Berisi tentang cerita, foto, video, hoby, Aktivitas, dalam perjalanan petualang dan pencari pengalaman

Showing posts with label tempat wisata Lampung Barat. Show all posts
Showing posts with label tempat wisata Lampung Barat. Show all posts

8/21/17

Bukit Bawang Bakung : Menikmati Selimut Embun di Kaki Pesagi

10:25 PM 0
Bukit Bawang Bakung  merupakan sebuah bukit kecil di bawah bukit Gerdai yang terletak di pekon / desa Kembahang kecamatan Batu Brak, kabupaten Lampung Barat.

Bukit Bawang Bakung sudah terkenal beberapa tahun ini karena pemandangannya yang begitu indah terutama pada pagi hari dimana pengunjung  menikmati selimut embun di kaki Gunung Pesagi, Pengunjung dimanjakan dengan pemandangan kabut yang menyelimuti pegunungan, hutan dan perkebunan serta perumahan penduduk, dilengkapi lagi pemandangan persawahan.

Jika cuaca mendukung di Bukit Bawang Bakung, ini pengunjung dapat dimanjakan dengan pemandangan kabut yang memutih bak kapas dilatar belakangi indah menjulang Gunung Pesagi. 
Bukit Bawang Bakung  Geredai Lampung Barat
Pemandangan Bukit Bawang Bakung  Geredai Lampung Barat

Sejak lama saya berkeinginan berkunjung ke Bukit Bawang Bakung , tetapi selalu saja terbatalkan karena ada agenda ataupun situasi dan kondisi tidak mendukung. saya mendapatkan informasi keelokan pemandangan di Bukit Bawang Bakung dari foto oleh fotografer kawakan di Liwa / Lampung Barat, ya mas Eka Fandiasfara. melalui akun sosmed beliau saya begitu decak kagum dengan keindahan alam bumi Sekalabrak ini.

Pada akhirnya sayapun di pagi itu berhasil menginjakan kaki di Bukit Bawang Bakung, tapi sangat disayangkan cuaca tidak mendukung sehingga kami tidak mendapatkan pemandangan kabut yang menjadi idaman saya sejak lama tidak tercapai, akan tetapi rasa syukur dan bangga tetap tertanam di jiwa karena sudah bisa melihat langsung dengan mata kepala, dimana lokasi yang menjadi hit di Lampung Barat ini. 

Bukit Bawang Bakung  Geredai Lampung Barat

Kami menyempatkan berkunjung ke bukit Bawang Bakung ini, karena merupakan rangkaian trip dari para blogger, traveler dan photografer dalam rangka meliput acara Festival Sekalabrak ke 4 di kota Liwa bersama-sama dari tim lain : @akunrino, @sailiwa, @gunanto, mas Eka sendiri, dan teman-teman yang lainnya. Kami yang sehari sebelumnya sudah meliput kegiatan Hippun Adat di Kepaksian Bejalan Diway, pada pagi hari selepas subuh, langsung tancap melewati dinginnya hawa pegunungan bukit Barisan Selatan, dari penginapan Piknik Liwa ke arah pekon Kembahang. 

sekitar 15 menit kami sudah tiba di lokasi perkampungan terakhir, disana juga kami memparkir mobil karena medan jalan yang sempit dan hanya bisa dilewati satu mobil saja, atas kesepakatan kami diunjal dengan motor, alhamdulillah ternyata para teman-teman yang membawa motor cukup sehingga kami cukup sekali jalan menunju puncak bukit Bawang Bakung, ternyata tanjakan ke bukit ini cukup tinggi dan curam, ada teman yang harus turun dari motor karena tidak kuat motor yang dikendarai, Bahkan ada yang terjatuh, tetapi alhamdulillah semua teratasi dengan baik. Bagi yang sudah ahli dengan tanjakan seperti adalah hal yang biasa. Saya saat itu dibonceng oleh Aries (photografer yang bekerja di dinas pariwisata Pesisir Barat), cukup mahir dengan medan seperti ini, sehingga saya bisa enjoy dan tiba lebih awal di puncak bukit ini.


Bukit Bawang Bakung  Geredai Lampung Barat
Setelah tiba di puncak Bukit Bawang Bakung , kami disajikan pemandangan kabut yang memutih, walau ada obrolan dari teman yang sudah beberapa kali ke bukit ini : "wah kita hari ini tidak mendapatkan kabut yang bagus" tetapi bagi saya sudah senang sekali sudah bisa berdiri di bukit ini, bukit yang penuh dengan rumput ilalang yang menghijau. keindahan menjulang gunung Pesagipun tak tampak, semua tenggelam ditutup kabut pekat. namun secara keseluruhan kita tetap bahagia. Selanjutnya cerita tentang Bukit bawang bakung ini Dari cerita mas Eka, "bukit ini adalah lahan milik warga yang dulunya ditanam kopi tetapi karena kurang begitu diurus sehingga bukitnya kembali penuh ilalang malah menjadi objek untuk menikmati kabut" 

Untuk mencapai Bukit Bawang Bakung  tidaklah sulit karena dengan kendaraan roda empatpun bisa dijangkau (catatan: driver sudah ahli medan tanjakan). Bukit ini adalah  Rute menuju bukit Bawang Bakung  ini adalah dari kota Bandar Lampung tentu menuju ke Kota Liwa, untuk menuju ke bukit ini sebelum memasuki kota Liwa tepatnya setelah tiba di kecamatan Batu Brak, silahkan mencari pekon/desa Kembahang, di pekon  ini masuk ke jalan sebelah kiri jika dari Bandar Lampung, melewati Gedong dalom kepaksian Bejalan diway. terus ikuti jalan masuk hingga ada turunan, melewati sawah, hingga ada mushola, setelah mushola ada kampung terakhir, jika ragu dengan tanjakan tersebut maka bisa parkir di kampung terakhir tersebut. semoga bisa menikmati keindahan negeri berselimut kabut.

Bukit Bawang Bakung  Geredai Lampung Barat

Bagi para anak muda kekinian tidak lengkap jika belum berfoto ria di Bukit Bawang Bakung, dijamin tidak akan kecewa jika sudah berfoto foto di bukit ini. 

Bukit Bawang Bakung  Geredai Lampung Barat

Setelah dirasa cukup kami pun turun dari Bukit Bawang Bakung  dan menuju ke Lembah Sekalabrak, simak artikel tentang keindahan lembah yang begitu indah.. 

simak video selama di bukit bawang bakung berikut ini semoga berkenan 

8/16/17

Festival Skalabrak : Mengenal Lampung Barat Lebih Dalam

10:19 PM 0
Festival Skalabrak
Dalam rangka untuk menghadiri kegiatan Festival Sekala brak ke IV, saya yang tergabung dalam tapis blogger berangkat menuju Liwa Kabupaten Lampung Barat. Festival Skala brak adalah salah satu hajat besar dari dinas pariwisata Kabupaten Lampung Barat dalam menggali dan mempromosikan wisata budaya yang ada di Lampung Barat. Pada kegiatan ini terdiri dari banyak rangkaian kegiatan yang berangsung dari tanggal 31 juni hingga 6 agustus 2017. Rangkaian kegiatan Festival Sekala brak ke 4 tahun 2017 ini meliputi : grand opening festival sekala brak 4 dan liwa fair 2017, lomba lagu pop Lampung dan Lomba renang merathon, Hippun adat saibatin Paksi pak sekala brak, Semalam di bumi sekala brak, Karnaval kemilau budaya  bumi sekela brak, lomba tari kreasi lampung , lomba nyamabai, lomba fasion show dan festival band, lomba jelajah alam kawasan TNBBS (Taman Nasional Bukit Barisan Selatan), Grand closing dan pameran foto "eksotisme sepotong surga".

Perjalanan Menuju Liwa
Hari pertama kita berangkat dari kota Bandar Lampung menuju Kota Liwa, Ibu kota kabupaten Lampung Barat, dengan menumpak mobil travel kita meluncur dari jam 11.30 WIB hingga tiba di Kota Liwa Pukul 17.00 WIB.  Diantarkan mobil Inova dengan pak sopir travel yang ramah dan akrab membuat kita menjadi lebih nyaman menikmati perjalanan menuju pegunungan Bukit Barisan Selatan. Obrolan dan candaan mengisi suasana akrab kami di mobil yang akhirnya kami terlena dalam buay tidur di perjalanan, setelah santap siang di Kota Bumi, kami kembali jengar, obrolan dan candaan kamipun berlanjut, sepanjang perjalanan mendaki dan berkelok di pegunungan serta sajian indahnya pemandangan menjadi kenikmati tersendiri bagi kami.
Diperjalanan kami sempatkan berhenti di mesjid indah kawasan Rest Area Sumberjaya, kami sempat berfoto - foto di depan masjid tersebut, selanjutnya kami lanjutkan perjalanan hingga tiba di Kota Liwa kita disajikan pemandangan pegunungan dan sejuknya hawa pegunungan. 
Sebelum kami didrop di penginapan /homestay piknik Liwa, kami diantarkan oleh sang sopir ke taman HamTubiu serta ke gapura Kebun Raya Liwa. Disana kami sempatkan menikmati jajanan buah duren dan kami berfoto ria. Setelah itu kami baru menuju penginapan. 
Gapura Kebun Raya Liwa
Sumber foto :Rasuane Noor


Shoot udara Penginapan piknik Liwa di Seranggas Kota Liwa
Sumber Photo: Adien Rohyanudin ( AerotteamLla
Teman Baru Bertemu tapi Mengikat
Sajian Menu makan malam kita di Piknik Liwa Homestay
Sumber foto :Rasuane Noor
Kita yang terdiri dari para blogger Lampung, traveler, fotographer, dan Videografer yaitu  pada kesempatan ini kami dari Tapis Blogger, Traveler : ZaQi Hidayat, Lency dan MC kondang lampung yang sekaligus travelblogger mas @duniaindra, serta tim aeromodeling lampung: Adien, Alan,  dan Jona. Kita tinggal satu penginapan yaitu di penginapan @piknikliwa milik mas Eka Fandiasfara. Mas Eka seorang guru yang menekuni dunia photography, jam terbangnya pun sudah tidak diragukan lagi di Lampung. Keramahan dan kesejukan di homestay ini membuat kami dibuay di Kota dengan selogan "Liwa kota berbunga", serta yang lagi trend "Sekala Brak  Negeri Berselimut Kabut".  Selain tempat tidurnya sudah mupuni juga kita disajikan makanan khas Lampung Barat, seperti sambal ghandak, sambal tempoyak, gulai krece/liling (lupa bahasa Lampungnya), dan gulai taboh, tidak ketinggalan lalapan, waw nikmat temon..hehe.. 

Selanjut malam pertama kita isi dengan ngobrolan asik bersama mas Eka dan sesama teman team lain, disela sela obrolan sajian makanan khas Lampung Barat yaitu kue TAT dan Kue cucur Serta nikmatnya kopi  Lampung membawa kita hingga larut malam sampai terbuay didalam selimut karena dukungan sejuknya dingin pegunungan. 

