong
Kondisi dalam Gedong Dalom kepaksian Pernong 

So yang membuat kita sangat excited adalah sang putra pangeran sedang pulang dan berada di dalam istana ini. Putra Sultan / Raja Kepaksian Pernong ; Pangeran  Edward Syah Pernong yang bernama : Alprinse Syah Pernong. Setelah minta izin dengan para anggota keluarga istana, kita diizinkan untuk mendokumetasikan kegiatan pangeran di pagi itu, pangeran setelah mandi pagi lanjut sarapan pagi di singgahsana.
Pengaran Kepaksian Pernong : Alprinse Syah Pernong
Setelah sekian waktu sang pangeran sarapan, kita diizinkan untuk ngobrol dengan sang pangeran, dengan dimotori mas @duniaindra, obrolan cukup singkat, dengan menggunakan bahasa inggris pangeran menjawab pertanyaan dari mas Indra,  dari obrolan tersebut bahwa pangeran sekolah di Jakarta dan memiliki 2 orang teman akrab, dan pangeran dia sudah diajarkan bahwa dia adalah pangeran keluarga kerajaan, sehingga dia sudah harus terbiasa dan tidak menjadi beban baginya. pangeran suka dengan lagu Despacito yang lagi hit, dan diapun bercita-cita menjadi tentara, Selanjutnya pangeran biasa menggunakan bahasa inggris dan bahasa indonesia, terkadang juga diajari bahasa lampung walau sedikit.  Demikian obrolan dengan pangeran selanjutnya kita berfoto bersama hingga kitapun bergegas menuju ke alam persawahan Lembah Sekalabrak.
foto bersama pangeran Alprinse Syah Pernong
sumber foto : @duniaindra

EKSOTISME LEMBAH SEKALABRAK
Setelah melewat dua rumah dari sebelah kiri istana kepaksian pernong, kita mengikuti jalan ke belakang rumah tersebut hingga sampai ke tangga menurun, ditangga ini sudah nampak pemadangan hamparan sawah di lembah nan asri. Yang inilah yang disebut sebut lembah Sekalabrak. Di tangga ini memang belum nampak secara keseluruhan tetapi dengan berjalan menurun pemandanganpun makin luas  Disela sela rumpun bambu menjadi daya eksotik tersendiri di lembah ini, pemandangan lebuh seakan sembunyi manjah. Hehehe.
tangga 12 kelokan untuk menuju ke lembah sekala brak

Sambil terus menuruni tangga, dengan bentuk khas berkelok, dimana kalau tidak salah di tangga ini terdapat 12 kelokan. Jadi kita harus mempersiapkan tenaga untuk menaiki tangga kelok 12 ini nanti saat naik ke atas.
pemandian tujuh pancuran di lembah sekalabrak 

Bening dan sejuk air Pancuran tujuh

Lanjut pas dibawah akhir tangga ini terdapat pemandingan yang khas dimana disini disebut pemandingan tujuh pancuran atau bahasa setempat "salui pitu". Dari info masyarakat sekitar, mata air tujuh pancuran ini tidak perna kering walupun musim kemarau. Pemandian ini adalah tempat masyarakat sekitar mandi. Air pancuran yang begitu sejuk dan bening, sehingga kitapun berlama lama minum dan main air tersebut.
duniaindra lagi menikmati segernya pancuran di lembah sekalabrak 
Jika pengunjung ke lembah ini harus siapkan diri untuk mandi dan menikmati sejuknya mata air tujuh pancuran. Sensasi dan awet muda akan pengunjung rasakan.. Ayoo dicoba ya..

