Sekitar pukul 7 malam kami tiba di kota Bajawa, kota kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tengarara Timur. Setelah perjalanan kurang lebih 5 jam dari Riung. Sensasi hawa sejuk kami rasakan di kota ini, menikmati sedapnya masakan khas asli Sumatera Barat menambah sensasi berbeda ketika di kota yang Terkenal dengan istilah "Piring Kedamaian" Masakan padang ternyata ada dimana-mana, yang khas lagi penjualnya ternyata asli orang Padang juga. waw mantap menikmati makanan khas Padang di Kota Piring Kedamaian, Bejawa. Artikel cerita perjalanan di kota Bejawa kita akan menuju ke kampung adat yang terkenal di bawah kaki gunung Inerie sambil menikmati sensasi Kopi Flores di Kampung Bena.
Kampung Bena di Bejawa yang berada di kaki gunung Inerie yang masih aktif |
Kami bermalam di penginapan yang sebelumnya sudah kami booking. Penginapan yang berada di jantung kota Bajawa ternyata penginapan tersebut masih tahap renovasi, sehingga kami dipindahkan oleh pihak penginapan ke homestay penginapan tidak jauh dari penginapan tersebut. Di penginapan kamipun melepas lelah dan mempersiapkan untuk trip ke kampung Bena esok harinya. Kami ingin menikmati sensasi kopi Flores di Kampung Bena di Bejawa. Walau Sempat di Penginapan ini ada catatan serunya. Kami tidur bertiga yang seharusnya diisi oleh 2 orang, alhasil kaki serasa menggantung karena ukuran tempat tidurnya yang tidak pas, tapi alhamdulillah bisa nyenyak juga.
Pagi-pagi saya sudah terbangun terlebih dahulu, sayapun sudah mempersiapkan diri untuk berpetualang hari itu untuk menikmati sensasi kopi Flores di Kampung Bena di Bejawa ini. Teman-teman lain yang belum bangun saya bangunkan. Menjelang jam 7 kamipun sarapan bersama dan sudah siap untuk menjelajah kampung Bena.
Perjalanan kami dari Bajawa ke kampung Bena tidaklah begitu jauh, sekitar setengah jam kami sudah sampai di parkiran yang khusus di kampung tersebut. Sepanjang perjalanan menuju desa Bena, kami disajikan dengan pemandangan gunung Inerie yang tampak tinggi menjulang di sisi jalan.
Tiba di kampung Bena, kami berjalan sekitar 50 meter menuju ke rumah penerima tamu, kami melakukan regestrasi dan mengisi buku tamu, seingat saya 1 orang pengunjung dikenakan biaya Rp.15.000 rupiah, disana juga kami harus mengenakan kain tenun yg kecil sebagai tanda tamu yang masuk ke kampung ini. kain tenunnya sangat cantik dan indah, sehingga kamipun berebut ingin mendapatkan yang paling bagus, padahal semua bagus, sesuai selera masing-masing.
situs megalitikum di kampung bena Bejawa |
Kampung Bena merupakan desa wisata sekaligus situs megalitikum peninggalan mas zaman batu hingga eksis sampai sekarang, disini banyak terdapat susunan batu yang dibentuk dengan khas, selanjutnya di kelilingi rumah rumah warga yang bentuknya khas bena. yang lebih luar biasa sekali, perkampungan ini teretak di kaki gunung masih aktif yaitu gunung Ineire.
Ibu sedang menenun di depan rumah Kampung Bena |
Selama di kampung kami langsung bernarsis dan foto-foto ria, bercengkrama dengan ibu-ibu yang sedang menenun di depan rumah masing-masing, sayapun saat itupun langsung keliling kampung hingga ke ujung, di ujung kami kembali berfoto foto lagi. Saking asiknya foto foto, sayapun tertinggal rombongan. Ternyata rombongan sudah singgah di rumah yang paling ujung yang menghadap utara. Sayapun segera menyusul mereka, ternyata sedang asik menikmati kopi, sayapun segera melepas sepatu dan duduk dekat dengan Ibu pemilik rumah dan langsung ditawari minum kopi atau teh. Saya langsung menjawab ingin kopi saja. saya ingin menikmati sensasi kopi Flores di Kampung Bena di Bejawa.
Tidak lama dalam keasikan obrolan kami, kopipun sudah tersaji, saya langsung mengambil jatah. slurup kopi hangat saya minum, terasa bercampur di lidah, waw rasanya nikmati dan sensasi baru, saya yang nota bene bukan pecandu kopi tapi merasakan nikmatnya kopi Bejawa. memang saya keterunan keluarga petani kopi, dan setidaknya sering mengkonsumsi kopi, rasa kopi yang ada di Kampungku Way Tenong Lampung Barat, ada unsur berbeda rasa kopi Lampung dan kopi Bajawa. namun rasanya mantap. Bagi pecinta kopi harus menikmati sensasi kopi Flores di Kampung Bena di Bejawa.
Setelah cukup lama di rumah warga Kampung Bena, kamipun berpamitan untuk melanjutkan trip. inilah pengalaman kami dalam menikmati sensasi kopi Flores serta adat budaya di Kampung Bena di Bejawa.
Rute untuk mencapai Kampung / Desa Bena Bejawa adalah : Dengan menggunakan via pesawat terbang dari kota kupang ke kota bejawa di Bandara Soa, selanjutnya dari bandara ke kota Bajawa menggunakan travel dengan harga kurang lebih 50 ribu. dari kota Bejawa bisa mencari penginapan disini atau melanjutkan ke desa Bena dengan menggunakan jasa ojek dengan waktu sekitar 30 menit.
Jika dari kota Ende, menggunakan travel atau bis jurusan Ende-Bajawa kemudian turun di Mataloko. Selanjutnya dengan jasa ojek untuk ke kampung Bena.
Video selama di Kampung Bena simak dibawah ini : Kampung Adat Bena dan sawah Jaring Laba laba Cancar di Flores