Kearaban kita antara sesama trip dan tuan rumah seakan membawa suatu chemistry sendiri, walaupun kita baru bertemu pada saat acara ini dan baru menginap di penginapan piknik liwa ini tapi memberikan suasana kekeluarga yang kental, seakan akan ada sesuatu yang mengikat sehingga kita bisa jadi padu. Semoga silahturahmi kita selalu terjaga.. Aamiin

Acara Hippun Agung di Gedong Dalom Kepaksian Bejalan di Way
Keesokan harinya kami setelah sarapan pagi, kami menuju ke Gedong Dalom di Kembahang tepatnya di Kepaksian Bejalan Diway. Di sini diadakan acara Hippun Agung yang merupakan rangkaian dari acara Festival Skalabrak ke 4 ini. Sedikit obroloan dengan bapak Marzuk SIP, kabid pemasaran pariwisata Lampung Barat, beliau menyampaikan bahwa Hippun agung anodalah suatu acara berhimpun atau bermusyawah bersama yang berhubungan dengan adat saibatin khususnya di Negeri Skalabrak, dalam hippun ini ada beberapa kesepakan dari hasil musyawarah tersebut. 
Tangga lengkap dengan ornamen hand made untuk masuk ke Gedong dalom Kepaksian Bejalan diway

kondisi di dalam Gedong dalom Kepaksian Bejalan diway ebelum acara di mulai

sajian menu makanan di ruang Gedong dalom Kepaksian Bejalan diway

Sempat berfoto bersama dengan  Sultan Jaya Kesuma IV di Gedong dalom Kepaksian Bejalan diway

atraksi silat selalu ditampilkan dalam menyambut tamu yang datang pada acara hippun adat di Gedong dalom Kepaksian Bejalan diway

tamu disambut dengan singgahsanah yang penung dengan ornamen seni dengan warna merah dominan di sam[ing warnai lain.

setiap tamu yang datang disambut dengan ramanh dan alunan musik khas Lampung Saibatin

tamu dipersilahkan untuk memasuki Gedong dalom Kepaksian Bejalan diway
Acara hippun ini berlangsung dari pagi hingga siang. Dimana pagi-pagi pihak tuan rumah Kepaksian Bejalan Di Way, yang dipimpin sultan Selayar Akbar, gelar Sultan Jaya Kesuma ke 4. Mempersiapkan semua untuk menyambut seluruh tamu yang datang. Selanjutnya penyambutan para tamu yang datang, selanjutnya ke acara inti, pada acara inti dibuka dengan adanya tampilan seni tari. Sebelum tarian tampil saya sempat ngobrol dengan salah satu penari yang bernama Tamara, gadis belia siswi MAN 1 Liwa Lampung Barat. Disela sela sebelum tampil, gadis cantik ini bercerita tentang tari yang akan mereka bawakan.  Tema tarian adalah Campai mak bejunjungan yang artinya daun sirih ada patokannya, tarian yang dipimpin oleh Delta gautama  dengan nama sanggar Buay Berjalan Diway. Penampilan gemolek para penari begitu anggung dengan personil Penarinya 4 pengawal, dayang 11, satu ratu. 
group sanggar tari yang dipimpin oleh Delta gautama  dengan nama sanggar Buay Berjalan Diway
Pada saat acara inti disampaikan hasil kesepakan dari Hippun Agung tersebut, berikutnya yang sempat kami catat : mempertahankan Tugu Ara, dari  bentuknya tapi  dapat diganti namanya: monumen paksi pak. Diberi taman dan pilosofi : bhw paksi pak segala pak sekala brak berdiri, tumbuh dan berkembang ke berbagai daerah namun tetap berpegang teguh pada norma adat paksi pak skala brak. Selanjutnya, pejabat memberikan petunjuk dan bimbingan kepada pejabat baru terkait kearifan lokal. Keberadaan gedung dalom, lamban dalom, dll diberi rambu dan petunjuk keberadaan bangunan tsb untuk memudahkan pengunjung/wisatawan, Begitupula dg wisata2 lainnya. Begitu juga membudayakan bahasa Lampung Saibatin yang asli tanpa ada unsur serapan ke bahasa lain, sehingga akan menjaga keaslinya bahasanya baik pengucapan maupun tulisannya. 

Berikut ini acara Hippun adat dalam video, selamat menyimak. 


Setelah acara inti selesai ditutup dengan penampilan tarian dari anak-anak yang masih tergabung dari sanggar Buay Berjalan Diway pimpinan Delta Gautama. Tarian yang mencerptakan tentang masa anak belia yang asik diwarnai masa belajar dan bermain. 
Selanjutnya setelah selesai kegiatan Hippun adat di Kepaksian Bejalan di Way, kami lanjutkan kegiatan untuk berkunjung ke situ peninggalan sejarah yaitu situs Batu Tulis dan Candi Jepara (candi Kebayan). 

Situs Batu Tulis
Setelah setengah hari full mengikuti acara hippun adat di kepaksian Bejalan Di Way. Kami berembuk untuk ngisi acara siang sampe sore, kira kira kemana? Hingga tecetulah dari kita berkunjung ke peninggalan sejarah di Lampung Barat. Mas Eka (owner homstay piknik liwa) mengajak kita ke situs Batu Tulis dan Candi Jepara (candi Kebayan). 
Situs Batu ketulis di Liwa Lampung Barat
Beristrahat sebentar, selasai sholat langsung cus ke situs Batu ketulis, situs ini terletak pekon Kabupaten Lampung Barat. Setika tiba di situs ini ternyata terletak di tengah-tengah kebun sayuran. Saat itu lagi penuh dengan tanaman wartel. Di tengah kebun wartel yang menghijau kami langsung masuk pondok tempat situs tersebut berada. Di situs ini terdapat beberapa batu yang mana satu batu lebar ukuran bulat dengan beraturan dengan deameter sekitar 1 meter. dan satu batu tinggi tegak ukuran sekitar 1 meter, di samping batu batu tersebut banyak kecil yang waktu tidak sempat saya hitung.

Pada batu besar tersebut terdapat tulisan hurip palawa dengan adanya gambar hewan bermoncong agak panjang, sekilas mirip babi atau tapir. Di batu ini rangkaian hurup hurup sayang sekali saya tidak dapat menterjemakan isi tulisan tersebut, mungkin para ahli arkiolog dan purbakala lah yang menguasai peninggalan ini. Sementara batu tegak terdapat tulisan palawa dengan adanya gambar seperti keris. 
Setelah itu kami kembali ke parkiran mobil, namun sebelumnya kami isi dengan foto dikebun wartel tersebut. 


Singgah di Persiapan Pesta / Nayuh di OKU Selatan 

Melewati step by step tujuan distinasi yang kita kunjungi, saat itu langsung meluncur menuju danau Ranau untuk visit ke Candi Jepara (candi Kebayan), pada saat perjalanan kita disajikan pemandangan perbukitan, persawahan dan perkebunan serta perkampungan-perkampungan. hingga sampailah kita di sebuah kampung/ desa dimana saya tidak tau nama desa tersebut karena tidak sempat mengobrol lama. Di desa ini sedang ada kegiatan yang dalam bahasa Lampungnya "Nayuh" = Pesta. disini unik karena para ibu-bu dengan memasak untuk pesta tersebut di depan rumah, dengan membuat bangsal yang besar dan alat masak kulai / belangah. ini pemandangan yang unik dimana akan sulit sekali mencari kegiatan seperti ini di dearah lain. Ibu ibu tersebut sangat menerima kami, malah mereka senang difoto yang mereka kerjakan itu. tidak begitu lama kami di sana, karena tujuan kita harus diutamakan yaitu ke Candi Jepara (candi Kebayan). perjalananpun dilanjutkan.

Berikut ini video ibu ibu lagi masak di acara nayuh..

Candi Jepara (candi Kebayan)
tidak begitu lama kami di situs batu ketulis, kami lanjutkan ke situs yang lebih besar lagi yaitu: Candi Jepara (candi Kebayan). Situs ini termasuk tidak termasuk kedalam adminstrasi Provinsi Lampung tetapi sudah masuk wilayah Ogan Komering Ulu Selatan propinsi Sumsel, situs ini masuk di wilayah danau Ranau. Situsnya terlatak di desa jepara.... 
Setelah di lokasi ternyata candi ini terletak di dalam perkebunan kopi, tetapi candi ini sangat jauh dikatanya berbentuk karena semua tersisa batu puing di sekitar lokasi ini yang tidak tersusun rapi., Akan tetapi dari jenis batu dan desain candinya mirip seperti candi - candi  ada di pulau Jawa. kemudian saya coba mengamati tanah disekitar candi, dimana tanahnya sangat hitam, gembur dan subur sekali, sampai saya berasumsi, apakan candi yang tersisa sekarang adalah puncak segi empat diri sebuah candi yang besar, yang inti mungkin badan candi ini terkubur di dalam tanah. Karena melihat bentuk tanahnya yang subur dan gembur. Ya mungkin para peneliti sejarah bisa mengungkap semua ini. 


yuk simak video candi jepara batu kebayan berikut ini: 

setelah segala sesuatunya cukup akhirnya kita bergegas menuju Danau Ranau kembali.


Memandang Seminung Dari Seberang 
Danau Ranau adalah danau terbesar di pulau Sumatera, dimana danau ini terletak di perbatasan anatar provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan. dimana hampir sebagian besar wilayah danau ini masuk dalam propinsi Sumsel, namun kebalikannya masyarakat banyak menyebutnya kkalau danau Ranau terletak di Lampung Barat.  Di tepi danau ini terdapat gunung yang menjulang sangat indah sekali jika pandang pada kondisi cerah, gunung tersebut adalah gunung Seminung. jikapun kita berada dipuncak Seminung maka pemandangan sebaliknya tidak indah dimana di puncak tersebut kita melihat danau Ranau ini berbentuk seperti hurup 'U' Simakan Artikel ............
JIka kita berada di bagian seberang atau tepatnya di kawasan resort PUSRI, maka kita akan Memandang Seminung Dari Seberang, nampak indah gunung yang megah di tepi danau yang jernih.
Kegiatan kami di tepi danau Ranau tidak begitu lama, dimana kita hanya duduk-duduk menyaksikan anak anak lagi mandi, terus sebagian teman-teman asik berfoto ria. sebgian yang lain sibuk memainkan video mereka. 
Menjelang magrib kitapun tancap gas menuju ke penginapan kembali karena esok hari kegiatan masih full dari serangkain Festival Skalabrak ke 4 tersebut. 

Saksikan keseruan kami di bukit bawang bakung Geredai Pada artikel berikutnya: 

Bukit Bawang Bakung : Menikmati Selimut Embun di Kaki Pesagi

3/26/17

Ceritaku Potensi Kawah Gunung Sekincau Lampung Barat

7:25 AM 4
Gunung Sekincau adalah salah satu Gunung yang ada di Kabupaten Lampung Barat, gunung ini memiliki kawah yang cukup luas dan sangat berpotensi sekali sebagai tempat wisata atau geotermal.