Setelah puas main air kita lanjutkan berjalan menyusuri sawah di lembah ini, saat itu juga saya kembali takjub dengan keadaan air disawah ini, selain begitu benibg ternyata banyak sekali ikan-ikan kecil yaitu ikan mujair dan ikan wader /seluang. Saya pun berdiskusi dengan Alan "wah ini ikan banyak banget, kalau di kampungku ini sudah diambilin, ikan seluang sangat gurih" Alan juga menyahut juga ya bang, "tempatku juga gitu", menjadi tanda tanya kita berdua saat itu, mengapa ya kok ikannya bisa banyak, apa masyarakat sekitar tidak suka ikan seluang atau alasan yang lain, hal ini belum terjawab.
banyak ikan seluang di lembah sekalabrak 
Sambil melanjutkan perjalanan kita menyusuri sawah di lembah itu, terdapat beberapa bukit kecil di lembah ini, bukit bukitnya cukup khas dan ditumbuhi ilalang. Sembari melihat lihat pemandangan hamparan sawah dan bukit bukit kecil di lembah ini, hingg tercetuslah dari Alan : "bang, dinding memutih itu batu atau apa ya? Saya jawab : "itu adalah pasir dek, yuk kita dekati biar lebih tau" hingga kitapun terus berjalan mendekati dinding memutih yang bak sisa runtuhan tersebut, ternyata itu dinding benar adalah dinding pasir yang masih rawah runtuh.
dinding di lembah sekalabrak 
Narsis dengan latar belakang runtuhan pasir di Lembah sekalabrak
Setelah mendekati dinding pasir yang runtuh tersebut, kita melihat teman teman yang lain sudah berada di salah satu bukit tertinggi di lembah ini, sehingga saya dan Alanpun bergegas untuk ikut mendaki bukit tersebut. Dalam selang waktu beberapa menit, ksmipun sudah berada diatas bukit tersebut.. Waw ternyata pemandangan di atas bukit ini lebih indah dan spektakuler.. Seluruh badan lembah lengkap dengan pondok- pondok sawah sangat memanjahkan mata.
asiknya di bukit Lembah sekalabrak 
Cukup lama kami mendokumentasikan diatas bukit ini, foto dan video lengkap silahkan simak ya..

Dari cerita teman teman asli Liwa, bahwa cerita bukit tetinggi dan panjang di tengah-tengah lembah ini dahulu adalah ular besar yang sekarang menjadi cerita legenda sendiri dan menjadi bukit pasir yang dipenuhi semak ilalang. Namun pemadangan diatas bukit ini luar biasa indahnya.. Di Lembah Sekalabrak..
di batas bukit di Lembah sekalabrak
Jika teman teman berkunjung ke Lampung Barat tidak lengkap jika tidak bernarsis ria di bukit yang ada di lembah Sekalabrak ini.. Nikmati sensasi keindah dan kesejukan alam sebuah lembah.
asik nih foto-foto 
nikmati pemandangan di bukit di Lembah Sekalabrak
Setelah dirasa cukup, ketika itu kita turun dari bukit dan beristirahat di salah satu pondok panggung di lembah tersebut, karena kondisi sudah cukup siang dan terik kitapun bergegas untuk naik kembali ke istana Kepaksian Pernong. Tentunya melewati tangga kelok 12 dipencuran tujuh tersebut.

Setelah mejelang juhur kita kembali ke penginapan Piknikliwa guna mempersiapkan untuk menyaksikan karnaval kemilau negeri Sekalabrak yang diadakan di Tugu Ara, pusat kota Liwa.

Berikut ini video lengkapnya  Lembah Sekalabrak : Bening Air 7 Pancuran dan Hamparan Padi di sisi Tebing Runtuh

8/21/17

Bukit Bawang Bakung : Menikmati Selimut Embun di Kaki Pesagi

10:25 PM 0
Bukit Bawang Bakung  merupakan sebuah bukit kecil di bawah bukit Gerdai yang terletak di pekon / desa Kembahang kecamatan Batu Brak, kabupaten Lampung Barat.

Bukit Bawang Bakung sudah terkenal beberapa tahun ini karena pemandangannya yang begitu indah terutama pada pagi hari dimana pengunjung  menikmati selimut embun di kaki Gunung Pesagi, Pengunjung dimanjakan dengan pemandangan kabut yang menyelimuti pegunungan, hutan dan perkebunan serta perumahan penduduk, dilengkapi lagi pemandangan persawahan.

Jika cuaca mendukung di Bukit Bawang Bakung, ini pengunjung dapat dimanjakan dengan pemandangan kabut yang memutih bak kapas dilatar belakangi indah menjulang Gunung Pesagi. 
Bukit Bawang Bakung  Geredai Lampung Barat
Pemandangan Bukit Bawang Bakung  Geredai Lampung Barat

Sejak lama saya berkeinginan berkunjung ke Bukit Bawang Bakung , tetapi selalu saja terbatalkan karena ada agenda ataupun situasi dan kondisi tidak mendukung. saya mendapatkan informasi keelokan pemandangan di Bukit Bawang Bakung dari foto oleh fotografer kawakan di Liwa / Lampung Barat, ya mas Eka Fandiasfara. melalui akun sosmed beliau saya begitu decak kagum dengan keindahan alam bumi Sekalabrak ini.

Pada akhirnya sayapun di pagi itu berhasil menginjakan kaki di Bukit Bawang Bakung, tapi sangat disayangkan cuaca tidak mendukung sehingga kami tidak mendapatkan pemandangan kabut yang menjadi idaman saya sejak lama tidak tercapai, akan tetapi rasa syukur dan bangga tetap tertanam di jiwa karena sudah bisa melihat langsung dengan mata kepala, dimana lokasi yang menjadi hit di Lampung Barat ini. 

Bukit Bawang Bakung  Geredai Lampung Barat

Kami menyempatkan berkunjung ke bukit Bawang Bakung ini, karena merupakan rangkaian trip dari para blogger, traveler dan photografer dalam rangka meliput acara Festival Sekalabrak ke 4 di kota Liwa bersama-sama dari tim lain : @akunrino, @sailiwa, @gunanto, mas Eka sendiri, dan teman-teman yang lainnya. Kami yang sehari sebelumnya sudah meliput kegiatan Hippun Adat di Kepaksian Bejalan Diway, pada pagi hari selepas subuh, langsung tancap melewati dinginnya hawa pegunungan bukit Barisan Selatan, dari penginapan Piknik Liwa ke arah pekon Kembahang. 

sekitar 15 menit kami sudah tiba di lokasi perkampungan terakhir, disana juga kami memparkir mobil karena medan jalan yang sempit dan hanya bisa dilewati satu mobil saja, atas kesepakatan kami diunjal dengan motor, alhamdulillah ternyata para teman-teman yang membawa motor cukup sehingga kami cukup sekali jalan menunju puncak bukit Bawang Bakung, ternyata tanjakan ke bukit ini cukup tinggi dan curam, ada teman yang harus turun dari motor karena tidak kuat motor yang dikendarai, Bahkan ada yang terjatuh, tetapi alhamdulillah semua teratasi dengan baik. Bagi yang sudah ahli dengan tanjakan seperti adalah hal yang biasa. Saya saat itu dibonceng oleh Aries (photografer yang bekerja di dinas pariwisata Pesisir Barat), cukup mahir dengan medan seperti ini, sehingga saya bisa enjoy dan tiba lebih awal di puncak bukit ini.


Bukit Bawang Bakung  Geredai Lampung Barat
Setelah tiba di puncak Bukit Bawang Bakung , kami disajikan pemandangan kabut yang memutih, walau ada obrolan dari teman yang sudah beberapa kali ke bukit ini : "wah kita hari ini tidak mendapatkan kabut yang bagus" tetapi bagi saya sudah senang sekali sudah bisa berdiri di bukit ini, bukit yang penuh dengan rumput ilalang yang menghijau. keindahan menjulang gunung Pesagipun tak tampak, semua tenggelam ditutup kabut pekat. namun secara keseluruhan kita tetap bahagia. Selanjutnya cerita tentang Bukit bawang bakung ini Dari cerita mas Eka, "bukit ini adalah lahan milik warga yang dulunya ditanam kopi tetapi karena kurang begitu diurus sehingga bukitnya kembali penuh ilalang malah menjadi objek untuk menikmati kabut" 

Untuk mencapai Bukit Bawang Bakung  tidaklah sulit karena dengan kendaraan roda empatpun bisa dijangkau (catatan: driver sudah ahli medan tanjakan). Bukit ini adalah  Rute menuju bukit Bawang Bakung  ini adalah dari kota Bandar Lampung tentu menuju ke Kota Liwa, untuk menuju ke bukit ini sebelum memasuki kota Liwa tepatnya setelah tiba di kecamatan Batu Brak, silahkan mencari pekon/desa Kembahang, di pekon  ini masuk ke jalan sebelah kiri jika dari Bandar Lampung, melewati Gedong dalom kepaksian Bejalan diway. terus ikuti jalan masuk hingga ada turunan, melewati sawah, hingga ada mushola, setelah mushola ada kampung terakhir, jika ragu dengan tanjakan tersebut maka bisa parkir di kampung terakhir tersebut. semoga bisa menikmati keindahan negeri berselimut kabut.

Bukit Bawang Bakung  Geredai Lampung Barat

Bagi para anak muda kekinian tidak lengkap jika belum berfoto ria di Bukit Bawang Bakung, dijamin tidak akan kecewa jika sudah berfoto foto di bukit ini. 

Bukit Bawang Bakung  Geredai Lampung Barat

Setelah dirasa cukup kami pun turun dari Bukit Bawang Bakung  dan menuju ke Lembah Sekalabrak, simak artikel tentang keindahan lembah yang begitu indah.. 

simak video selama di bukit bawang bakung berikut ini semoga berkenan 

8/16/17

Festival Skalabrak : Mengenal Lampung Barat Lebih Dalam

10:19 PM 0
Festival Skalabrak
Dalam rangka untuk menghadiri kegiatan Festival Sekala brak ke IV, saya yang tergabung dalam tapis blogger berangkat menuju Liwa Kabupaten Lampung Barat. Festival Skala brak adalah salah satu hajat besar dari dinas pariwisata Kabupaten Lampung Barat dalam menggali dan mempromosikan wisata budaya yang ada di Lampung Barat. Pada kegiatan ini terdiri dari banyak rangkaian kegiatan yang berangsung dari tanggal 31 juni hingga 6 agustus 2017. Rangkaian kegiatan Festival Sekala brak ke 4 tahun 2017 ini meliputi : grand opening festival sekala brak 4 dan liwa fair 2017, lomba lagu pop Lampung dan Lomba renang merathon, Hippun adat saibatin Paksi pak sekala brak, Semalam di bumi sekala brak, Karnaval kemilau budaya  bumi sekela brak, lomba tari kreasi lampung , lomba nyamabai, lomba fasion show dan festival band, lomba jelajah alam kawasan TNBBS (Taman Nasional Bukit Barisan Selatan), Grand closing dan pameran foto "eksotisme sepotong surga".

Perjalanan Menuju Liwa
Hari pertama kita berangkat dari kota Bandar Lampung menuju Kota Liwa, Ibu kota kabupaten Lampung Barat, dengan menumpak mobil travel kita meluncur dari jam 11.30 WIB hingga tiba di Kota Liwa Pukul 17.00 WIB.  Diantarkan mobil Inova dengan pak sopir travel yang ramah dan akrab membuat kita menjadi lebih nyaman menikmati perjalanan menuju pegunungan Bukit Barisan Selatan. Obrolan dan candaan mengisi suasana akrab kami di mobil yang akhirnya kami terlena dalam buay tidur di perjalanan, setelah santap siang di Kota Bumi, kami kembali jengar, obrolan dan candaan kamipun berlanjut, sepanjang perjalanan mendaki dan berkelok di pegunungan serta sajian indahnya pemandangan menjadi kenikmati tersendiri bagi kami.
Diperjalanan kami sempatkan berhenti di mesjid indah kawasan Rest Area Sumberjaya, kami sempat berfoto - foto di depan masjid tersebut, selanjutnya kami lanjutkan perjalanan hingga tiba di Kota Liwa kita disajikan pemandangan pegunungan dan sejuknya hawa pegunungan. 
Sebelum kami didrop di penginapan /homestay piknik Liwa, kami diantarkan oleh sang sopir ke taman HamTubiu serta ke gapura Kebun Raya Liwa. Disana kami sempatkan menikmati jajanan buah duren dan kami berfoto ria. Setelah itu kami baru menuju penginapan. 
Gapura Kebun Raya Liwa
Sumber foto :Rasuane Noor


Shoot udara Penginapan piknik Liwa di Seranggas Kota Liwa
Sumber Photo: Adien Rohyanudin ( AerotteamLla
Teman Baru Bertemu tapi Mengikat
Sajian Menu makan malam kita di Piknik Liwa Homestay
Sumber foto :Rasuane Noor
Kita yang terdiri dari para blogger Lampung, traveler, fotographer, dan Videografer yaitu  pada kesempatan ini kami dari Tapis Blogger, Traveler : ZaQi Hidayat, Lency dan MC kondang lampung yang sekaligus travelblogger mas @duniaindra, serta tim aeromodeling lampung: Adien, Alan,  dan Jona. Kita tinggal satu penginapan yaitu di penginapan @piknikliwa milik mas Eka Fandiasfara. Mas Eka seorang guru yang menekuni dunia photography, jam terbangnya pun sudah tidak diragukan lagi di Lampung. Keramahan dan kesejukan di homestay ini membuat kami dibuay di Kota dengan selogan "Liwa kota berbunga", serta yang lagi trend "Sekala Brak  Negeri Berselimut Kabut".  Selain tempat tidurnya sudah mupuni juga kita disajikan makanan khas Lampung Barat, seperti sambal ghandak, sambal tempoyak, gulai krece/liling (lupa bahasa Lampungnya), dan gulai taboh, tidak ketinggalan lalapan, waw nikmat temon..hehe.. 

Selanjut malam pertama kita isi dengan ngobrolan asik bersama mas Eka dan sesama teman team lain, disela sela obrolan sajian makanan khas Lampung Barat yaitu kue TAT dan Kue cucur Serta nikmatnya kopi  Lampung membawa kita hingga larut malam sampai terbuay didalam selimut karena dukungan sejuknya dingin pegunungan. 

Kearaban kita antara sesama trip dan tuan rumah seakan membawa suatu chemistry sendiri, walaupun kita baru bertemu pada saat acara ini dan baru menginap di penginapan piknik liwa ini tapi memberikan suasana kekeluarga yang kental, seakan akan ada sesuatu yang mengikat sehingga kita bisa jadi padu. Semoga silahturahmi kita selalu terjaga.. Aamiin

Acara Hippun Agung di Gedong Dalom Kepaksian Bejalan di Way
Keesokan harinya kami setelah sarapan pagi, kami menuju ke Gedong Dalom di Kembahang tepatnya di Kepaksian Bejalan Diway. Di sini diadakan acara Hippun Agung yang merupakan rangkaian dari acara Festival Skalabrak ke 4 ini. Sedikit obroloan dengan bapak Marzuk SIP, kabid pemasaran pariwisata Lampung Barat, beliau menyampaikan bahwa Hippun agung anodalah suatu acara berhimpun atau bermusyawah bersama yang berhubungan dengan adat saibatin khususnya di Negeri Skalabrak, dalam hippun ini ada beberapa kesepakan dari hasil musyawarah tersebut. 
Tangga lengkap dengan ornamen hand made untuk masuk ke Gedong dalom Kepaksian Bejalan diway

kondisi di dalam Gedong dalom Kepaksian Bejalan diway ebelum acara di mulai

sajian menu makanan di ruang Gedong dalom Kepaksian Bejalan diway

Sempat berfoto bersama dengan  Sultan Jaya Kesuma IV di Gedong dalom Kepaksian Bejalan diway

atraksi silat selalu ditampilkan dalam menyambut tamu yang datang pada acara hippun adat di Gedong dalom Kepaksian Bejalan diway

tamu disambut dengan singgahsanah yang penung dengan ornamen seni dengan warna merah dominan di sam[ing warnai lain.

setiap tamu yang datang disambut dengan ramanh dan alunan musik khas Lampung Saibatin

tamu dipersilahkan untuk memasuki Gedong dalom Kepaksian Bejalan diway
Acara hippun ini berlangsung dari pagi hingga siang. Dimana pagi-pagi pihak tuan rumah Kepaksian Bejalan Di Way, yang dipimpin sultan Selayar Akbar, gelar Sultan Jaya Kesuma ke 4. Mempersiapkan semua untuk menyambut seluruh tamu yang datang. Selanjutnya penyambutan para tamu yang datang, selanjutnya ke acara inti, pada acara inti dibuka dengan adanya tampilan seni tari. Sebelum tarian tampil saya sempat ngobrol dengan salah satu penari yang bernama Tamara, gadis belia siswi MAN 1 Liwa Lampung Barat. Disela sela sebelum tampil, gadis cantik ini bercerita tentang tari yang akan mereka bawakan.  Tema tarian adalah Campai mak bejunjungan yang artinya daun sirih ada patokannya, tarian yang dipimpin oleh Delta gautama  dengan nama sanggar Buay Berjalan Diway. Penampilan gemolek para penari begitu anggung dengan personil Penarinya 4 pengawal, dayang 11, satu ratu. 
group sanggar tari yang dipimpin oleh Delta gautama  dengan nama sanggar Buay Berjalan Diway
Pada saat acara inti disampaikan hasil kesepakan dari Hippun Agung tersebut, berikutnya yang sempat kami catat : mempertahankan Tugu Ara, dari  bentuknya tapi  dapat diganti namanya: monumen paksi pak. Diberi taman dan pilosofi : bhw paksi pak segala pak sekala brak berdiri, tumbuh dan berkembang ke berbagai daerah namun tetap berpegang teguh pada norma adat paksi pak skala brak. Selanjutnya, pejabat memberikan petunjuk dan bimbingan kepada pejabat baru terkait kearifan lokal. Keberadaan gedung dalom, lamban dalom, dll diberi rambu dan petunjuk keberadaan bangunan tsb untuk memudahkan pengunjung/wisatawan, Begitupula dg wisata2 lainnya. Begitu juga membudayakan bahasa Lampung Saibatin yang asli tanpa ada unsur serapan ke bahasa lain, sehingga akan menjaga keaslinya bahasanya baik pengucapan maupun tulisannya. 

Berikut ini acara Hippun adat dalam video, selamat menyimak. 


Setelah acara inti selesai ditutup dengan penampilan tarian dari anak-anak yang masih tergabung dari sanggar Buay Berjalan Diway pimpinan Delta Gautama. Tarian yang mencerptakan tentang masa anak belia yang asik diwarnai masa belajar dan bermain. 
Selanjutnya setelah selesai kegiatan Hippun adat di Kepaksian Bejalan di Way, kami lanjutkan kegiatan untuk berkunjung ke situ peninggalan sejarah yaitu situs Batu Tulis dan Candi Jepara (candi Kebayan). 

Situs Batu Tulis
Setelah setengah hari full mengikuti acara hippun adat di kepaksian Bejalan Di Way. Kami berembuk untuk ngisi acara siang sampe sore, kira kira kemana? Hingga tecetulah dari kita berkunjung ke peninggalan sejarah di Lampung Barat. Mas Eka (owner homstay piknik liwa) mengajak kita ke situs Batu Tulis dan Candi Jepara (candi Kebayan). 
Situs Batu ketulis di Liwa Lampung Barat
Beristrahat sebentar, selasai sholat langsung cus ke situs Batu ketulis, situs ini terletak pekon Kabupaten Lampung Barat. Setika tiba di situs ini ternyata terletak di tengah-tengah kebun sayuran. Saat itu lagi penuh dengan tanaman wartel. Di tengah kebun wartel yang menghijau kami langsung masuk pondok tempat situs tersebut berada. Di situs ini terdapat beberapa batu yang mana satu batu lebar ukuran bulat dengan beraturan dengan deameter sekitar 1 meter. dan satu batu tinggi tegak ukuran sekitar 1 meter, di samping batu batu tersebut banyak kecil yang waktu tidak sempat saya hitung.

Pada batu besar tersebut terdapat tulisan hurip palawa dengan adanya gambar hewan bermoncong agak panjang, sekilas mirip babi atau tapir. Di batu ini rangkaian hurup hurup sayang sekali saya tidak dapat menterjemakan isi tulisan tersebut, mungkin para ahli arkiolog dan purbakala lah yang menguasai peninggalan ini. Sementara batu tegak terdapat tulisan palawa dengan adanya gambar seperti keris. 
Setelah itu kami kembali ke parkiran mobil, namun sebelumnya kami isi dengan foto dikebun wartel tersebut. 


Singgah di Persiapan Pesta / Nayuh di OKU Selatan 

Melewati step by step tujuan distinasi yang kita kunjungi, saat itu langsung meluncur menuju danau Ranau untuk visit ke Candi Jepara (candi Kebayan), pada saat perjalanan kita disajikan pemandangan perbukitan, persawahan dan perkebunan serta perkampungan-perkampungan. hingga sampailah kita di sebuah kampung/ desa dimana saya tidak tau nama desa tersebut karena tidak sempat mengobrol lama. Di desa ini sedang ada kegiatan yang dalam bahasa Lampungnya "Nayuh" = Pesta. disini unik karena para ibu-bu dengan memasak untuk pesta tersebut di depan rumah, dengan membuat bangsal yang besar dan alat masak kulai / belangah. ini pemandangan yang unik dimana akan sulit sekali mencari kegiatan seperti ini di dearah lain. Ibu ibu tersebut sangat menerima kami, malah mereka senang difoto yang mereka kerjakan itu. tidak begitu lama kami di sana, karena tujuan kita harus diutamakan yaitu ke Candi Jepara (candi Kebayan). perjalananpun dilanjutkan.

Berikut ini video ibu ibu lagi masak di acara nayuh..

Candi Jepara (candi Kebayan)
tidak begitu lama kami di situs batu ketulis, kami lanjutkan ke situs yang lebih besar lagi yaitu: Candi Jepara (candi Kebayan). Situs ini termasuk tidak termasuk kedalam adminstrasi Provinsi Lampung tetapi sudah masuk wilayah Ogan Komering Ulu Selatan propinsi Sumsel, situs ini masuk di wilayah danau Ranau. Situsnya terlatak di desa jepara.... 
Setelah di lokasi ternyata candi ini terletak di dalam perkebunan kopi, tetapi candi ini sangat jauh dikatanya berbentuk karena semua tersisa batu puing di sekitar lokasi ini yang tidak tersusun rapi., Akan tetapi dari jenis batu dan desain candinya mirip seperti candi - candi  ada di pulau Jawa. kemudian saya coba mengamati tanah disekitar candi, dimana tanahnya sangat hitam, gembur dan subur sekali, sampai saya berasumsi, apakan candi yang tersisa sekarang adalah puncak segi empat diri sebuah candi yang besar, yang inti mungkin badan candi ini terkubur di dalam tanah. Karena melihat bentuk tanahnya yang subur dan gembur. Ya mungkin para peneliti sejarah bisa mengungkap semua ini. 


yuk simak video candi jepara batu kebayan berikut ini: 

setelah segala sesuatunya cukup akhirnya kita bergegas menuju Danau Ranau kembali.


Memandang Seminung Dari Seberang 
Danau Ranau adalah danau terbesar di pulau Sumatera, dimana danau ini terletak di perbatasan anatar provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan. dimana hampir sebagian besar wilayah danau ini masuk dalam propinsi Sumsel, namun kebalikannya masyarakat banyak menyebutnya kkalau danau Ranau terletak di Lampung Barat.  Di tepi danau ini terdapat gunung yang menjulang sangat indah sekali jika pandang pada kondisi cerah, gunung tersebut adalah gunung Seminung. jikapun kita berada dipuncak Seminung maka pemandangan sebaliknya tidak indah dimana di puncak tersebut kita melihat danau Ranau ini berbentuk seperti hurup 'U' Simakan Artikel ............
JIka kita berada di bagian seberang atau tepatnya di kawasan resort PUSRI, maka kita akan Memandang Seminung Dari Seberang, nampak indah gunung yang megah di tepi danau yang jernih.
Kegiatan kami di tepi danau Ranau tidak begitu lama, dimana kita hanya duduk-duduk menyaksikan anak anak lagi mandi, terus sebagian teman-teman asik berfoto ria. sebgian yang lain sibuk memainkan video mereka. 
Menjelang magrib kitapun tancap gas menuju ke penginapan kembali karena esok hari kegiatan masih full dari serangkain Festival Skalabrak ke 4 tersebut. 

Saksikan keseruan kami di bukit bawang bakung Geredai Pada artikel berikutnya: 

Bukit Bawang Bakung : Menikmati Selimut Embun di Kaki Pesagi