Berisi tentang cerita, foto, video, hoby, Aktivitas, dalam perjalanan petualang dan pencari pengalaman

Showing posts with label Pulau Flores Komodo. Show all posts
Showing posts with label Pulau Flores Komodo. Show all posts

1/11/17

Menginjakan Kaki di Pulau Hewan Purba Komodo

12:04 AM 1
Komodo adalah hewan yang bernama ilmiah Varanus Komodoensis masuk dalam kelompok reptil yang memiliki ukuran bisa mencapai 3 meteran serta terdapat racun di ludah yang sangat mematikan. hewan ini juga sering disebut kadal terbesar di dunia yang merupakan hewan indemik asli Indonesia yang hanya mendiami Pulau Komodo dan sekitarnya. Komodo disinyalir sebagai hewan purba satu satunya spesies yang tersisa di muka bumi, gandangkan  hewan yang hidup pada jaman dinosaurus ini memiliki bentuk dan karakter yang khas. Pulau Komodo terletak di sebelah barat Pulau Flores yang masuk ke dalam Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Beberapa waktu lalu saya bersama team trip Jala Mana Nusantara menjelajah Pulau Flores dan Taman Nasional Komodo. Kami memulai trip untuk daerah Kawasan taman Nasional Komodo dari Kota Labuhan Bajo, dari sana kami menyewa kapal untuk melakukan jelajah atau sailing Komodo selama 3 hari 2 malam. kami sempat bermalam di Pulau Komodo di rumah warga. 

Rumah suku Komodo di Pulau Komodo
Bermalam di pulau Komodo yaitu di kampung Komodo, saya merasakan sensasi yang spektakuler, dapat menginjakan kaki dan bercengkrama dengan warga setempat. Sore itu kami tiba di dermaga kampung Komodo, kami langsung ke rumah warga yang notabene adalah pemilik kapal yang kami sewa. Di rumah tersebut kami letekan barang, sebagian langsung rebahan, ada yang langsung mandi dan ada mencari makan di warung, sedangkan saya istirahat sambil berkenalan dengan anak anak di pulau tersebut. "re auli komodo" kami sudah sampai di pulau komodo, ya itulah kalimat bahasa asli komodo yang saya dapatkan dari keakraban kami di sore itu, dari adik-adik tersebut saya mendapatkan cerita bahwa dulu ada kejadian anak kecil yang digigit komodo gara-gara dia bermain setelah memancing, sehingga bau ikan bekas mancing pada anak yang jadi korban tersebut mengundang komodo. sehingga anak tersebut meninggal dunia, tapi cerita itu sudah lama, dan sebagai tanda untuk anak-anak di pulau ini lebih hati-hati. bagaimana tidak mereka hidup satu pulau dengan binatang buas yang memiliki bisa mematikan serta memiliki daya mangsa sangat mengintai. 
 Selanjutnya obrolan dengan adik-adik asli pulau Komodo hanya singkat karena kami harus segera berberes. Setelah disuguhi gorengan oleh pemilik rumah kamipun bersepakat  untuk berangkat segera ke pulau Kalong, karena matahari sudah mulai memperlihatkan segera menutup di sebelah barat. 

di depan pulau Kalong
Sore itu kami dari dermaga di kampung Komodo, menuju ke pulau Kalong, pulau yang letaknya tidak begitu jauh dari pulau Komodo, sekitar 10 menit kami pun sudah sampai di pulau Kalong, Di pulau ini kami berencana melihat kawanan kalong/ kelelawar keluar dari sarangnya, akan tetapi mataharipun sudah hampir menutup matanya, kalongpun tidak ada tanda-tandanya, di tempat itu juga ada beberapa kapal para sailing berjejer, dari keramaian kami didekat pulau kalong tersebut, ada beberapa nelayan menyampaikan bahwa "sudah beberapa bulan ini kalonnya sudah tidak ada lagi di pulau ini, mungkin kalongnya sudah pindah ke pulau lain" ya akhirnya niat kita untuk menyaksikan kawanan kalong keluar dari persembunyiannya tidak terpenuhi.  Tapi kami tidak kecewa karena kami saat trip di riung menyaksikan ribuan kawanan kalong di pulau Kelelawar Riung.  cek di artikel berikut.... 


Sore itu kami lanjutkan balik ke Pulau Komodo dan acara kami isi makan malam bersama, ngobrol cantik di dermaga, tidur di rumah warga dan subuh-subuh hounting foto milky way bersama Almarhum Ibnu Haj. 

Menjelang subuh saya dan Almarhum Ibnu Haj melakukan hounting foto milky way di dermaga di kampung Komodo,  subuh di dermaga dan hingga sunsetpun tiba, teman-teman yang lainpun ikut bergabung di pagi itu.

Setelah sarapan kami lanjutkan trip ke shelter tempat atau kawasan Balai Taman Nasional Loh Liang, disana dapat menyaksikan hewan reptil raksasa tersebut di alam liar. setelah tiba di dermaga Balai Taman Nasional Komodo, kami disajikan pemandangan Pantai yang begitu cantik, kami langsung berfoto-foto hingga di depan atau gapura balai tersebut, sampai disana kami langsung regestrasi dan langsung mendapatkan pengarahan oleh bapak Abdur Rahman  yang merupakan salah satu petugas di sini. 

dari pengarahan bapak Abdur Rahman tersebut, di Balai Taman ini terdapat 3 zona tracking yaitu jalur pendek, menengah dan jalur jauh, saat itu kami sepakat mengambil jalur tracking yang pendik karena keterbatasan waktu kami selama trip ini, tujuan adalah bisa dapat melihat langsung hewan Komodo tersebut. selanjutnya kami memulai tracking, selama tracking kami terdiri 10 didampingi oleh 2 petugas/pawang Komodo yaitu pak Abdur Rahman sendiri dan pak  Arifin. 

Selama perjalanan tracking kami banyak mendapatkan informasi dari Abdur Rahman sendiri dan pak  Arifin, tentang Komodo dan apa saja yang harus diperhatikan oleh pengunjung: yaitu:  
1. Saat masuk kawasan ini jika wanita yang sedang masa mentruasi harapa memberi tau ke petugas, karena penciuman Komodo sangat tajam terhadap bau darah, alhamdulillah teman-teman trip waktu itu tidak sedang men. 
2. Para pengunjung agar tidak jauh dari petugas dan juga tidak keluar dari area tracking karena komodo adalah hewan pengintai dan juga anak-anak komodo banyak terdapat di atas-atas pohon, walaupun anakan, anak komodo masih berbahaya karena di ludah sudah memiliki bisa. 
3. Di Pulau Komodo dan pulau sekitarnya seperti pulau Rinca dll terdapat pohon gebang, pohon ini khas di pulau ini dengan ciri-ciri selama hidup sekali berbuah, buah seperti pinang. ternyata pohon ini adalah salah satu tempat tinggal anak komodo. anak komodo tinggal diatas pohon karena komodo adalah termasuk hewan kanibal, jadi anak komodo akan aman jika di atas pohon. ternyata bisa dimakan orang tuanya. 
Pohon Gebang di Pulau Komodo
4. Pada masa bertelur komodo mengelurkan telurnya sehari 1 telor. selama hampir satu bulan dengan jumlah 15-30 butir. komodo meletakan telurnya tersembunyi misalnya bertelur di lobang. telur harus tersebunyi karena komodo adalah bintang kanibal. 
5. Komodo masih muda, pada usia sejak menetas hingga 5 - 6 tahun tingga dan memanjat pohon. 
6. Usia komodo dapat mencapai 60 tahun dan ukuran yang paling panjang  3 meter 15 cm.
7. Di kawasan ini komodo tidak diberi makan seperti di kebun binatang karena memiliki sifat malas jadi tidak diberi makan. komodo harus mencari sendiri, daya jelajah komodo dapat mencapai 18 km, waw luar biasa. 
8. Sanjutnya dari cerita pak Arifin, dari cerita hikayat asal usul komodo yaitu dulu nenek moyang penghuni pulau komodo melahirkan anak kembar yang mana satu manusia,  dan ora sebai (hewan komodo). hingga sekarang penghuni pulau Komodo adalah suku komodo dan hewan Komodo.
9. Komodo adalah hewan individual tidak berkelompok. diman musim kawin pada bulan juni-agustus jantan mencari betina. 2/3 ekor jantan berantem. 
10. Pulau-pulau yang di huni oleh Komodo yaitu . Rinca, Gili Motang, Gili Dasami dan Komodo.
11. Komodo di suku komodo disebut ORA
.
Selain menggali informasi dari petugas kami juga menyaksikan langsung, hewan Komodo sedang berjalan menuju sumber air, komodo tidur, komodo berlari-lari di pantai dan juga menyaksikan anak komodo yang sedang bertengger diatas pohon, di akhir tracking kami menyaksikan pemandangan indah di pantai pulau Komodo di bukit  tentunya tidak lupa berfoto eksis. 
di bukit Cregata Hill Pulau Komodo 
Eksis dulu 
waw pokoknya spektakuler sekali ketika berkunjungi ke Pulau Komodo ini. Allahuakbar..... 
untuk lebih lengkapnya Simak Video berikut ini rekaman kami selama di Pulau komodo  dan bertemu dengan hewan komodo langsung 

12/6/16

Pulau Gili Lawa : Bukit, Rumput Savana, Pantai dan Laut

9:13 PM 0
Pulau dengan pemandangan khas bukit, rumput savana, pantai dan laut. Jika anda berkunjung ke Taman Nasional Komodo, tidak lengkap jika anda tidak mengunjungi atau menginjakan kaki ke tempat ini, sensasi surga dunia akan anda rasakan ketika berada di Pulau ini, rerumputan khas savana dengan angin yang menyentuh sejuk di balik terik sang mentari, dengan mata dimanjahkan pemandangan laut yang membiru dan pasir yang putih kemilau serta bukit yang mempesona, tidak jemu jemunya ketika berada di pulau ini.  ya begitu indahnya sensasi ini di pulau Gili Lawa, Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara timur. 

Pengalaman pribadi ketika menginjakan kaki ke Gili Lawa, rasa haru dan takjub akan indahnya ciptaan yang maha kuasa, ketika kapal merapat ke pantai, sudah di sajikan indahnya pantai dengan pasir putih, kemudian, aku melihat perbukitan yang dipenuhi oleh rumput perdu yang sudah menguning karena masim kemarau, lalu dengan semangat 86 menyusuri jalan setapat menuju puncak bukit, walau tracking agak melelahkan di tengah terik mentari namun semua terbayar sudah dengan keindahan alam Komodo. 

Pemandangan di pulau Gili Lawa menjadi icon tersendiri untuk kunjungan wisata ke Taman Nasional Komodo, setelah pulau padar dan pulau kelor.


Sebelum berkunjung ke pulau ada kalah Simak video keindahan pulau ini berikut ini sebagai referensi untuk mengisi liburan anda  : 


Simak artikel yang lain tentang jelajah Flores bersama Jala Mana Nusantara 
Hari pertama di Maumare yang Membuatku Ingin Ber Gemu FamireTanjung Kajowulu : Emas Berkilau di Barat MaumereKojadoi : Pulau Tumpukan Batu yang Fantastik di FloresSyahdu Berteduh dan Arus Manja di Pulau Pangabatang FloresPantai Koka Flores : Eksotiknya Tidak tergantikanDesa Jopu Flores: Khasana Budaya, Mandi Air Panas dan Makan SirihBermain Kelelawar dan Menikmati Surga di Riung 17 Pulau, FloresWaerebo : Kampung Adat Di Pedalam FloresMenikmati Sensasi Kopi Flores di Kampung BenaKota Ende : Maboknya Petualang, Sedapnya Sambal Dabu dan Tragedi Tas Biru ZaqiKenangan yang Manis di Labuhan Bajo

10/2/16

Waerebo : Kampung Adat Di Pedalam Flores

10:04 PM 2
Kampung adat Waerebo, awal pertama saya mendengar dan melihat tentang kampung ini melalui fotob yang dibagikan di jejaring sosial, rasa kagum dan penasaran bagaimana keadaan kampung tersebut menjadi penasaran tersendiri dibenakku. Akhirnya pada kesempatan ini rasa penasaran sayapun terjawab sudah, puji syukur selalu dipanjatkan atas rezeki yang dilimpahkan Allah SWT, sehingga saya dapat menginjakan kaki ke tanah kampung Waerebo ini. 

Perjalanan menuju kampung ini, kita cukup banyak mendapatkan PHP (pemberi Harapan Palsu), karena apa? Ya karena banyak sekali sebab pertama ternyata semua penghuni mobil elf yang kami sewa belum ada yang perna ke desa Waerebo, Baik itu sopir maupun kernet, apalagi kita peserta trip yang baru kali ini menginjakan kaki di Flores. 

Selanjutnya dari rencana awal, tidak sesuai perhitungan dari tim leader kita, bahwa kita sampai di Denge (kampung terdekat dengan Waerebo) sekitar sore atau menjelang malam, tetapi ternyata kita tiba malam sudah larut lewat jam 10 malam, cukup lelah.

PHP selanjutnya rencana kita akan tracking ke desa Waerebo malam hari dan bermalam di desa itu, akhirnya tidak jadi karena sudah kemalaman. PHP Selanjutnya sepanjang jalan kita sering sekali bertanya kepada warga atau sopir yang sempat kita temui, yang pertanyaan selalu: ini benar jalur ke waerebu /Denge?  dan berapa lama lagi kita ke Waerebo?  Dari berbagai jawaban selalu bervariasi, ada yang jawab ya, sekitar 1 jam, setengah jam, 20 menit, 45 menit, 2 jam bermacam-macam. Trus ada yang jawab 20 km, 10 kiloan lagi, ada yang jawab 30 km, 11 km, bervariasi juga, akhirnya kitapun selalu menjadi guyonan "aduh kita di PHP nih" akhirnya berbagai macam candapun sudah keluar dari mulut masing masing personil untuk menghilangkan kejenuhan di dalam mobil elf malam itu. Waerebo banyak PHP. Kondisi sudah malam, perut juga sudah kosong, cemilan sudah habis. Niat mencari warung makan, sepanjang jalan hingga sampai di Denge tidak menemukan warung makan, sudah pokoknya full PHP.

Rute Menuju Waerebo
Kampung Waerebo terletak di 1085 mdpl, berhawa sejuk dan dikeliling hutan serta perkebunan kopi. Perjalanan menuju kampung Waerebo cukup lama, kami yang sebelumnya dari Cancar sekitar jam 4an WITA ternyata tiba di Waerebo hampir jam 10 WITA malam. Dilihat dari kondisi jalan memang jalan aspal namun ada yang berlobang dan ada yang halus, tetapi rata2 badan jalannya cukup kecil, hanya muat sekitar 1 mobil besar, beberapa kali bis kita harus berhenti dan mencari tempat yang pas, saat berpapasan dengan mobil lain. Semua harus hati-hati banyak jalan berliku dan melewati jurang, serta pesisir laut, umumnya kendaraan dapat mencapai ke Kampung Denge (379 mdpl).  Terdapat 1 jembatan yang kondisinya rusak, dimana kita satu mobil harus turun untuk mengurangi beban mobil. Semoga segera diperbaiki sarana dan prasarananya. 

Selanjutnya kita tiba di Denge (Kampung Terakhir menuju Waerebo) langsung ke rumah pusat informasi wisatawan, yang ternyata disana juga sebagai penginapan/homestay. Letaknya Samping SD Denge. Malam itu kita langsung disambut oleh bapak Blasius Monta yang ternyata putra daerah desa Waerebo yang kesehariannya adalah seorang guru SD.

Untuk mencapai kampung Waerebo Setelah dari Denge, harus tracking jalan kaki selama 3-4 jam menanjak melalui hutan hingga tiba di desa tersebut. Tamu hanya diterima di Waerebo hanya siang hari saja, namun jika kondisi mendesak atas izin Bapak Blasius, kemungkinan dapat dilakukan tracking malam. 