Gunung Sekincau di Lampung Barat ini, jika dari jalan raya liwa / lintas sumatera tampak ke arah barat sejak memasuki kecamatan Way Tenong. Tetapi akan tampak jelas ketika telah sampai di kecamatan Sekincau, karena kecamatan ini langsung terletak paling dekat atau bawah gunung Sekincau. akan tetapi kawahnya tidak terlihat. Nampak dari jauh gunung ini tidak begitu megah menjulang, tetapi cukup tinggi. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 1881 mdpl merupakan bagian dari gugusan pegunungan Bukit Barisan Selatan. Di sekitaran ini banyak terlihat puncak puncak yang lain seperti Gunung Subhanallah, bukit Rigis, gunung rindingan dan lainnya.


Kecamatan Sekincau merupakan kecamatan yang terletak di kaki Gunung Sekincau terkenal dengan penghasil sayuran atau bahkan sentral sayuran di Lampung selain itu terkenal sebagai wilayah paling dingin di Lampung Barat karena kecamatan ini paling dekat dengan puncak gunung Sekincau.

Kecamatan Sekincau hampir sama dengan kecamatan Way Tenong yang merupakan penduduknya majemuk terdiri dari banyak suku bangsa, dengan profesi penduduk sebagai petani kopi dan sayuran. Wahh ceritanya udah menjalar kemana-mana nih.. Yuhuu yang saya ulas saat ini bukan penduduknya tetapi keadaan alamnya.. Yaitu alam kawah dari gunung Sekincau..  kawah atau sumber panas bumi di masyarakat setempat menyebutnya "Gemburak", ada juga menyebutnya "air panas"
Add captionKawah Gunung Sekincau Lampung Barat 
Yaa,, saya menyebut tempat ini kawah Gunung Sekincau karena saat saya berkunjung ke Kawah Putih dan gunung Tangkuban Perahu, gumbarak di daerah Gunung Sekincau ini mirip sekali dengan kedua tempat itu. Sehingga saat itu saya sudah berasumsi itu adalah kawah Gunung Sekincau karena letaknya pas di kaki Gunung Sekincau sebelah Selatan. Sedangkan sebelah barat dan utara gunung sekincau adalah Kota Sekincaunya. Sebelah timur adalah kecamatan Way Tenong.

Untuk mencapai kawah atau geotermal, gemburak, panas bumi di gunung Sekincau ini melalui Desa Sukananti Kecamatan Way Tenong Lanjut Ke Air Putih Dua, terus ke talang Bukit, di talang bukit lanjut hingga ke kawah.

Dari jelajah yang perna saya jalani aliran sumber air panas atau geo termal ini menyatu dengan sungai Air Abang selanjutnya ke sungai Air Kelat dan akhirnya menyatu dengan Air Hitam hingga menyatu dengan sungai Way Besai. Dari cerita kakekku almarhum Baharudin "karena aliran dari gumbarak ini menyebabkan sungai-sungai berubah warna dan disebut oleh masyarakat pendahulu", sehingga di sekitaran Way Tenong terkenal dengn sebutan air hitam, air putih, air kelat, air abang dan lainnya. Itulah cikal bakal nama-nama air disana.
Aliran Kawah Gunung Sekincau Lampung Barat 
Berita tentang kawah Gunung Sekincau belum begitu banyak di media media sosial, 2 hari saya baru melihat foto -foto di akun instagram  fotografer profesional Lampung Barat, mas Eka Fendiaspara, memposting foto-foto Kawah gunung Sekincau ini, dengan tema "Geo thermal Sekincau Lampung Barat, menampilkan foto yang sangat indah dan hamparan kawah yang luas. 
selain itu sebenarnya saya sempat memposting foto-foto  tempat ini, sekitar 7 tahunan lalu, dengan kamera tangan type lama saya abadikan, lalu saya publish di blog bunga rampai saya dengan link wanennoor.blogspot com. 

Saya berkunjung ke sana untuk kesekian kaliannya terakhir pada saat itu saya diajak rekan yang bekerja di Tempo untuk berkunjung ke sumber panas bumi yang ada di Lampung Barat. Saya langsung tawarkan untuk berkunjung ke Gemburak /Kawah Gunung Sekincau,  alasan saat itu karena aksesnya paling dekat dengan kampungku serta mudah untuk dijangkau.  Sedangkan jika ke Suoh medannya sangat ekstrim dan belum sebagus pada saat ini. Akhirnya kami berangkat berdua dengan menyewa ojek gunung yang ada di desa Sukananti Kecamatan Way Tenong. Saat itu keadaannya sudah berubah sejak saya berkunjung saat masih sekolah dan kuliah.
Kawah Gunung Sekincau Lampung Barat 

Pada saat saya berkunjung masa sekolah dulu, terdapat jalan mobil karena pada saat itu mobil hardtop hilir mudik mengakut kayu di hutan sekitaran kawah ini, banyak sekali pekerja mengangkut dan memotong kayu kayu besar. Saat itu saya tidak paham, tentang illegal loging dan menebangan liar, ya masih muda masih senang sanangnya bermain belum mengerti apa itu global warming dan lainnya. Dulu saya sangat senang sekali menikmati bermain di kayu kayu besar yang sudah ditebang kemudian dibuat kayu papan dan balok balok. Bahkan saya dan teman-teman mengambil jamur kayu yang tumbuh dibekas penebangan itu untuk dibawa pulang dan enak sekali dimasak pepes oleh ibu. Coba dehh pepes jamur kayu pupuran .. Hehehe...

Selanjut masih masa belia itu, saya sering dilarang oleh kakek dan ibu jika bermain sekitar hutan karena banyak gajah dan hewan buas lainnya, jika pengalaman melihat kawanan gajah liar, saya sering diam diam dengan kawan main semasa kecil main ke pinggir kampung /pinggir hutan melihat kerumunan gajah diseberang bukit sedang berjalan dan pernah juGa  lihat sedang tidur tiduran di kebon kopi. Saat itu jejak dan kotoran  gajah sering sekali ditemukan dipinggir-pinggir hutan bahkan di pinggir kampung. Sering sekali ada suara suara warga yang menghalau dan mengusir gajah. Ya masa masa itu sekarang membuat kangen.. Selain itu serta perna menyaksikan juga hutan sekitar kawah ini dan gunung Sekincau terbakar, jika malam terlihat sekali nyala api di rumah. Ketika itu perba ikut melihat para warga memadamkan api di hutan tersebut, akhirnya pulang pulang dimarah kakek.

Nah pada saat saya berkunjung 7 tahunan lalu kondisi sudah berubah, jalan mobil sudah tidak ada lagi, jalan setapakpun sudah susah, kami mengira ngira saja jalan yang perna ada, semua tertutup semak ilalang, tapi akhirnya sampai juga ke pusat kawah ini, pada saat itu seperti sudah jarang sekali yang mengunjungi kawah ini, dari jejak yang kami lihat terdapat banyak jejak babi hutan dan beberapa jejak kali kucing besar.

Saat melihat postingan Eka Fendiaspara tersebut saya berkeinginan untuk ikut serta memblow up lokasi ini menjadi sebagai tempat kunjungan wisata yang kekinian. Seperti yang sudah terkenal yaitu Kawah Putih dan Tangkuban Gunung Perahu di Bandung. Pengalaman saya disini, kawahnya cukup luas dan memiliki pemandangan yang bagus. Apalagi para pecinta adventure. Jika banyak yang datang otomatis secara berlahan kegiatan ekonomi kecil akan muncul misalnya warung kecil, pedagang minuman dan lain lainnya.

Rumor yang perna saya dengar dari warga Way Tenong bahwa perna akan dibangun pusat geo termal / panas bumi di daerah ini, bahkan pemangku adat dan pejabat desa sudah perna dikumpulkan untuk mendiskusikan pembangunan tersebut, tetapi sampai sekarang saya tidak mendapatkan kabar berita yang jelas. Ya semoga semua dibangun untuk kemajuan dan kemakmuran semua tapi bukan untuk kalangan tertentu saja.  Bahkan ditakutkan jadi miris, ada pembangunan suatu tempat dengan untung yang luar biasa, tetapi masyarakat setempat malah miskin, semoga saja hal itu tidak terjadi lagi.
Semoga masyarakan semakin maju, makmur, cerdas dan berwawasan lingkungan. 

Yuk kita kenalkan wilayah kita bahwa kita cinta negeri, bukankah ada selogan "everyone can be ambasador tourism" setiap orang dapat menjadi duta wisata. Ya dengan cara bercerita ke orang lain, berbagi/share di media sosial : facebook, instagram, twitter, path, whatapp, dan lainnya..

3/24/17

Potensi Wisata di Kecamatan Way Tenong dan Sekitarnya Di Lampung Barat

12:09 PM 1
Way Tenong adalah salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Lampung Barat, kecamatan Way Tenong merupakan daerah pegunungan yang merupakan bagian dari gugusan pegunungan Bukit Barisan Selatan di pulau Sumatera. 

Penduduk di kecamatan Way Tenong merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari suku-suku adat : Semendo / Semende, Jawa, Sunda, Lampung Sai Batin dan Pepadun, Padang, Batak, dan Bali. 

Kecamatan Way Tenong dengan pusat kantor camatnya di desa Simpang Mutaralam, dan terdiri dari desa-desa Fajar Bulan, Puralaksana, Karang Agung, Simpang Mutaralam, Tanjungraya, Sukananti, Sukaraja, Padangtambak, Sindang Pagar. 

Penduduk Way Tenong banyak berprofesi sebagai petani dengan pengahasilan utamanya adalah kopi, padi, lada, pisang, dan  hasil perkebunan lainnya. di sini terkenal dengan pusat penghasil kopi rabusta organik. hasil alam ini menjadi penopang ekonomi yang ada di kecamatan ini. 

Menilik Potensi Wisata di Kecamatan Way Tenong. Makmur tidaknya suatu daerah tentu ditinjau dari segi ekonomi, ekonomi masyarakat semakin meningkat maka tingkat kesejateraan penduduk akan bertambah, berbagai cara untuk peningkatan ekonomi masyarakat salah satunya dengan menambah penghasilannya. Saat ini berbagai cara untuk meningkatkan untuk menggalakan ekonomi kerakyatan, selain dari pertanian dan perkebunan. tidak kalah pentingnya dari aspek pariwisata. 

Sebagai wilayah di daerah pegunungan kecamatan Way Tenong tentunya memiliki hawa sejuk dan pemandangan pegunungan yang indah. pegunungan dan pemandangan yang indah sangat berpotensi sebagai salah satu tempat tujuan wisata. 

Berikut ini saya ulas beberapa potensi  wisata yang ada di kecamatan Way Tenong dan Sekitarnya  Di Lampung Barat: 

1. Kawah Gunung Sekincau / Geo termal yang ada di Talang Bukit. tempat ini sangat besar sekali potensi wisata. Daerah ini masuk dalam kawasan Lindung Taman Nasional Bukit Barisan Selatan tetapi berdekatan langsung dengan Kecamatan Way Tenong. Rute untuk mencapai kawah ini butuh perjuangan karena kondisi jalan yang semak dan ilalang serta menanjak, rute ke kawah ini di Kecamatan Way Tenong melewati Desa sukananti, lanjut ke dusun  Air Putih 2, terus naik ke Talang Bukit, dari Talang Bukit lanjut ikuti jalan setapak satu satunya di kawasan ini.
Kawah Gunung Sekincau / Geo termal yang ada di Talang Bukit

2. Sawah Bertingkat di Desa Simpang Mutar alam. Daerah ini sangat berpotensi  sebagai tempat Wisata di Kecamatan Way Tenong. Jika kalian melakuan perjalanan menuju Kota Liwa, pemandangan sawah ini dapat anda nikmati disebelah kanan jalan ketika mencapai desa simpang Mutar Alam. 
Sawah Bertingkat di Desa Simpang Mutar alam Kecamatan Way Tenong 

3. Air Terjun dan Puncak Mabar Jaya, Air Terjun ini belum di kelola tetapi sangat berpotensi sebagai tempat Wisata di Kecamatan Way Tenong. Ketika di Perjalanan menuju air terjun ini, di puncak ini kita dapat melihat pemandangan kebawah desa-desa di kecamatan Way Tenong serta gunung-gunung yang ada di sekitar seperti gunung Sekincau, Rgis, Rindingan dll.  serta dapat menikmati sejuknya air terjun Mabar Jaya. untuk mencapai puncak ini, dari dessa sukaraja terus ke menanjak ke Mabar Jaya. 
Air Terjun dan Puncak Mabar Jaya Kecamatan Way Tenong

4. Air Panas Air Putih.  Untuk mencapai lokasi air panas dapat melalui desa Padang Tambak, atau dapat juga melalui desa Sukananti Kecamatan Way Tenong. Tempat ini dulunya banyak digunakan tempat mandi menghilangkan penyakit kulit. Tempat ini jika dikelola sangat berpotensi menjadi sebagai kolam pemandian air panas sebagai tempat wisata maka akan dapat mendatangkan banyak pengunjung. Aliran air di mata air ini bergabung ke sungai Way Kabul. Karena airnya berwarna putih maka tempat ini disebut Air Putih.

5. Mata Air Mutar Alam dan Sungai CampangTempat ini berpotensi sebagai tempat Wisata di Kecamatan Way Tenong jika dikelola menjadi sebagai kolam pemandian maka akan dapat mendatangkan banyak pengunjung. 
Mata Air Mutar Alam dan Sungai Campang Kecamatan Way Tenong 

6. Ekowisata Perkebunan kopi, banyak tempat yang bisa menjadi tempat berpotensi sebagai agrowisata di Kecamatan Way Tenong, dengan dikelola dan di set menjadi kebun agrowisata sehingga akan menjadi tempat salah satu wisata di daerah ini. 
Eko wisata Perkebunan kopi Kecamatan Way Tenong 
7. Lomba Mancing Ikan di kolam pemancingan
Lomba mancing ikan sering sekali diadakan di di Kecamatan Way Tenong, apalagi dimusim bulan puasa, pastinya kolam kolam pemancingan penuh oleh para penggemar olaharaga pancing ini. Jika dikeola dengan banyak mak dapat menjadi tempat wisata pemacingan.
sawah Pemancingan di Kecamatan Way Tenong 

8. Air Terjun Air Abang. Air terjun ini terletak di kawasan air Abang dapat dijangkau melalui desa Sukananti, lanjut ke Sidomakmur hingga ke air Abang. Tempat ini berpotensi sebagai tempat Wisata di Kecamatan Way Tenong.
Air Terjun Air Abang

9. Air Terjun Subhan. Semasa saya kecil air terjun ini sangat hit, masa itu air terjunnya indah dan debit airnya yang deras. Tempat ini berpotensi sebagai tempat Wisata di Kecamatan Way Tenong.

10. Curug Air Terjun Padae 

11. Bumi Perkemahan Mabar Jaya 

Selain Kecamatan Way Tenong, Kecamatan lain di kabupaten Lampung Barat : Air Hitam • Balik Bukit • Bandar Negeri Suoh • Batu Brak • Batu Ketulis • Belalau • Gedung Surian • Kebun Tebu • Lumbok Seminung • Pagar Dewa • Sekincau • Sukau • Sumber Jaya • Suoh

1/21/17

Akhirnya aku Sampai di Puncak Gunung Seminung

10:15 PM 0
Indahnya pemandangan saat di puncak Gunung Seminung
 Gunung Seminung adalah yang terletak di tepi danau Ranau dan merupakan puncak tertinggi ke dua di Provinsi Lampung, Setelah gunung Pesagi, gunung Seminung memiliki ketinggian 1881 mdpl dan terletak di kawasan Bukit Barisan Selatan dan tepat di Tepi Danau Ranau. Gunung ini masuk ke wilayah provinsi Lampung. Alhamdulilah akhirnya kesampaian juga mencapai puncak gunung Seminung.

Pengalaman mendaki gunung Seminung ini bersama mahasiswa Mahepel Unila dengan ketua panitianya adalah Kelvin, peserta yang terdiri sekitar 50 orang dan 25 peserta dari umum, termasuk saya dan sisanya adalah Mahasiswa dari Mahepel Unila.

Saya gabung dalam kegiatan Pendakian Gunung Seminung ini pertama mendapatkan informasi dari share di group Backpackers Indonesia chapter Lampung, info dalam group bahwa ada penawaran untuk mendaki bersama ke puncak Gunung Seminung yang diadakan oleh Mahepel, kegiatan yang diadakan selama 4 hari 3 malam, pendakian bersama dan sekaligus bakti sosial ke masyarakat sekitar di kawasan wilayah titik pendakian ke puncak Gunung Seminung. 

Dalam kegiatan Pendakian Gunung Seminung ini diawali meet bersama 2 hari sebelum berangkat tanggal 17 januari 2017 di gedung F Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung,  saat meeting ini disampaikan jadwal dan kesiapan untuk berangkat mendaki, pada kesempatan ini juga disampai secara garis besar profil dari gunung Seminung.
beristrahat di Masjid di kawasan rest area
puncak Bodong Sumber jaya Lampung Barat
Selanjut pada hari H, kegiatan  Pendakian Gunung Seminung tepat tanggal 19 januari 2017, kita start berangkat  jam 10an setelah ucaparan pelepasan oleh pembantu dekan 3 FEB Unila. Berangkat ke desa Kota Batu Ogan Kemilir Ulu dengan melalui jalur Lampung Barat, ditempuh kurang lebih 7 jam dengan mengendari bis Unila.  Selama perjalan berhenti beristirahat di Bukit Kemuning selanjutnya meneruskan perjalanan tepat pukul 7 an malam tiba di kota batu, selanjutnya menaiki kapal di danau ranau, menuju ke lokasi titik pendakian yaitu tepatnya di sumber air panas di bawah gunung Seminung di pinggir danau Ranau.

Setelah sampai di lokasi di kaki Gunung Seminung daerah sumber air panas, kami sudah dipersiapkan lokasi pendirian tenda, yaitu di dekat kawasan sumber air panas tersebut, kami lanjut mendirikan tenda, kemudian masak lalu makan, sebelum istirahat tidur kami briefing sebentar untuk persiapan pendakian besok pagi.

Pagi-pagi jam 4, saya sudah bangun, saya siapkan makan untuk sarapan, kemudian subuhan, setelah sambil menunggu jam 6, saya bersama teman satu tenda berinisiatif mandi di air panas, setelah mandi kamipun siap berangkat melakukan pendakian ke puncak gunung Seminung, sekitar jam 7an pagi kami start mendaki setelah warming up. Perjalanan pendakian ke puncak Gunung Seminung dengan santai kami tempuh melewati perkebunan warga dengan jalur jalan setapak yang dapat dilalui sepeda motor. Kami melewati perkebunan yang menanjak landai, perkebunan yang kami lalui perkebunan campuran  coklat/kakoa,  kopi, lada, kebun buah jambu alpukat yang cukup teduh. Sekitar jam 8an kami sampai di lokasi musholla kami beristirahat sekitar 15 menit, disini kami menambah air dan persiapan membawa air lebih karena dari informasi para pendaki terdahulu, diatas tidak ada lagi sumber air. 

Setelah istirahat cukup, Pendakian ke puncak Gunung Seminung berlanjut, Setelah musholla tersebut kami menemukan sebuah plank pintu rimba, disini kami mulai mendaki yang lebih ekstrim dengan kondisi medan yang terus menanjak dengan tingkat kemiringan yang sangat curam.  Alhasil dengan waktu sekitar 5 jam menempuh rute Pendakian Gunung Seminung yang terus menanjak ini, kami sampai juga di puncak gunung Seminung. Dalam perjalanan setelah pintu rimba kami menemukan 4 tong sampah yang sudah disiapkan oleh pihak pecinta lingkungan, sepanjang perjalanan melewati rimba hutan tropis yang nampakanya sudah hutan sekunder. Di perjalanan pendakian Gunung Seminungini beberapa kali menemukan medan yang sangat licin dan curam sehingga harus menguras tenaga lebih.

Setelah sampai di puncak Gunung Seminung, semua kelelahan semua terbayar sempurna, karena disajikan pemandangan rumput savana 100 meter sebelum puncak dan juga dengan pemandangan ke bawah yaitu danau Ranau yang merupakan danau terbesar kedua di pulau Sumatera setelah danau Toba di Sumatera Utara. Selain itu pemandangan hutan dan juga tampak gunung Pesagi yang menjulang di Kejauhan. Dari informasi teman - teman pendaki yang lain, jika kondisi cerah, kita dapat melihat lautan. Tapi sayang saat kita di puncak ini, setengah mendukung, beberapa kali kabut menutup pandangan saat itu. Tapi rasa puasnya sangat fantastik, akhirnya saya berhasil menaklukan puncak yang disebut-sebut awal sejarah nenek moyang suku-suku yang ada di Lampung dan Sumbagsel.

Di puncak Gunung Seminung, kami abadikan dengan bereksis ria, berfoto, setelah itu kami upacara menaikan bendera Indonesia bersama, kemudian foto bersama, lalu kami makan bersama. Setelah cukup puas diatas puncak Gunung Seminung, kita kembali berkumpul dan memanjatkan doa syukur kepada Allah SWT, kami lanjutkan turun, start turun kurang lebih jam 4 sore, dengan berjalan turun santainya akhirnya jam 5an kami keluar pintu rimba dan sampai di mushola. Setelah istirahat setengah jam kami lanjutkan turun hingga jam 6.30 kami sudah sampai di lokasi camp. Setelah sampai saya lanjut mandi berendam air panas, setelah itu masak, makan lalu tidur.
mandi di air panas yang jenih dan mereflesikan tubuh
Kondisi lelah karena pendakian puncak Gunung Seminung masih terasa hingga pagi terutama bagian paha, betis dan bokong, luar biasa pendakian yang saya rasakan paling melelahkan. Pagi-pagi saya sudah berendam air panas lagi, hampir sejam saya nikmati berendam di air panas di tepi danau Ranau dan di bawah Kaki Gunung Seminung. Siangnya kami lanjut kegiatan bakti sosial yaitu pembersihan mushola, pembersihan tepi danau dan serah terima kenang-kenangan ke pada pihak pengelolah mushola dan kegiatan yang lainnya.  Selanjutnya sore  kami isi mandi bersama di Danau dan di sumber Air Panas.


Air panas yang dikelola oleh pemerintah untuk wisata di kaki gunung Seminung

Setelah malam kami isi dengan ramah tamah, makan bersama, api unggun dan hiburan bersama dengan nyanyi bersama.

Berikut ini video selama di lokasi, selamat menikmati: