Hari ketiga malam ke 4 dalam trip ekplore Flores bersama Jala Mana Nusantara, kita tiba di desa Jopu, kecamatan Wolowaru, kabupaten Ende. Desa Jopu yang merupakan desa tercinta sang team leader trip kita yaitu bang Emanuel. Seetelah kita puas emikmati Indahnya pantai Koka di Sikka. perjalanan kita lanjutkan hingga sampai di Desa Jopu ini. Kali ini kita rangkai cerita perjalanan ini dengan judul: Desa Jopu Flores: Khasana Budaya, Mandi Air Panas dan Makan Sirih. Nah mengapa judulnya demikian simak detail isi artikelnya ya. yuk cawww...
Menjelang sore kita sudah berada di desa Jopu ini, saat masuk kawasan desa, saya sangat merasakan Desa Jopu Flores: khasana budaya yang begitu kental. Kita sudah disambut dengan keramahan penduduk dengan khas budaya nusantara. Senyum ramah dan keakraban selalu terpancar di wajah wajah warga desa Jopu. Selanjutnya kami menurunkan barang masing-masing dari mobil pick up dan menuju ke rumah orang tua bang Noel (sapaan akrab bang Emanuel). kamipun langsung disambut dan berkenalan dengan orang tua serta keluarga besar bang Noel. Kami beristirahat di rumah dan sebagian ada yang langsung bercengkrama dengan warga tetangga bang Noel. Dari sana melihat warga yang sedang asik makan sirih dan juga ajakan untuk menikmati mandi air panas melepas kelelah karena perjalanan.
Kopi dan teh hangat menyambut kedatangan kita, budaya yang sangat ramah dan kental budaya Nusantara dari keluarga bang Noel membuat kami diterima bak kalangan pejabat. Benar-benar khasanah budaya kita negeri timur yang kaya kerifan lokal. Pada asik ngobrol dengan teman-teman dan tetangga bang Noel di desa Jopu ini. Panggilan suara keras bang Erwin, "Raswan, raswan dimana kau" lalu datanglah bersama bang Noel membawa ayam jago dan sebilah pisau, "nah ini lu bisa motong ayam, ayo potong ayamnya, karena di Islam ayam harus dipotong cara islam" sayapun tanpa ragu-ragu memotong ayam tersebut. Luar Biasa kedatangan kita ke desa Jopu disambut dengan memotong ayam jago. Ayam pun dimasak gulai dan menjadi santapan kita di Sore itu. Terima kasih tak terhingga buat bang Noel dan keluarga serta warga Desa Jopu Flores. Atas sambutan dan pelayanannya serta permohonan maaf kami karena mungkin kedatangan kami membuat keramaian dan hiruk pikuk yang sangat gaduh di desa bang Noel.
Setelah menikmati makan sore, kami sudah direncanakan oleh bang Noel untuk berkunjung ke rumah adat yang ada di desa Jopu ini, yang disebut Sa'o ria Tenda Bewa (Rumah besar). Setelah banyak bertanya dengan saudaranya bang Noel, ternyata di desa Jopu ini merupakan sebagian besar suku Leo Selatan dengan memiliki rumah besar sebagai rumah adat, rumah adat ini digunakan untuk acara-acara adat misalnya ada warga yang meninggal. Di rumah adat ini tinggal tetua adat atau kepala suku (musalaki) yang merupakan seorang anak laki anak pertama dari keturunan suku ini.
Selanjutnya kami di rumah adat ini menyempatkan masuk ke dalam Sa'o ria Tenda Bewa (Rumah besar) desa Jopu, sebelum masuk ke rumah adat ini, kami diberitau tata cara atau tata adat untuk masuk ke rumah. Pertama kita tidak diperbolehkan menyentuh batu yang berdiri di depan rumah. Batu ini adalah makam dari sesepuh adat sebelumnya. Selanjutnya saat masuk harus hati-hati jangan sampai kepala menyentuh dinding bagian atas karena pintunya yang ukurannya tidak begitu tinggi sehingga harus sangat hati-hati. Setelah di dalam rumah, kita dilarang untuk melihat ke atas, karena ini adalah pantangan tersendiri dari peraturan adat disini. Selanjutnya dari pengamatan saya di dalam rumah ini terdapat dapur dengan perlengkapan masaknya. Selanjutnya ada tempat tidur, ada gong yang digunakan untuk panggilan dalam rehab rumah, dan terdapat tempat tersendiri yang terdapat bakul-bakul tempat makan dll. Masih di dalam Sa'o ria Tenda Bewa (Rumah besar) terdapat pintu utama dan Pintu samping. Setelah cukup lama di dalam rumah dan bertanya-tanya kami lanjutkan keliling desa Jopu.
Setelah berkeliling di desa Jopu, ada beberapa point yang membuat saya mendapatkan hal yang baru, yang meliputi dari pengamatan saya sudah banyak bangunan modern, dengan kata lain rumah-rumah yang terbuat dari bata beton, hanya beberapa rumah saja yang masih asli dengan atap dan bentuk khas adat Jupo. Semoga tidak terkikis oleh perubahan jaman. Selanjutnya secara pribadi saya baru kali ini dan baru tau juga ternyata di depan rumah rumah warga terdapat bangunan yang saya lihat seperti teras yang khas diberi keramik, ternyata itu adalah kuburan keluarga rumah setempat yang ada di depan rumah masing -masing, walaupun ada beberapa rumah, yang kuburannya nampak jelas seperti nisa umumnya di Indonesia.
Setelah berkeliling desa Jopu kami lanjutkan mandi dengan berendam air panas yang ternyata terletak di belakang desa ini. Suasana kelelahan dan cape petualangan 3 hari ini seakan tersegarkan dengan adanya sumber mata air panas. Hampir sejam lebih kami menghabiskan waktu sore itu di sumber air panas tersebut. Uniknya sumber air ini terdapat 1 cekungan besar sehingga dapat menampung 3 orang dan terdapat 1 cekungan kecil untuk 1 orang, selanjutnya ada 2 sumber mata air panas yang keluar batu batuan dalam tanah itu. Tapi keadaan sumber mata ini belum terkelola karena air bagian bawah bercampur langsung dengan air sisa selokan desa, seemoga kedepannya menjadi lebih terkelola dan dapat menjadi magnet wisata ke desa Jopu ini.
Selesai mandi air panas di sumber mata air hangat tersebut kami kembali ke rumah bang Noel, saya senaja terlebih dahulu pulang dengan harapan ingin membilas tubuh setelah berendam di air hangat tersebut. Di dalam kamar mandi terdengar teriakan dan gelak tawa dari teman-teman trip dan warga, setelah saya selesai mandi ternyata pesta gelak tawa tersebut sudah selesai. Dari rekaman video dan cerita teman-teman, ternyata ada adegan histeris sendiri saat teman-teman selesai berendam dari sumber air panas tadi. Ceritanya tentang makan sirih.
ini cerita tentang sirih tersebut : Saat selesai mandi di sumber air panas, teman teman pada antri untuk ke kamar mandi, Bang Erwin, personil kita yang memiliki wajah ganteng putih, kecil pendek dan rambut gondrong (note : dibalik), ternyata sambil menunggu antri, ikut emak-emak yang sedang asik makan sirih di depan rumah. Saat itu dia mungkin karena merasakan ada yang beda dengan rasa sirih tersebut. Dia berprilaku bak kesurupan, sepontan juga, nenek-nenek yang umurnya sudah hampir 100 tahun. Kaget dan melompat melihat tingkah bang Erwin tersebut, kondisi tersebut menjadi keseruan dan kelucuan tersendiri di desa tersebut. Baik bagi warga sekitar, anak- anak dan teman teman trip. Tapi sayang saya tidak menyaksikan langsung. Hiks menikmati cerita dan videonya saja.
Selanjutnya malam pun menjelang kami sibuk dengan obrolan dan cekrama malam itu. Setelah makan malam keseruan ditambah lagi, dari bahasan tentang senam terlebih dahulu sebelum trip, secara spontan mb Sri dan Bang Erwin goyang salsa bak pasangan serasi sehingga menjadi tontongan malam itu di ruang tengah rumah bang Noel, kondisi tersebut, dinikmati oleh kami dan sekalian ibu-ibu tetangga bang Noel, melihat kondisi tersebut bang Erwin mengajak ibu-ibu tersebut untuk goyang dengannya, lantas ternyata ibu ibu tersebut berlarian ketakutan, mungkin karena melihat gantengnya bang erwin.. Hehehe
Saat sampai di desa Jopu ini, kepalaku terasa pusing dan perut agak mual. tapi say coba abaikan dan tetap menikmati Desa Jopu Flores: Khasana Budaya, Mandi Air Panas dan Makan Sirih. Saya pikir ini karena efek kecapean setelah trip 3 hari dan bawaan sakit sakit perut awal trip. Memang sejak hari pertama atau sampai di Maumere malam harinya saya mengalami agak diare. Tapi saya coba untuk banyak minum air putih sehingga pada esok hari keadaan sudah membaik. Akan tetapi rasa mual dan pusingku sampai terbawa di malam saat kumpul di rumah bang Noel. Akhirnya mas Zaqi menawarkan diri untuk mengrokin saya, serta Bunda Siuli memberi saya obat sakit perut. Alhamdulillah sakitku sembuh. Pagi-pagi jam 3 sayapun sudah sehat bugar siap untuk trip selanjutnya. Terima kasih semua.. I love you..
Oleh sebab habis dikerokin dan minum obat. Malam itu saya tidur lebih awal di rumah samping yang sudah disiapkan oleh keluarga bang Noel. Saya juga tidaj tau mereka tidur sampai berapa akan tetapi jam 3 pagi kita sudah bangun dan berangkat menuju ke Gunung Kelimutu untuk mengejar sunrise di Kelimutu. Simak artikel tentang Trip Danau Kelimutu: Bau Itu, Sedih Itu, dan Bahagia Kita
Simak perjalanan kami selama di flores di dalam video singkat ini berikut ini: