Berisi tentang cerita, foto, video, hoby, Aktivitas, dalam perjalanan petualang dan pencari pengalaman

Showing posts with label Catatanku. Show all posts
Showing posts with label Catatanku. Show all posts

6/20/23

Jelajah Air Terjun Akar Sewu Twin Talang Rambang, Lebuay, Tanggamus: Ringan Masuk Susah Keluar

10:41 PM 0
curup / air terjun Akar Sewu Twin Talang Rambang di desa Datar Lebuay Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus
Trip kali ini menuju curup / air terjun twin Akar Sewu  Talang Rambang di desa Datar Lebuay Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Air terjun ini sering disebut sebut di media sosial yaitu air terjun Twin, karena bentuknya yang dua tingkat. 

Pada perjalanan ini sangat melelahkan yang menguras tenaga dan perasaan, bagaimana tidak kami diterpa hujan deras, jalan setapak yang menanjak dan menurun serta licin tanah merah, ditambah lagi sudah kemalaman, badan basah kuyup, dan kejadian mistik yang merasuki peserta trip kami. Saya bilang ini adalah perjalanan yang luar biasa diatas luar biasa. sehingga saya beri judul "Ringan Masuk Susah Keluar Jelajah Air Terjun Akar Sewu Twin Talang Rambang, Lebuay"

Perjalanan dalam petualangan Jelajah Air Terjun Akar Sewu  Twin Talang Rambang, Lebuay  sungguh menjadi pengalaman kami yang akan sulit dilupakan, kami diberikan rute yang sulit diluar dugaan, kami berdelapan berangkat dengan kendaraan motor dari kota Bandar Lampung jam 8.30, tiba di rumah Hakim : kawan /sekaligus guide dalam trip ini, Hakim bersama saudara sepupunya Wawan yang merupakan leader penunjuk jalan ke air terjun ini. 

Sebelum Jelajah Air Terjun Akar Sewu Twin Talang Rambang, Sela (princess Bolang) sudah berkomunikasi dengan Wawan melalui sosmed. mereka sepakat bahwa kita diantarkan  hingga mencapai lokasi air terjun Talang Rambang / Twin ini. Selanjutnya dari lokasi rumah Hakim yang tidak jauh dari lokasi curug ini sekitar 1 jam perjalanan motor. Selanjutnya pukul 11. 45 kami tancap gas dengan motor masing-masing tanpa perlengkapan untuk adventure menuju distinasi yang diincar, kami terus melewati jalanan yang masih tanah dan sedikit berbatu underla, Dari rumah Hakim, kami start pukul 12 tiba di curug  Air Terjun Twin Talang Rambang, pukul 13.02, hmhmhm cukup cepatlah.. 

Sampai di curup / Air TerjunAkar Sewu Twin Talang Rambang, ternyata kami mendapatkan hadiah yang sangat menakjubkan. pemandangan air terjun 2 tingkat yang mempesona, kami segera berselfie tapiii.. "Oh my god hujan deras !!!!. but Kami masih enjoy menikmati curup ini seakan akan makin seru ditemani hujan deras. Hihii.. walaupun dalam benak sedikit memikirkan bagaimana ini pulangnya???.. Aghhh sudah lah, nikmati saja dulu main-main disini"  

Di Jelajah Air Terjun Akar Sewu Twin Talang Rambang, kami berselfie ria, video dan selanjutnya membuka bontot lalu makan bersama hingga sampai pukul 15.00 kita menuju pulang ke rumah Hakim kembali. 

Dalam perjalanan pulang dari Jelajah Air Terjun Akar Sewu  Twin Talang Rambang, kita benar-benar diuji nyali dan ditemukan medan yang exstream, bagaimana tidak, abis hujan deras, kondisi tubuh yang lembab, jalanan yang licin plus menanjak dan turunan, berjam jam kita masih di tengah-tengah kawasan perkebunan kopi yang terkadang ada yang masih rindang ada yang rumput ilalang.  "Ok kita mulai perjalanan dari jam 15.00 tidak mau tau pokoknya kita harus keluar kawasan ini jam berapapun" seru dalam hati dan tekad bersama.  

Jika melewati jalanan pulang dari Jelajah Air Terjun Akar Sewu Twin Talang Rambang, dengan membawa diri saja, mungkin kita tidak akan banyak keluhan dan lelah, tetapi kita harus berpacu mendaratkan kuda besi dijalanan yang seharusnya bukan jalanan untuk kuda besi jenis yang kami bawa ini. silih berganti kami saling membantu untuk menjalani rute yang sangat sulit ini, kekompakan dan keuletan masing-masing peserta trip menjadi daya dorong kami untuk segera mencapai tempat yang aman. Pengalaman Wawan dan Hakim, saya apresiasi dengan sanjungan setinggi-tingginya karena berkat mereka berdua kami meter demi meter bisa melewati jalanan lincin ini. setelah lemewati tanjakan atau medan lincin, kami terus membuang dan membersihkan tanah-tanah yang sangat menempel pada spakbor /ban motor. karena tanah ini menambah kesulitan kami untuk mengerakkan motor. 

Hingga tiba pada puncak dramatisirnya, dalam perjalanan pulang dari Jelajah Air Terjun Akar Sewu Twin Talang Rambang, atas kesepakatan agar Wawan segera membawa motor Honda besar megapro itu keluar di kawasan ini, karena Wawan cukup lihai mengendalikan motornya, sementara Hakim terus jalan mengiringi wawan sambil membawa Sela. (motor Hakim adalah motor treal yang sesuai dengan medannya). Merekapun telah berlalu, tertinggal 3 motor di belakang dengan masing-masing personil boncengannya. Malampun mulai tiba, gelap menerpa. saya segera keluarkan headlamp agar mempermudah para boncengan berjalan dan membantu mendorong motor yang selalu slip dan terparter di lumpur. 