Tata Cara Memasuki kampung Waerebo
Berdasarkan info dari bapak Blasius, untuk mencapai kampung Waerebo harus jalan kaki sepanjang 9 km dari Denge, kondisi rute 4 km jalan aspal dan 5 km jalan setapak menanjak. Dalam menuju ke kampung Waerebo harus didamping oleh porter ataupun sebagai pembawa tamu, porter akan disiapkan oleh Bapak Blasius. Porter tersebut akan memandu tamu hingga pulang kembali ke Denge /penginapan. Saat mendekati tiba di kampung Waerebo, akan tiba di rumah peristirahat sementara, disana porter akan membunyikan kentongan, bukti bahwa ada tamu akan datang ke kampung tersebut. Di rumah ini kampung Waerebo sudah terlihat.

Selanjutkan kita turun hingga ke pintu masuk kampung, peraturan disana, jika sampai di desa tersebut belum diizinkan untuk beraktivitas di kampung itu tetapi harUs diterima dulu di rumah besar / utama oleh ketua adat Waerebo, kita memberikan mahar sesuai dengan peraturan Waerebo. setelah penerimaan tersebut, semua tamu sudah berstatus penduduk Waerebo, selanjutnya dari rumah besar lanjut ke rumah tamu untuk melakukan regestrasi penerima tamu/pembayaran. Setelah itu kitapun sudah bisa berfoto, berinteraksi dengan warga dan aktivitas lainnya. 

Biaya yang dikeluarkan Selama di Waerebo
Menurut kami biaya yang dikeluarkan untuk berwisata ke kampung ini tergolong mahal karena : 
1. Biaya masuk ke kampung Waerebo jika menginap semalam Rp. 325.000 per orang, jika hanya datang hari terus pulang /tektok Rp. 200.000 per orang 

2. Biaya porter  Rp.200.000 per porter per group. Pulang pergi.  

3. Biaya menginap di homestay :  Rp. 200.000 per orang, walaupun satu kamar diisi 2 orang. Termasuk 2 kali makan. 

4. Makan tambahan Rp.35.000 per orang  kopi/teh Rp.5000 per gelas 

5. Serah terima ke ketua adat : per group untuk 1-2 orang : Rp.20.000, 3-6 orang  : Rp. 50.000, 7 orang ke atas : Rp.100.000

Pada acara khusus acara adat harganya lebih mahal lagi acara penti :Rp. 450.000 per orang per malam Mbata : Rp.250.000 per pentas  acaranya biasanya dilaksanakan pada tanggal  setiap16 November. 

Sejarah Waerebo   
Berdasrkan informasi yang saya peroleh dari Bapak  Blasius Monta, Asal usul nenek moyang suku Waerebo adalah dari Minangkabau, Sumatera Barat, dahulu nenek moyang tersebut berlayar hingga terdampar di Sekitaran Flores, kemudian dari pantai melihat ada kepulan asap dari laut tersebut hingga ke tempat asal kepulan asap tersebut yang sekarang kampung Todo. dahulu nenek moyang tersebut dua beradik, kakak akhirnya pindah ke Waerebo. Hingga turun temurun sampai sekarang. sedangkan adik juga turun temurun di kampung Todo. Sekarang ini pemimpin adat  Waerebo merupakan Generasi ke 18, tapi bahkan ada yang sudah generasi ke 20, sedangkan bapak  Blasius Monta adalah generasi ke 17. masih dari pernyataan bapak Blasius, semua keturunan Waerebo memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin adat. tetapi dipilih oleh pemimpin sebelumnya, cara memilihnya, orang tua / pemimpin sebelumnya melihat dari talent anak mudanya calon pemimpin tersebut. Lama memimpin adat di Waerebo tidak ada batasan selama sang pemimpin mampu.  Untuk adat perkawinan di suku ini laki yang paling tua menikah dengan wanita dan tinggal disana.

Di Kampung Waerebo terdapat 8 rumah adat yang berbentuk krucut, dimana pada  rumah utama di huni 8 kepala keluarga sedangkan yang lain dihuni 6 kepala keluarga, jadi  total ekitar 200 orang warga yang ada di rumah adat di Waerebo.
Masyarakat Waerebo mayoritas penganut agama katolik dan berpendapatan sebagai petani kopi, kopi waerebo termasuk kopi terbaik di Indonesia.

Demikianlah sekelumit pengalaman kami selama di Kampung Waerebo, Flores Nusa Tenggara Timur 

9/7/16

Tanjung Kajowulu : Emas Berkilau di Barat Maumere

10:59 PM 0
Masih trip di hari ke dua, setelah pagi hingga siang kita berkunjung ke pulau Kojadoi dan pulau Pangabatang, kita kembali ke pelabuhan Nanghale, selepas siang kita berangkat menuju bagian barat kota Maumere, yaitu objek wisata Tanjung Kajowulu.

Setelah melewati kota yang terkenal dengan goyang gemu famere, kami melewati pemukiman dan lahan-lahan hingga sampai di daerah tepi laut, dana sepajang jalan pemandangan laut dan pantai yang sangat memanjakan mata, di atas mobil pickup bak terbuka kami menyaksikan keindahan alam Maumere, kondisi kontur yang khas dengan pantai dan bukit yang menguning karena serta beberapa bagian dari bukit-bulit menghitam karena abis terbakar. Kondisi terik menjelang sore itu, kami sangat tersanjung dengan indahnya alam. 

Dari cerita teman teman UNIPA yang bersama sama trip ini, menyatakan bahwa bukit bukit yang ditumbuhi rerumputan tersebut jika musim kemarau akan menguning dan terbakar terkadang saking teriknya mentari dapat menyebabkan terbakar. Maka dari dari itu kami menyaksikan keadaan alam di sini menguning dan ada lah yang bekas terbakar. Akan tetapi jika  hujan, bukit bukit tersebut akan nampak menghijau. 

Setelah perjalanan berkelok menanjak di area tersebut kami sampai di tempat yang sudah di buat khusus dengan adanya tangga, di atas puncak terlihat bangunan berbentuk akan plus /salip. Kami selanjutnya turun dari mobil dan meniti tangga naik ke atas. Diatas kami dapat menikmati indahnya pemandangan di Tanjung Kajowulu dengan bukit bukiy, pulau dan laut yang eksotik. Apalagi suasana sudah menjelang magrib, matahari mulai menyelinap diupuk barat. Ya suasana sunset di tanjung ini sangat indah. Bak kilauan cahaya kuning emas kemerahan memberikan kenikmati mata tersendiri di sore itu. 

Matahari menghilang di ufuk timur, kamipun bergegas turun ke jalan raya dan menuju kembali ke sekret MAPALA UNIPA di kota Maumere, sepanjanh perjalanan pulang kamibdisajikan surga bintang, di langit kondisi cerah sehingga kami menikmati indahnya binta bintang yang berkelipan di langit, amat banyak moment tersebut sangat cocok sekali untuk hounting foto milky way tapi karena kondisi diatas mobil, tidak terlaksana keinginan tersebut. 

Simak keindahan lokasi wisata di sekitar Maumere berikut ini 

Trip selanjutnya kita ke pantai Koka. Silahkan simak 

9/3/16

Perjalanan Backpacker dari Bali ke Maumare : Pertama Menginjakan Kaki Di Flores

9:44 PM 1
Di penginapan dekat bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, bertemu dengan 3 personil group Jala Mana Nusantara  yaitu Zaqi, Noel dan Ririn. Setelah mendapatkan pengalaman yang harus menurunkan naik darah dalam cerita Pengalaman Disesatkan di Bandara Bali

Bang Zaqi dan Noel, hampir 1 satu jam menunggu saya di depan Hotel di bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. yang akhirnya sayapun dapat bertemu dengan mereka dan langsung diajak masuk ke kamar hotel. Kali ini saya bermalam gratis di penginapan dengan istilah singkat numpang ke kamar teman, jam 02.00 di penginapan tesebut dengan sera obrol singkat terus kita istirahat tidur.

Jam 5 kita sudah bangun dengan kondisi hawa ruangan kamar hotel keadaan panas karena sejak awal kami tidur, listrik padam, sampai subuh belum menyala juga, selain gelap, ac tidak beroperasi juga akibatnya air di kamar mandi tidak mengalir, kita yang pagi-pagi selalu melaksanakan pagilan pagi, terpaksa kekurangan air. Pagi itu mas Zaqi meminta ke pihak hotel bagaimana air tidak menyala, saat itu juga pihak hotel meyarankan untuk mengambil air dari kolam renang. Pagi itu pun mas zaqi mengangkut air kolam renang ke dalam kamar hotel. Mungkin jarang jarang ya pengunjung menimba air dari kolam renang dibawa ke dalam kamar hotel untuk mandi. Ya pengalaman yang asik buat kita traveler khususnya mas Zaqi. Saya pagi itu memilih tidak mandi dan hanya menggunakan parfum agar tidak bau.. Ckckckck.. 

Lanjut menjelang jam 8 kami dari penginapan menuju bandara Ngurah Rai, untuk melanjutkan penerbangan ke Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur. Di ruang tunggu bandara kami bertemu 2 teman lagi : Koh Alung dan bang Erwin keduanya berasal dari Jakarta. Perkenal dan sera obrol terjadi di menjelang  siang itu. Satu jam awal, ririn, zaqi dan nuel terbang terlebih dahulu menuju Maumere. Saya bersama Koh Alung dan bang Erwin bersama-sama 1 maskapai dan 1  jam setelah mereka. 

Siang jam 1-an sampai di kota Maumere di bandara Fran Seda kami dijemput oleh teman UNIPALA, Universitas Nusa Nipa. Saat itu saya secara spesial menaiki motor, motor rusa milik mas Chen. Motornya yang di modif dengan banyak pernak pernik ala backpacker. 
Selesai santap siang di kota Maumere
Bang chen, duduk paling depan, Ririn lagi ngapain itu
dengan  tongsisnya?

Selanjutnya kami di jemput menuju rumah makan yang tidak begitu jauh dengan bandara, kami mendapatakan sajian makan siang, dengan makan besar harga yang murah. Setelah itu kami lanjut ke Sekret Unipala. 

Sampai di Sekret Unipala, bertemu dengan teman mahasiswa UNIPALA dan 2 teman yang sudah terlebih dahulu : Akbar dan Sriyanto. 

Sambil menunggu 3 teman yang lain yang belum tiba di Maumere kami isi dengan ngobrol dengan banyak canda tawa simak video. 

Selang beberapa jam kami bertemu dengan 3 teman yang baru datang yaitu Ibu Suilii, mas Ibnu, dan Kurnia. Mereka menuju Kota Maumere via Kota Kupang. Setelah kumpul semua kami kumpul berdiskusi dengan serius trip dan dll. 

Sore jalan-jalan ke pasar, sebagian membeli kain ikat kepala khas Maumere dan ada hanya jalan jalan sore. Selanjutnya jalan santai keliling kota terus hingga ke pelabuhan Kota Maumere. Setelah jalan sore hingga malam kami lanjut makan malam kemudian tidur dan istirahat di Sekret Unipala Unipa. 
Bang Noel lagi membeli kain ikat khas Maumere
Saat di kota Maumere, saya rasakan keramahan masyarakat setempat dan tidak terlupakan disini terkenal dengan goyang yang sudah menasional yaitu goyang gemu famere, setelah melihat teman dan bercerita tentang goyang ini, saya sangat berkeinginan dapat belajar goyang ini. Yukk goyang.. 
Pagi pagi kita senam di depan sekret MAPALA UNIPA,
goyang gemu famere

Foto keluarga di dermaga  tempat pelelangan ikan Kota Maumere

setelah keliling jalan kaki di kota Maumere
kita singga sebentar di Radio Suara SIKKA. 

mini bus elf banyak digunakan di kota Maumere

Salah satu di pojok kota Maumere
Terima kasih spesial kepada teman-teman Unipala /Mapala Universitas Nusan Nipa. 
Kami bisa berkenalan, menyambung silahturahmi, dan diizinkan bermalam serta merepotkan kalian selama di Maumere. Terima kasih banyak. Semoga kita bertemu lagi di trip selanjutnya. 
simak artikel yang lain tentang :