Saat itu tanpa disadari sayapun sudah bertukar motor Gandha, dia yang memabwa motor beat, akhirnya membawa motorku Honda Revo. saya terus berjuang memacu gas, hakan harus mengangkat, mendorong motor dari licin dan tumpukan lumpur. Saat itu saya lebih terdahulu daripada 2 motor dibelakang. Saya sampai disalah satu rumah tepat diatas tanjakan, saya berhenti sejenak di depan rumah tersebut sambil menunggu motor yang belakang datang, hampir 15 menit saya menunggu tapi belum juga ada tanda-tanda tiba, saat itu saya di sapa oleh pemilik rumah untuk beristirahat masuk di rumah tersebut, saya hanya menolak dengan ringan, ingin melanjutkan perjalanan saja. saat itu ternyata anggota rumah tersebut akan menunaikan sholat magrib, dengan sapaan khas suku setempat saya izin untuk melanjutkan perjalanan kebawah. 

Saat saya menyusuri turunan, oh tuhan motorku terparter dalam di daerah turunan, sehingga saya sulit sekali tuk menarik atau mengangkat motor tersebut. saya berusaha keras tetapi sulit sekali, hingga dari belakang munculnya salah satu teman trip yang mengikuti saya. pada kondisi ini ternyata beliau banyak mengeluh dan menyesal, hingga saat itu juga emosi sayapun keluar. "kamu seharusnya bukan mengeluh dan menyesal tetapi harus teruse semangat walau medan sulit dan gelap!!!!" ternyata dia langsung down dengan sentakan ucapan emosi saya yang bernada tinggi tersebut, sayapun terus berjuang mengangkat dan menuruni tanjakan tersebut, ternyata teman trip tadi,  dia mash tetapi banyak keluh kesah dan emosi kedua saya kembali muncul yang kali ini membuat dia langsung berhalusinasi dengan banyak ratapan mahluk gaip disekelilingnya, hingga akhirnya sayapun berusaha menguatkan dia dan terus membaca ayat-ayat suci. hingga teman-teman trip yang belakang sampai disana, sentak mereka kaget dan sayapun meminta agar membawa beliau kerumah penduduk seketemunya. dengan dipandu headlamp saya, mereka bertiga berjalan terus kedepan, sedangkan kami berempat masih berjuang membawa motor, tidak tau berapa energi yang terkuras, berpuluh puluh kali terjatuh di malam itu hingga akhirnya, sampailah  hingga akhirnya sampai di jembatan kecil tapi ada atapnya. di jembatan ini saya sentak dikagetkan oleh dua cahaya kecil yang sentak saya berpikir apakah itu mata binatang buas: harimau atau semacamnya, hingga saya terus berjuang memapah motor melewati jembatan tersebut, saya berkali-kali terjatuh di sekitar jembatan itu, alhamdulillah ternyata cahaya kecil itu adalah kunang-kunang. hingga 3 teman dan 2 motornya menyusul saya juga melewati jembatan tersebut. karena sudah lelah sekali kami putuskan untuk istirahat sebentar di seberang jembatan ini. saat itu kami berempat, ternyata satu teman kita kembali berhalusinasi, ketakutan muncul pada dia, langsung sentak kami segera mendorong motor untuk terus berjalan. hingga akhirnya kali sepakat untuk meninggalkan motor dan segera membawa satu teman yang mulai lemas tersebut. 

Perjalanan setengah jam, kami menemukan cahaya lampu, kami yakin bahwa kita tidak jauh lagi dari rumah penduduk, dengan memeluk erat teman tersebut dengan terus dipopong hingga sampai di rumah  penduduk, disana saya segera mengetuk pintu rumah penduduk untuk minta bantuan, awalnya penduduk tersebut enggan membantu, mungkin rasa takut atau curiga karena kami adalah orang tidak dikenal, akhirnya dengan penjelasan saya dan menyakinkannya hingga kami dizinkan untuk beristirahat dan menenangkan teman kami yang masih dirasuki ketakutan. setelah agak tenang, akhirnya saya meminta kepada bapak tuan rumah untuk membantu kami mengambil motor yang kami tinggalkan di jalan. akhirnya bapak tersebut meminta kepada anak bujangnya dan temannya untuk membantu kami. akhirnya dengan pengalaman kedua anak muda itu motor kami bisa sampai di rumah warga tersebut. 

Saat itu sayapun tidak memperhatikan jam lagi, kami berencana akan memulihkan tenaga  dan istirahat di rumah warga tersebut, tapi kami mendapatkan berita dari warga yang lewat malam itu bahwa teman kami yang telah jalan mendahului kami, "ternyata kesurupan makin menjadi tetapi sudah dibantu warga", saat itu jantungku makin berdegup kencang, dan saya melihat teman satu itu makin down, tetapi karena sudah di rumah warga dia berusaha untuk reliex. Akhirnya saya meminta bantuan kepada anak muda itu untuk mengantarkan saya ke tempat teman kami yang sudah dahuluan tersebut. sayapun dibonceng dan  sekitar 15 menit  tiba di rumah warga tempat istirahatnya teman-teman tersebut, ketika tiba disana mereka langsung memeluk saya dan haru  serta menanyakan kabar kami berempat, saya berusaha menenangkan mereka dan menyatakan bahwa kami aman di rumah warga sebelumnya. syukurlah teman kami yang dikatakan kesurupan sudah sadar dan dalam kondisi tenang. Akhirnya dengan bantuan anak muda dar dusun tersebut alhasil jam 21.45 menit kita baru bisa mencapai rumah Hakim. 

Di rumah kami dijamu oleh ornag tuanya membuat kami sangat tersanjung dan begitu baik mereka kepada kami, kami mandi, makan dan istirahat di sana. Kelelah dan kegalaun kami dalam melalui jalan tanah yang basah, becek, naik turun tanah merah. Motor ngepot ngepot, jatuh, terpleset semua lengkap,. Akhirnya kita bermalam di rumah Hakim. Alhamdulillah keluarga mereka baik banget, kita sangat dijamu, dikasih alas tidur, makan malam, tapi sampai sarapan kami disiapkan. terimakasih banget bu. yang paling berat itu motor megapro  pokoknya itu sangat melelahkan 

Rute untuk mencapai air terjun Akar Sewu Talang rambang atau disebut anak kekinian air terjun twin di desa Datar Lebuay Naningan kabupaten Tanggamus

Untuk mencapai air terjun Akar Sewu Talang rambang dari Kota Bandar Lampung melalui rute jalan utama yaitu jalan raya menuju Kota Agung-Tanggamus,   melewati Gedung Tataan dan Prengsewu, setelah tiba di Kabupaten Tanggamus, cari simpang menuju Bendungan BatuTegi, simpang ini terletak di kecamatan Talang Padang. setelah masuk dari persimpangan Batutegi terus lurus ikuti jalan menuju bendungan Batutegi. bertemu simpangan ke bendungan batu tegi dan ke ulu belu, terus ke kanan ke arah bendungan batutegi, setelah sampai di Pertigaan Batutegi dan Naningan, terus ambil jalan lurus ke ujung dari kecamatan Naningan, dari ujung jalan Naningan akan bertemu jalan tanah merah. terus ikuti jalan merah ini hingga bertemu jembatan kuning, lewati jembatan kuning hingga ke desa Datar Lebuay. setelah dari sana tanya ke warga arah ke talang rambang atau air terjun talang rambang. dari desa Datar Lebuay ke air terjun ditempuh dengan kendaraan motor selama 1 jam jika jalan tanah tersebut kering, jika dalam keadaan licin sulit sekali dilewati.

Berikut dokumentasi foto-foto kami selama trip ke air terjun Akar Sewu Talang Ramban, datar Lebuay, 


Lihat kondisi motor kami ketika sampai di rumah Hakim di Lebuay

Kami bermalam dan mendapatkan keluarga baru di sini

Jmebatan kuning Air naningan

Air terjun / curup Akar Sewu Twin Talang ramban

ini dia air terjun Akar Sewu  talang ramban 

Berikut ini rekaman video kami bagaimana sulitnya menaklukan jalanan yang sangat licin menanjak serta menurun : Ringan Masuk Susah Keluar Jelajah Air Terjun Akar Sewu  Twin Talang Rambang, Lebuay 

Sawah Jaring laba-laba di Cancar Pulau Flores sebagai Lambang Persatuan

10:09 PM 0
Ketika tiba di perkampungan ini, Kami melihat banyak perbukitan dan hamparan sawah serta perumahan. Hingga sampailah di salah satu rumah warga, di sanapun tidak begitu spesial. Namun setelah turun dari mobil, terlihat jalan setapak di samping rumah tersebut dengan jalan menanjak, dalam benak saya pasti itu jalan menuju puncak untuk melihat sawah yang lagi blooming di sosial media, sawah jaring laba laba bahasa kerennya field rice spider web

Pada saat itu terlihat langit nampak menggelap, dalam pikiran Saya "kondisi cuaca ini tidak begitu mendukung, agak berawan mendung, sehingga kita harus cepat cepat ke lokasi yang indah itu", dengan bergegas keluar mobil dan menuju jalan disamping rumah tersebut naik meniti tangga tanah disana, lalu setelah beberapa tangga saya naiki, terdengarlah sahutan dari bapak - bapak yang ada di sekitar rumah, tersebut, "jika mau ke atas harus bayar dulu" saya yang terlebih dahulu berangkat ke atas, kembali turun dan mendekati bapak tersebut. Kebetulan teman-teman juga sudah menghampiri bapak itu yang sedang duduk di pendopoh samping rumah itu, dari percakapan teman dengan bapak tersebut, ternyata untuk ke atas harus bayar 15 ribu perorang. Dari bapak tersebut kita bertanya-tanya tentang  sawah jaring laba laba ini. 

Selanjutnya melihat kondisi cuaca makin mendung, kita bergegas untuk naik ke atas. Sambil menaiki tangga, teman team leader kita, bang Noel bercerita ke tempat tersebut dulunya tidak bayar, ternyata sekarang sudah bayar. Setelah selesai bayar biaya masuk, kita segera menanjak ke atas, cukup melelahkan sekitar 10 menit. dipuncak bukit setelah menanjak kami sudah dapat melihat pemandangan sawah yang membentuk jaring laba-laba. Kami disana langsung beraksi dengan foto-foto dan video, serta salah satu teman juga menggunakan dronenya. 

Ini fotonya setelah kami diatas bukit sawah jaring laba laba, saya dokumentasikan dengan kamera saya. 

Saya asik membuat video sendiri ala muter muter serta foto. Dari percakapan kami, terdapat 7 lingkangan jaring laba laba pada pemandangan sawah tersebut. kembali teringat apa yang disampaikan oleh bapak asli sana, Dari info yang saya terima, tujuan pembuatan sawah dengan bentuk jaring laba laba adalah sebagai simbol persatuan semua warga di daerah ini.  

Rute jalan menuju ke sawah jaring laba laba di cancar ini adalah jika dari Labuhan Bajo adalah menuju ke letak objek wisata yang sangat indah ke Cancar Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur ditempuh dengan kendaraan sekitar 3 jam lebih sekitar 120 kilometer. 

Berikut ini video bagaimana keadaan aslinya di lokasi wisata di Manggarai ini diawali dari Kampung adat Bena lalu ke 
sawah jaring laba laba bahasa kerennya field rice spider web

6/19/23

Trip Danau Kelimutu: Bau Itu, Sedih Itu, dan Bahagia Kita

11:05 PM 0
Trip hari ke 4, artikel lanjutan ini bertajuk : Trip Danau Kelimutu: Bau Itu, Sedih Itu, dan Bahagia Kita. ada apa dengan Bau?, sedih dan bahagia di trip kita kali ini saat di danau tiga warna Kelimutu. Yuk terus simak cerita perjalanan kita dari group JALA MANA NUSANTARA ekplore Flores - Komodo. Kita mengunjungi danau yang sempat menjadi salah satu gambar di mata uang rupiah kita, yaitu danau tiga warna, danau Kelimutu. 
Foto Danau Kelimutu
Sumber Foto : Rasuane Noor
Bau itu ? 
Melanjutkan cerita sebelumnya Keasikan kita di kampung adat Jopu, Wolowaru, kabupaten Ende, berlanjut ke danau Kelimutu. Dimana perjalanan kita dimulai dini hari. Berangkat dari desa  / kampung halaman bang Imanuel (tim leader dalam trip ini)  pukul 3 kurang 15 WITA kita sudah siap dan berangkat menuju ke Taman Nasional Kelimutu. Tujuan kita lebih pagi untuk menyaksikan matahari terbit / sunrise di puncak Kelimutu. Mau tidak mau kita berangkat lebih pagi. Dengan menggunakan mobil pickup yang kita sewa kemaren sejak dari Maumere, kita kembali dengan mobil yang sama. Dini hari itu barang-barang kita masukan ke mobil pickup tersebut dan kitapun berangkat. Dalam kondisi mengantuk di dalam mobil pickup mulai tercium bau yang sangat tidak sedap.  Tetapi kok bau-nya awet sekali. Akhirnya terceploslah diantara kita, ini bau apa ya kok bau sekali? Sehingga bau tersebut menjadi obrolan yang sedap dalam aroma bau yang sangat tidak sedap. sumber bau sampai tiba di parkiran Wisata Kelimutu belum terjawab juga.  Yuhuu ini cerita yang akan menjadi kesan tidak asik bagi peserta trip terutama bang zaqi (salah satu teman trip asal Banten). 

mobil pickup yang kita sewa menuju Ende dan Kelimutu
Sumber Foto : Zhengwenlung
Trip Danau Kelimutu: Bau Itu? Sejak awal menaiki mobil pick up, ada aroma bau yang sangat menyengat, sejak saya memasukan tas ke dalam mobil, saya sudah mencium bau ini, sejak itu saya pikir "apa saya menginjak kotoran kok bau sekali" saya langsung periksa sepatu dengan menggunakan headlamp, lalu saya arahkan lampung tersebut kesekitarku, mungkin sumbernya dari bawah atau sekitar mobil. Saya tidak menemukan sumber bau tersebut, bersela barang-barang kita masuk mobil, saya bergegas naik dan duduk di posisi dekat tas. Akan tetapi bau itu masih sangat menyengat, hingga saya pun terucap, "lah ini bau asalnya dari mana ya? Ternyata ucapan saya didengar oleh pak sopir, dia menjawab " oh ini bau kotoran babi disekitar, disini banyak ternak babi" ya sudah berpikir mungkin dengan berjalannya mobil, bau akan menghilang,  berselang mobil berjalan tetapi bau itu tetap saja terciup hingga buat kepala berduyut pusing, akhirnya sayapun harus mengeluarkan buff untuk menutup hidung hingga baunya tidak begitu tercium. inilah menjadi cerita kami Trip Danau Kelimutu: Bau Itu?. Selanjutnya sambil tidur ayam 1 jam sudah kami di dalam mobil tersebut. Tepat jam 4 kita tiba di pintu gerbang Taman Nasional Kelimutu. 

Hawa sejuk dan segar napas terasa setelah turun dari mobil pickup setidaknya bau itu benar-benar tidak tercium lagi. oh tuhan sampai pusing kepala dengan dengan Bau itu pada trip ke Trip Danau Kelimutu ini. Dari obrolan ke obrolan sesama peserta bahwa hingga beranggapan bahwa bau ini sangat beda dengan bau yang perna kita cium. sampai diantara kita berkeyakinan ini mobil habis membawa binatang babi terus kotorannya tertinggal di dalam mobil, serta sudah tertimpa oleh tas-tas kita.  Tapi Saya tidak mendengar cerita dari pak sopir, apakah benar atau tidak dari alibi kita saat itu. 

Sambil menunggu petugas membuka pintu gerbang Taman Nasional Kelimutu sebagian kami memesan kopi, teh anget dan mie instan, sedangkan saya sambil menunggu datangnya pesanan, saya mengambil foto milkyway. Saat itu cuaca sangat cerah dan langit bertaburan bintang. Sangat cocok sekali untuk berburu foto bintang. Bersama Kurnia, ibnu dan Akbar kami sesekali berdiskusi tentang hasil jepretan subuh itu. Dengan kegiatan itu membuat kita terlupa akan Bau itu di perjalanan Trip Danau Kelimutu ini. 
foto milky way pada langin di sekitar Danau Kelimutu
Sumber foto : Rasuane Noor 
Jam 5 kurang mobil-mobil travel sudah berdatangan dan mengantri masuk di belakang mobil pickup kami, setelah membayar tiket, mobil kamipun berangkat kembali memasuki pintu gerbang Taman Nasional Kelimutu. Sekitar 20 menit sampai juga di parkiran. Kami langsung turun dan siap jalan menuju puncak di danau Kelimutu. Setelah masuk parkiran dan masuk menuju arah danau kita tracking sekitar 30 menit sampai dipucak, yang berada tepat di tengah ketiga danau tiga warna tersebut. 

Perjalanan tracking sekitar 30 menit dalam kondisi gelap berjalan menuju puncak danau Kelimutu, Saya Mbak Sri, dan Koh Alung tertinggal di Belakang, sedangkan teman teman yang lain sudah terlebih dahulu menuju puncak danau Kelimutu. Dalam hati cepat sekali mereka ya? Sedangkan itu kondisi yang saya rasakan napas sudah ngos ngosan. saya tetap berjalan santai dan akhirnya, saya lebih dulu sedikit dari kedua temanku tadi, hingga saya bertemu dengan Bunda Suili. 

Di trip Danau Kelimutu ini kami meniti tangga ke puncak dengan diiringi aroma sulfur, sehingga semakin menambah sesak napas dan ngos ngosan. Tetapi  semangat ke puncak makin membara. Bersama-sama bu Siuli, akhirnya saya sampai di puncak, setelah di puncak Danau Kelimutu, rasa syukur dan bahagia bercampur aduk. Tapi saya belum dapat melihat bentuk dari danaunya karena kondisi masih remang remang atau belum terang. 

Cerita Inspiratif dari Bunda Siuli dari Jakarta 
Disela - sela warna emas jingga kemerahan mulai terlihat bukti bahwa matahari akan terbit / sunsrise. Seketika itu saya melihat ibu Siuli, menepi ke pagar sambil terisak isak, saya langsung kaget dan saat itu juga mas Zaqi melihat juga keadaan Ibu tersebut, Dalam benakku saat itu "apakah ibu Siuli sesak napas akibat kelelahan" saya mendekati beliau sambil bertanya "ada apa dengan Ibu?" sambil isak isak dia menjawab "inilah cita-citanya sejak kecil baru kecapai setelah umur 40an" Saat itu juga rasa iba dan haru bercampur di otakku, saya terbawa arus, membuatku juga meneteskan air mata, saya berusaha menjauh dari ibu suili dan mas zaqi saat itu. 

Sambil memandang warna indah di ufuk timur dan danau yang mulai nampak, Aku teringat almarhum Ayahanda tercinta kalaku masih kecil beliau bercerita "ada danau indah 3 warna di Indonesia timur tapi itu sangat jauh sekali, entah beberapa hari untuk sampai kesana"  Dulu keadaan masih di desa, untuk ke kota saja harus sehari, bagaimana harus menyeberangi lautan dan pulau. Makanya menjadi memori tersendiri di otak hingga dewasa. Tapi Alhamdullillah anakmu berhasil menginjakan kaki di danau indah ini, Danau Kelimutu. Alfatehah langsung terucap untuk almarhum Ayahanda Sehadi. Semoga Arwahmu tenang di Alam Kubur. Doa buat ibuku serta keluarga besar selalu terucap saat itu semoga kita selalu diberikan kebahagian dan kesehatan.. Aamiin.. 

Dari cerita bu Siuli menjadi inspirasi bagi kita semua dimana yang sampaikan beliau "Memang impian saya waktu kecil adalah Tembok China (salah satu benda yang terlihat langsung dari bulan) dan KELIMUTU". lanjut ungkapan bu Siuli "Puji Tuhan keduanya saya dapati di tahun ini di usia lebih dari 1/2 abad, seperti yang ditulis anak saya pada saya untuk mencapai impian.  MA. TUHAN TIDAK MELIHAT HARTA MAMA TIDAK MELIHAT KEKUATAN MAMA ... TAPI DIA MELIHAT TEKAD MAMA UNTUK MEWUJUDKANNYA". selanjutnya, "Ternyata Tuhan mempermudah dan  melimpahkan bonus bonus dalam perjalanannya.  Keindahan alam dari tempat yang lain, teman dan persaudaraan dalam perjalan serta keharmonisan hubungan ibu dan anaknya". "Aku sangat bersyukur pada Tuhan .. Dia menjawab doa doaku, sehingga aku boleh membuat impian impian baru lagi". aamiin.  

Semoga tercapai cita-cita mulya untuk Ibu Siuli. Beriring berputarnya bumi pagi itu, suasana mulai terang, beberapa saat tertegun dalam suasana haru biru itu, hingga disamperi teman-teman mengajak "ayo foto keluarga", hingga keceriaan dan kebahagian narsis dan foto ria, melunturkan gundahan saat itu. Saya lihat ibu Suili sudah ceria merona kembali.Trip Danau Kelimutu ini sudah berbalik Sedih Itu, dan Bahagia Kita. Mengabadikan lokasi dengan foto dan videopun berlanjut hingga matahari muncul, video versi muter muter, sudah beraksi, hingga drone punya Kurnia mengudara,  

Danau kelimutu banyak cerita tentang danau ini, Danau Kelimutu merupakan danau tiga warna dengan ketinggian sekitar 1639 meter, danau kawah Kelimutu terletak sekitar 66 km dari kota Ende dan 83 km dari Kota Maumere. Danau tersebut yang masing - masing pada waktu tertentu beberapa kali mengalami perubahan warna. keunikan ini menjadi daya tarik dan keindahan sendiri untuk berkunjung ke danau ini. adapun nama ketiga danaunya :   1. Danau Tiwu Nua Muri Koo Fai (Danau Pemuda dan Gadis) kedalaman danau ini sekitar 127 meter dengan luas 5,5 hektar.   2. Danau     Tiwu Ata Polo dengan sedalam 64 meter seluas 4 hektar. 3. danau Tiwu Ata Mbupu (Danau Orang Tua) Luasnya 4,5 hektare dengan kedalaman 67 meter.

Rute untuk menuju danau Kelimutu dapat ditempuh: 
Via Ende 
Jika teman teman berasal dari luar Flores rute menuju ke danau Kelimutu adalah via pesawat terbang dari Kota Kupang ke Kota Ende, Tiba di Bandara Bandara Hasan Aroeboesman, dilanjutkan Naik  mobil Travel langsung ke danau kelimutu, atau dengan rute  dari bandara kota Ende lanjut ke terminal bus Ende dengan menggunakan angkutan, gunakan travel atau bus jurusan Ende – Maumere / Wolowaru, selanjutnya turun di Desa Moni dari desa moni dengan menggunakan ojek ke danau Kelimutu. 

Via Maumere: 
Rute dari bandara Fran Seda kota Maumere lanjut ke terminal bus dengan menggunakan ojek atau travel selanjutnya dengan  bus jurusan   Maumere / Wolowaru -Ende, selanjutnya turun di Desa Moni dari desa Moni dengan menggunakan ojek ke danau Kelimutu. 

Matahari terus menaik, kamipun beranjak turun dari puncak Kelimutu, kembali ke parkiran menuju ke trip Kota Ende dengan tajuk : Kota Ende : Maboknya Petualang, Sedapnya Sambal Dabu Dan Tragedi Tas Biru Zaqi
 
Danau Kelimutu dari sisi awal masuk terdekatan dari parkiran
Sumber Foto : Rasuane Noor

Berikut ini video saya saat di danau kelimutu setelah melewati drama Bau Itu, Sedih Itu, dan Bahagia Kita. Selamat menyaksikan semoga berkenan: 

Kota Ende : Maboknya Petualang, Sedapnya Sambal Dabu dan Tragedi Tas Biru Zaqi

11:05 PM 0
Masih Trip di hari ke 4. Setelah dari danau 3 warna Kelimutu, kami melanjutkan perjalanan menuju kota Ende. Cerita perjalanan hari ini tentang kunjungan kita ke Kota Ende yang membawa kesan perjalanan adanya drama Maboknya Petualang, Sedapnya Sambal Dabu dan Tragedi Tas Biru Zaqi. Bagaimana kejadian tersebut yuk kita lanjutkan simak. Sebelum kita nanjak ke puncak Kelimutu, sudah disampaikan oleh sopir dan ketua tim kita bang Noel "agar siang sebelum jam 10 kita sudah harus berada di tempat pengantrian jalan yang sedang diperbaiki" (saya lupa nama tempatnya). Rute untuk menuju Kota Ende,  sedang ada perbaikan jalan dan bukit yang sering longsor, sehingga sudah lama daerah ini dalam tahap perbaikan. Rute tersebut merupakan jalan satu satunya untuk menghubungkan Kelimutu ke Ende sehingga sistem jalannya buka tutup.  Setiap 2 jam sekali jalan itu dibuka. 2 jam lagi jalan diperbaiki. sehingga butuh lama dalam mengantri. Jika lebih cepat kita akan menghemat waktu.


Dalam perjalanan menuju Ende, diawali dengan drama Maboknya Petualang. Kami menikmati pemandangan yang indah disela sela aroma kotoran babi. Disisi itu ternyata Akbar, teman trip dari kota Makasar memperlihatkan wajah yang pucat dengan keringan dingin, sehingga tercetuslah ucapan dari Ririn (teman dari Jakarta) "akbar kamu mabok?" dia menjawab "kepalaku pusing" dia berusaha tetap memejamkan mata di kondisi duduk pinggir, hingga sayapun penyarankan kepada teman yang duduk dekat dia "dipijet pijet punggung dia" hingga muncul ide "posisi duduk dia diganti dengan mas Zaqi sehingga dia bisa rebahan di atas tas kita menumpuk". Sehingga dia bisa lebih relax,  Posisipun berganti. Dibalik maboknya teman kita yang satu satu masih mahasiswa tersebut, terucap buly-an dari kita "petualang bisa mabok mobil juga" candaan itupun tidak dia pedulikan, nampaknya dia konsentrasi bagaimana mengembalikan kondisi dia agar tetap kuat.

Sebelum jam 10 kami sudah berada di tempat perbaikan jalan tersebut, sudah 5 kendaraan mengatri di depan kami, motorpun sudah cukup banyak. Di depan memang sedang ada mesin eksavator dan sejenisnya sedang merontohkan bebantuan dan bekerja memperbaiki jalan tersebut. Saat itu Kamipun sepakat untuk mencari makan di sekitar tempat itu, waktu masih ada, perut  sudah merontah karena kita sejak dari puncak Kelimutu perut belum berisi. Setelah makan Saya kembali ke mobil, saya masih melihat si Akbar masih tertidur ayam diatas tas-tas tersebut, saya kembali menawarkan dia agar makan, tapi dia menolak. Sang Petualang  masih terlena oleh 
maboknya. Saya pun memberi beberapa makanan nampaknya dia tidak tertarik, masih fokus dengan mabok perjalananya. Hingga akhirnya ada tawaran buah jeruk dari bu Siuli kepada dia, diapun mengkonsumsinya.  Disela-sela mabuknya, sang petualang (Akbar) bercerita kalau dia kurang istirahat sejak sampai di Maumere, ini adalah hari 4 trip kita, dia juga sudah terlalu banyak mengkonsumsi moke (minumal beralkohol asli Flores). Sehingga kondisinya jadi down. Sehingga Saya hanya bisa menyarankan agar dia beristirahat saja.

Setelah sekitar kurang 1 jam kami menunggu, jalanpun sudah dibuka, motor terlebih dulu melewati jalan tersebut. Selanjutnya perjalanan yang indah menuju Kota Ende dengan pemandangan bukit yang curam dengan jurang yang asri menjadi menyejuk mata. Apalagi dalam kondisi duduk di mobil pickup yang berhimpit dan aroma tidak sedap tersebut menambah jumlah maboknya para Petualang.  Saya berusaha untuk tak menghiraukan kondisi penyebab Maboknya Petualang. saya terus menikmati dan melihat bukit-bukit indah sepanjang jalan itu. Terdapat bekas memutih di dinding-dindingnya, cukup tinggi yang ternyata sisa aliran air terjun pada saat musim hujan. Sempat saya berpikir, jika musim hujan akan indah sekali bukit itu dengan banyak air yang jatuh di dinding bukit itu. Kapan bisa datang kembali?

Kurang lebih perjalanan 2 jam, kami sampai di kota Ende, kami tiba di rumah Saudaranya bang Nuel, kami turun dan menurunkan barang masing masing, hingga mobil pickup pun berlalu balik selesai menghantarkan kita. Saya berduduk santai teras rumah tempat kami singgah tersebut. Sedangkan teman yang lain mandi dan beres-beres.  Berbeda dengan mas zaqi, dia sibuk membongkar semua isi tas dan mencuci tasnya karena sumber bau di mobil pick up adalah kotoran babi, yang paling banyak mengenai bagian tas dia. Akibat itu tasnya bau super serta kekesalannya meradang. Walau saat itu tas punya mas Ibnu terkena juga tetapi tidak separah punya mas Zaqi. ini adalah tragedi tas Biru mas Zaqi yang membuat dia tambah pusing melebihi Maboknya Petualang. Dia sembari mencuci tas biru tersebut dengan hawa emosi dan bergumam; "ini kan babi haram, barang-barang saya, pakaian saya gimana ini?" saya mau sholat gimana?. saya tidak bisa berkata-kata lagi, hanya mendengarkan ocehan demi ocehan dia tersebut. sayapun izin untuk meninggalkan dia yang sedang sibuk membersihkan pakaian dia. saya bergabung dengan teman teman yang ada dalam rumah. 

Saat itu kami habiskan mengobrol asik dengan pihak rumah, hingga datang minibus elf, dan mobil tersebut yang akan menghantarkan kita untuk trip selanjut dari Kota Ende ke Riung, Waerebo, Cancar, dan Labuhan Bajo. Sambil menikmati teh anget dari pihak rumah saya lihat mas Zagi masih sibuk dengan tas yang dia cuci dan jemur, pakaian isi tas terhambur di atas plastik karpet, wajahnya sangat serius sekali, beberapa kali tawaran teman untuk menikmati teh anget tanpa dia perdulikan. Dia masih terbawa oleh Tragedi Tas Biru Zaqi yang  melebihi maboknya petualang.

Selang beberapa saat, hidangan makan siang sudah disiapkan. Kamipun menikmati makan siang dengan sajian khas dari keluarga bang Nuel di kota Ende ini, dengan makan khas ikan bakar dan sambal dabu dabu, wah nikmat sekali, kamipun dengan lahap dan semangat makan hingga perutpun full. Terima kasih sekali kepada bang Emanuel dan keluarga yang telah menyajikan makanan gratis kepada kami. Disini saya juga mengenal kuliner makanan khas Sedapnya Sambal Dabu asli Kota Ende. 

Selang beberapa menit ke jam. Kamipun sudah selesai makan. Mas Zaqi Baru kelar membersihkan tas birunya. Makan dia tertunda karena kesibukannya dengan tas terkena kotoran babi. Sambil makan diwajahnya masih tersimpan kekesalan atas kejadian dengan tas birunya. Beberapa ucapan muncul "jijik najis  gw mah, itu kotoran babi, najis tralala'". inilah cerita pahit manis kita saat di Kota Ende : Maboknya Petualang, Sedapnya Sambal Dabu dan Tragedi Tas Biru Zaqi. 

Ya itulah pengalaman trip yang untuk kita kenang.. Selanjutnya setelah foto bersama dan pamit kepada Kakak dan keluarga Bang Niel di Kota Ende, kita akan melanjutkan trip menggunakan minibus elf menuju Riung 17 Pulau, akan tetapi kita memampir di situs sejarah, Rumah pengasingan soekarno presiden RI pertama di kota Ende.
Rumah pengasingan bung karno di kota Ende, Flores Nusa Tenggara Timur
Berikut ini video keseruan kami saat berkunjung ke Flores - komodo dalam balutan frame: Jejak Kami di flores Labuhan Bajo Komodo Nusa Tenggara Timur

Pengalaman Disesatkan di Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali

11:05 PM 0
Perjalanan jauh dari Lampung, ujung Timur Pulau Sumatera dengan tujuan ke Flores, Nusa Tenggara Timur. Dengan menumpak pesawat dari bandara Radin Intan II Lampung menuju bandara Soekarno Hatta, Tanggerang Banten atau Jakarta, berlanjut bandara Ngurah Rai Denpasar Bali. Karena keberangkatan ke Flores siang harinya, jadi transit 12 Jam di Bali. Tepat pukul 01,00 WITA dini hari waktu setempat, saya berusaha menghubungi teman teman yang sudah terlebih dahulu tiba di Bali. Beberapa saat, sudah dibalas, ternyata teman beristirahat di hotel yang terletak dekat bandara.

"Pokoknya mas jalan aja dari bandara menuju pintu keluar terus ke hotel Haris, letak penginapan kita dekat Hotel tersebut, tepatnya depan minimarket" itu salah satu isi sms bang Zaqi (salah satu teman trip yang sudah aku kenal). 

Saat keluar bandara, saya sudah ditawari oleh para sopir taksi dan ojek. Saya menjawab "'saya jalan kaki saja karena dekat di dekat hotel Haris" salah satu bang ojek terus membuntuti sambil bertanya "hotel Harisnya dimana? Banyak loh hotel Haris" saya jawab "dekat bandara kok, ini teman sms cuma jalan kaki saja" bang ojek tersebut masih berusaha menawari "lumayan jauh mas, naik ojek saja cuma 20 ribu" saya berusaha tidak menerima dan semaksimal mungkin untuk menjawab dengan ramah walau dalam hati sudah mulai kesal dimana abang ojeknya selalu menawari seakan jaraknya jauh. Dengan berjalan terus akhirnya abang ojek tersebut membiarkan saya berlalu. 

Berselang perjalanan 5 menit, akhirnya saya sampai di pintu gerbang pintu masuk bandara, ternyata didekat pintu gerbang tersebut ada jalan pintas yang membuka sebagian pagar, disana sudah berdiri beberapa abang ojek, dalam hati "alamak ini pertanda tidak enak karena abang ojek pasti menawari lagi" kondisi dini hari itu ternyata benar apa yang ada dalam benakku. abang ojek menawari kembali "kemana bang, naik ojek saja" saya jawab mau ke Hotel Haris" kembali saya dengar lagi "Hotel Haris banyak bang, Hotel Haris yang mana? Di Nuban atau dimana?" Ujar bang ojek, saya jawab lagi Saya tidak tau di Nubang atau bukan tetapi yang paling dekat dengan Bandara", bang ojek kembali berujar " lumayan jauh bang, naik ojek saja. 15 ribu" saya menjawab " ndak mas, teman saya bilang cuma jalan kaki saja",  "ya lumayan jauh kok" pungkas bang ojek lagi, dia berusaha menawarkan ojek kembali, saya kembali dongkol, saya jawab seramah mungkin" saya jalan kaki saja"  abang ojek memberi tau, "jalan ke hotel Haris lurus terus bang, nanti ada belokan ambil belokan tersebut" saya ucapakan terima kasih dan berjalan menjauhi bang ojek, dalam ragu apa iya jalannya lurus terus, sedangkan Jps google map memberi tau bukan jalan lurus, tapi belok.

Akhirnya saya berusaha mengikuti petunjuk bang ojek untuk lurus. Alhasil hampir 20 menit saya berjalan lurus belum juga menemukan petanda Hotel Haris, lebih naas lagi tiba tiba hujan turun, dan saya agak kesulitan tuk mencari tempat berteduh karena, di sepanjang jalan pohon pohon dan rumah rumah berpagar, saya pun berusaha berteduh bawah pohon, lumayan kondisi membuat cukup basah, beberapa menit berlalu hujanpun reda, dalam kondisi agar gerimis saya kembali berjalan, saya lihat tulisan besar golden hilton hotel, saya memberanikan diri masuk dan bertanya kepada sekuriti hotel tersebut, dan ternyata saya salah jalur, atau salah ambil jalan. Benar apa yang diberitahu google map, seharus saya langsung belok kiri, malah mengikuti apa yang diberitau abang ojek. Dalam hati sambil mendongkol sendiri, "saya disasarkan oleh abang ojek tadi" saya kembali balik arah. Namun dalam perjalanan balik ada tambah naas lagi ketika melewati rumah salah satu rumah di jalan, ada anjing yang menyalak, "huh kok ada anjing lagi, bukannya tadi tidak ada" saya perna trauma dari kecil terhadap anjing, saya tidak suka sekali dengan anjing.  saya berusaha tenang dan berlalu dari suara anjing tersebut, kembali mendekati pintu gerbang bandara Ngurah rai kembali. 

Di dalam perjalanan ternyata ada ojek menyamperi, ehh brengseknya lagi, ternyata itu abang ojek yang tadi memberi tau jalan arah lurus, ujar dia "lah bang belum ketemu, salah jalur, bukan ke arah ini, ayo saya antar saja, gratis" dalam kesal dan menahan emosi, saya jawab "terima kasih mas, saya bisa jalan sendiri" abang ojeknya tidak mau berlama lanjut berlalu. Akhirnya sayapun sampai juga ke tempat tujuan. Di depan hotel, bang Zaqi dan Bang Nuel, sudah menunggu. "Lama sekali jalannya" dekat aja" ujar bang Zaqi, dan sambil masuk kamar hotel, saya cerita kejadiannya yang baru saja menimpa saya. 

Mungkin bukan saya saja yang perna merasakan ini, mungkin banyak para traveller atau backpacker lain. Semoga kita bisa menjadi lebih baik.

Hikma yang dapat diambil. 
  • Mengais rezeki tidak harus berbohong dan memberi jalan yang salah, jikapun dapat itu adalah rezeki yang haram, tidak berkah.
  • Hati hati para traveller dan backpacker carilah informasi yang benar-benar dipercaya sebelum kita tersesat.
  • Teknologi sangat membantu di kala sulit. 
  • Para ojek dan sopir dan masyarakat di tempat wisata, alangkah baiknya sadar wisata untuk kenyamanan para wisatawan. Ada istilah sapta pesona. Yukk pahami.