Berisi tentang cerita, foto, video, hoby, Aktivitas, dalam perjalanan petualang dan pencari pengalaman

Showing posts with label Foto. Show all posts
Showing posts with label Foto. Show all posts

6/15/23

Pulau Gili Lawa : Bukit, Rumput Savana, Pantai dan Laut, Spot Wisata di Labuhan Bajo

11:54 PM 0
Cerita perjalanan kita dalam jelajah Flores - Komodo bersama tim Jala mana nusantara, berlanjut ke Pulau Gili Lawa Darat, dengan tajuk Pulau Gili Lawa: Bukit, Rumput Savana, Pantai dan Laut, Spot Wisata di Labuhan Bajo. Pengalaman pribadi ketika menginjakan kaki ke Gili Lawa, rasa haru dan takjub akan indahnya ciptaan yang maha kuasa. Ketika kapal merapat ke pantai di tepi Gili Lawa ini, sudah disajikan indahnya pantai dengan pasir putih. Kemudian, Saya melihat perbukitan yang dipenuhi oleh rumput perdu yang sudah menguning karena masim kemarau. Team Leader, dengan semangat 86 ayo kita naik ke puncak. Saya masih terkagum-kagum dengan pemandangan sekitar begitu Indah, ternyata sudah diajak untuk naik ke puncak di Pulau Gili Lawa ini. Saya bersama armarhum Ibnu haj dengan semangat juang 45 menyusuri jalan setapak menuju puncak bukit gili lawa.  Walau medan tracking melelahkan di tengah terik mentari namun semua terbayar sudah dengan keindahan alam Gili Lawa di Taman Nasional Komodo ini. 

Pulau Gili lawa dengan pemandangan khas bukit, rumput savana, pantai dan laut. Jika anda berkunjung ke labuhan Bajo dan Taman Nasional Komodo, tidak lengkap jika anda tidak mengunjungi atau menginjakan kaki ke Pulau gili Lawa ini. Sensasi surga dunia akan anda rasakan ketika berada di Pulau gili lawa ini apalagi ketika sudah sampai puncak di gili lawa ini. Rerumputan khas savana dengan angin yang menyentuh sejuk dibalik terik sang mentari, dengan mata dimanjahkan pemandangan laut yang membiru dan pasir yang putih kemilau. Selanjutnya bukit yang mempesona, tidak jemu jemunya ketika berada di pulau puncak gili lawa ini.  Sungguh begitu indahnya sensasi ini di pulau Gili Lawa, Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. 

Pemandangan di pulau Gili Lawa menjadi icon tersendiri untuk kunjungan wisata ke Taman Nasional Komodo. Pulau Gili Lawa ini tidak kalah eksotik dengan pulau padar dan pulau kelor di kawasan ini. Sebelum berkunjung ke Pulau Gili Lawa : Bukit, Rumput Savana, Pantai dan Laut, Spot Wisata di Labuhan Bajo. Ada baiknya Simak video keindahan pulau ini berikut ini sebagai referensi untuk mengisi liburan anda  serta ancang-ancang tenaga yang harus dipersiapkan untuk mencapai puncak Pulau Gili lawa: 

Pemnadangan saat diatas Pulau Gili Lawa  terlihat indah  Bukit, Rumput Savana, Pantai dan Laut,  bagian dari Spot Wisata di Labuhan Bajo

Simak artikel rangkaian cerita perjalanan kami saat jelajah Flores - Komodo  bersama Jala Mana Nusantara:  
2. Pengalaman Disesatkan di Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali.3. Perjalanan Backpacker Dari Bali Ke Maumare : Pertama Menginjakan Kaki Di Flores.4. Pulau Koja Doi : Pulau Tumpukan Batu yang Fantastik di Flores5. Pulau Pangabatang Utara Maumere Flores; Syahdu Berteduh dan Pasir Putih.
4. Tanjung Kajowulu : Emas Berkilau di Barat Maumere.5. Pantai Koka di Sikka  Flores : Eksotiknya Tidak tergantikan 6. Desa Jopu Wolowaru, Ende, Flores: Khasana Budaya, Mandi Air Panas dan Makan Sirih.7. Trip Danau Kelimutu : Bau Itu, Sedih Itu, dan Bahagia Kita8. Kota Ende : Maboknya Petualang, Sedapnya Sambal Dabu dan Tragedi Tas Biru Zaqi9. Bermain Kelelawar dan Menikmati Surga di Riung 17 Pulau, Flores10. Menikmati Sensasi Kopi Flores di Kampung Bena11. Sawah Jaring Laba-Laba Di Cancar Pulau Flores Sebagai Lambang Persatuan12. Waerebo : Kampung Adat Di Pedalam Flores13. Kenangan yang Manis di Labuhan Bajo14. Pulau Padar, Pesona pulau Terindah Di Dunia15. Menginjakan Kaki Di Pulau Hewan Purba : Komodo16. Pulau Gili Lawa : Bukit, Rumput Savana, Pantai dan Laut,  Spot Wisata di Labuhan Bajo17. Pulau Burung Dan Pulau Sabolo Di Labuhan Bajo Nusa Tenggara Timur
 

Pulau Koja Doi : Pulau Tumpukan Batu yang Fantastik di Flores

11:48 PM 1
Pagi itu, disebelah timur matahari mulai menampakan berkasnya, yang menguning jingga, diiringi sahutan kicauan burung gereja.  Di sekatariat Unipala (Mapala) Kampus Universitas Nusa Nipa (UNIPA), Maumere, Pulau Flores obrolan dan canda gurau teman-teman peserta trip membubuhkan sarapan pagi. Pengalaman dan kebiasaan dalam budaya tertentu di tempat trip yang sudah perna didatangi menjadi salah satu bahan obrolan pagi itu. Hari ini adalah hari kedua kita menginjakan kaki di pulau Flores. hari ini kita sudah menjadwalkan untuk berkunjung ke pulau Koja Doi : Pulau tumpukan batu yang fantastik di Flores. 

Setelah sehari dan bermalam di Kota Maumere Pulau Flores. Kami memulai start jelajah hari kedua trip ini ke pulau Koja Doi, Pulau Pangabatang dan Tanjung Kajuwulu. alhamdulillah dalam sehari kami dapat menyelesaikan trip ke tiga tempat yang sangat eksotik tersebut. Bungkusan cerita perjalanan ini kita buat dengan judul Pulau Koja Doi : Pulau Tumpukan Batu yang Fantastik di Flores. Ada apa di pulau Koja Doi tersebut yuk disemak sampai akhir cerita ini serta untuk lengkapnya lagi silahkan ditonton Video di bagian paling bawah di artikel ini. 

Di seketariat Mapala Universitas Nusa Nipa, pada pagi yang cerah itu. Kami sudah menyiapkan semua yang akan dibawa ke tempat distinasi trip perdana di Pulau Flores ini. Pulau Koja Doi  yang terkenal sebagai Pulau dari tumpukan Batu yang Fantastik di utara Flores. Sore hari sebelumnya kami sudah sepakat untuk memersiapkan semua keperluan yang dengan mempersiapkan  selama trip, termasuk trip pertama ke lokasi distinasi pulau Koja Doi, dan Pulau Pangabatang. Segalanya terutama yang berhubungan dengan wisata air harus dipersiapkan, dari kostum, alat-alat dan bahan dijaga agar tidak terkena air, diantara banyak teman membawa drybag/tas waterproof, pelatik untuk penyimpan barang dll, rute trip, penyewaan mobil, kapal dan lainnya sudah dipersiapkan. Selain itu logistik adalah nomor satu dalam trip ke pulau Koja Doi dan Pulau Pangabatang. Saya secara pribadi menyarankan agar membawa air mineral yang cukup karena kebutuhan air minum saat trip paling banyak dibutuhkan. Kebutuhan untuk makan pagi, siang, hingga sore sudah kami bahas bersama agar semua berjalan dengan lancar. 

Pagi itu sekitar pukul 6.30 WITA, mobil pick-up terbuka yang sudah dirental oleh teman-teman Unipala Unipa sudah datang. Satu persatu barang dimasukan ke dalam bak mobil. Selanjutnya pada kesempatan itu teman-teman dengan menggunakan mobil ada yang berangkat ke pasar untuk membeli air mineral dan sekaligus membeli ikan untuk kegiatan bakar-bakar ikan di pulau Koja Doi dan Pulau Pangabatang. sekitar sejam kita menunggu teman ke pasar hingga ada muncul kejenuhan diantara teman-teman, tidak tau darimana dan dari siapa mulai untuk ide melakukan senam pagi sebelum melakukan trip. Sehingga kesempatan itu kami lakukan untuk meregangkan otot di depan sekret Unipala. dengan dipimpin oleh mbak Sri yang ternyata notabene pintar senam dan salsa, kami melakukan senam pagi alala mbak Sri.  

Selanjutnya setelah sarapan pagi kami berangkat dengan mobil pick up terbuka menuju dermaga Nangahale untuk menuju ke Koja Doi dan Pulau Pangabatang. sekitar 45 menit kami sudah tiba di pinggir pandai dermaga Nangahale. Di dermaga  kami sudah ditunggu kapal sewaan yang sebelumnya sudah dibooking oleh teman teman Mapala Unipa. Dari dermaga ini kita menuju Koja Doi dan Pulau Pangabatang. Di Dermaga Nanghale kami sudah disajikan pemandangan yang indah, pantai dengan ombak yang tenang, dan pasir hitam dengan banyaknya batuan kecil serta beningnya air laut yang masih alami.

Sekitar 1 jam, kami berlayar menuju pulau Koja doi, akhirnya tiba juga dalam kondisi terik mentari. Sebelum memasuki perkampungan Koja doi, disana terdapat dermaga dengan gapura yang tertulis pelabuhan Lamalino, menurut penyampaian penduduk setempat Pak Mulyadin arti dari Lamalino adalah "air yang tenang". Kami sempat berfoto-foto di gapura ini.

Pulau Koja Doi : Pulau Tumpukan Batu yang Fantastik merupakan suatu desa. Desa Koja Doi terletak di kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kami berkeliling kampung atau Desa Koja Doi serta bercengkrama dengan masyarakat setempat dari sini kami banyak mendapatkan banyak informasi. Masih dari sumber yang sama Pak Mulyadin, pulau Kojadoi memiliki arti Air yg keluar dr akar. berhubungan dengan kondisi tersebut memang pulai ini ada keunikan tersendiri dima sebagian besar pulau ini adalah batuan yang besar dan membentuk 2 bukit, sedaangkan diantara dua bukit tersebut terdapat perkampungan Kojadoi. penghuni pulau ini walaupun nampak kecil ternyata cukup banyak sekitar 1603 jiwa yang terdiri dari berbagai suku diantaranya  suku Boton dan Suku sikka. "di pulau ini juga sudah lengkap adanya kantor desa, polindes,sekolahan paud sampai SMK" Ujar pak Mul. sekolahan SMP di pulau ini sudah negeri yaitu SMP negeri Kedes Hanapi.

Pulau Koja Doi : Pulau Tumpukan Batu yang Fantastik. Selain keunikan dengan bukit batu, pulau ini terhubung oleh satu jembatan batu yang panjang yang menghubungkan ke Dusun Koja Besar. selanjutnya dari percakapan dengan pak Mul, "masyarakat di Koja doi mayoritas adalah nelayan sedangkan Ibu-ibunya banyak sebagai penenun kain khas flores".

Pulau Koja doi memiliki pemandangan yang indah dimana keunikan diatas bukit Batu dapat melihat indahnya perbukitian, pantai yang cerah serta laut yang membiru, selain itu di pulau ini terdapat keindahan terumbu karang yang sangat bagus bagi para peselam.

Ayo para ekplore mari jelajah pulau Koja Doi. tidak menyesal akan keindahan tersebut.. tapi ingat Jangan Merusak ya, tetap jaga kealamiannya.

Bersambung ke pulau Pangabatang  simak di artikel berikut Syahdu Berteduh dan Arus Manja di Pulau Pangabatang Flores

Berikut Video kami selama di Kota Maumere, Pulau Kojadoi, Pulau Pangabatang dan Tanjung Kajowulu.

Pulau Pangabatang di Utara Maumere Flores: Syahdu Berteduh dan Berpasir Putih

11:31 PM 0
Ini adalah bagian trip pertama kita di hari ke 2, setelah hari pertama kita tinggal di Maumere yang berlanjut hari ini eksplore pulau Koja Doi dan Pulau Pangabatang di Utara Maumere Flores: Syahdu Berteduh dan Berpasir Putih. Dari pulau Koja Doi, sudah terlihat dari kejauhan pulau yang tuju ini.  ya pulau Pangabatang, sebelum menepi ke pulau ini sudah terlihat pemandangan yang mempesona, laut yang bening serta pasir putih indah merona yang memanjang di pantai pulau ini. sehingga kita habiskan hari ini di sini  Pulau Pangabatang  Utara Maumere Flores dengan syahdu berteduh dan berpasir putih.
Pemandangan yang indah di pulau Pangabatang Flores Nusa Tenggara Timur 

Di pulau Pangabatang ini masih masuk wilayah Kota Maumere kabupaten Sikka di pulau Flores. Pulau Pangabatang ini tersusun oleh kontur alam yang khas, sebagian terdapat perkampungan penduduk. Di Pulau ini pemukiman penduduk berbatasan langsung sebuah bukit kecil yang tersusun oleh batu batu yang indah. Selanjutnya hamparan pasir putih yang banyak ditumbuhi rumput-rumput liar dan bunga widuri. Disela-sela itu terdapat beberrpa pohon besar yang rindang, nyaman untuk berteduh. jika dari kejauhan seperti pohon beringin yang rindang meneduhkan dengan berdiri beberapa pohon. sehingga sangat pas sekali jika tema kita disini adalah  Pulau Pangabatang di Utara Maumere Flores: Syahdu Berteduh dan Berpasir Putih.
Pohon di antara pasir yang gersang tempat kita berteduh 
 
Setelah menepi di pantai di Pulau Pangabatang ini, sebagian teman menuju pohon untuk berteduh dan memindahkan barang bawaan.Tampak indah pesona pulau pangabatang ini dengan syahdu berteduh dan berpasir putih. Teman-teman dari Unipala mempersiapkan kayu-kayu untuk membuat bakaran, ya tentunya membakar ikan, sebagian membersihkan ikan yang sudah kita beli saat di Kota Maumere. Sebagian teman teman berjalan-jalan di seputaran pulau itu. Sedangkan saya dan teman lainnya mengajak awak kapal untuk agak ketengah, karena di dekat pantai lautnya banyak terdapat tumbuhan lamun, sehingga tidak tampak adanya terumbu karang, kita memilih agak ke tengah. 

Kita melakukan snorkling, dengan mencari kira-kira spot yang banyak terumbu karangnya. ketika mendapatkan posisi yang memungkinkan saya mempersiapkan diri dengan menggunakan pakaian renang, maskers serta kamera underwater. Saat mencuburkan diri saya takjub saya muncul saat melihat terumbu karang-terumbu karang yang indah, walaupun tidak begitu rapat terumbu karangnya tetapi kealamiahnya begitu nampak, dalam hitungan detik saya menikmati terumbu karang tersebut, saya merasakan ada yang kurang nyaman dalam melakukan snorkling / free diving tersebut, beberapa kali saya coba masuk agak dalam sekitar 2-3 meter, tubuh saya bagai terbawa arus. yang awalnya menyelam di depan kapal, tiba-tiba sudah berada di belakang kapal. sampai terpikir dibenak saya, ini bukan tempat yang nyaman untuk snorkling karena kondisi arus lagi deras, hingga beberapa kali saya mencoba berenang mendekati kapal, tetapi harus mengeluarkan energi ekstra karena melawan arus. Akhirnya saya putuskan untuk naik kapal, setelah naik kapal, Koh Alung :teman yang paling senior dalam trip ini serta merupakan dengan latar belakang seorang perenang, mengikuti saya untuk naik kapal juga, namun dalam situasi tersebut saya memberikan saran ke teman-teman yang sudah mencebur untuk naik saja dan cari spot yang arusnya tenang. Saya melihat apa yang saya rasakan nampaknya juga dialami oleh teman-teman yang lain. seketika itu juga saya melihat koh Alung sudah mencebur kembali ke laut akan tetapi dengan menggunakan pelampung, Koh Alung ternyata mendekati teman yang sedang snorkling ternyata terbawa arus laut cukup jauh, mungkin hampir 50 meter, untungnya teman tersebut menggunakan pelampung sehingga dia seperti masih tenang berusaha mendekati kapal, namun usahanya tampak berat dengan adanya koh Alung, diapun tidak gupek. 

Satu persatu teman berhasil naik kapal, sehingga sayapun menyarankan kepada awak kapal untuk menghidupkan kapal dan menjemput teman yang sudah terlanjur terbawa arus tersebut. Akhirnya kita pun menyudahi snorkling hari itu dan merapat di pantai pulau Pangabatang.  Pulau Pangabatang di Utara Maumere Flores: Syahdu Berteduh dan Berpasir Putih.   

Saat tiba di pulau, Ikan bakar sudah matang dan makan siangpun sudah siap. semua tersaji oleh Teman-teman Unipala untuk kita, terima kasih sahabat Unipala. oh ya selain ikan bakar, Pisang kukus dan ubijalar,kita disajikan menu makanan khas yang kita santap siang itu adalah Lepa (makanan yang isinya nasi yang dibungkus dengan daun kelapa) serta sambal dabu, yang terbuat dari mentah yang terdiri dari cabe, tomat, bawang dan campuran yang lain saya juga kurang, yang dipotong-potong kita menikmati makan siang yang lezat di  bawah pohon rindang. 
Istirahat dan berteduh dibawah pohon ini
Saat makan siang tersebut ternyata ada 2 orang teman kita, tidak ada dibawah pohon tersebut, ternyata mas zaki dan mas Ibnu tidak mengikuti kita snorkling tapi menjelajah pulau pangabatang, dari cerita beliau mereka hingga ke puncak bukit batu dan ke perkampungan di pulau tersebut. Mereka juga menyampaikan bahwa batu-batu di pulau itu tidak kalah dengan pulau Koja doi. 

Setelah makan siang rasa kantukpun datang, saat itu saya melihat ada hammock/kain untuk bergelantung sedang menggangur, jadi saatpun rebahan disana, sampai akhirnya dibangunkan kita saatnya pulang..

simak video kita selam di pulau kojadoi dan pangabatang berikut 

Menginjakan Kaki di Pulau Hewan Purba : Komodo

3:37 PM 2
Ini lanjutan cerita perjalanan kami ketika menjelajah Flores - komodo bersama Jala Mana Nusantara. Artikel kali ini bertajuk Menginjakan Kaki di Pulau Hewan Purba : Komodo. Ini adalah perjalanan trip kami di hari ke 9 dan 10. 

Kali ini tibalah kita menginjakan kaki di  pulau Komodo; yang merupakan pulau tempat bersemayamnya hewan purba yaitu disebut ORA artinya KOMODO yang lokasinya masuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Kami memulai trip untuk daerah Kawasan taman Nasional Komodo dari Kota Labuhan Bajo, dari sana kami menyewa kapal untuk melakukan jelajah atau Sailing Komodo selama 3 hari 2 malam. Kami sempat bermalam di Pulau Komodo ini tepatnya di rumah warga pemilik perahu yang kami sewa. 
 
Komodo adalah hewan yang bernama ilmiah Varanus Komodoensis masuk dalam kelompok reptil yang memiliki ukuran bisa mencapai 3 meteran serta terdapat racun di ludah yang sangat mematikan. hewan ini juga sering disebut kadal terbesar di dunia yang merupakan hewan indemik asli Indonesia yang hanya mendiami Pulau Komodo dan sekitarnya. Komodo disinyalir sebagai hewan purba satu satunya spesies yang tersisa di muka bumi, gandangkan  hewan yang hidup pada jaman dinosaurus ini memiliki bentuk dan karakter yang khas. Pulau Komodo terletak di sebelah barat Pulau Flores yang masuk ke dalam Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Rumah suku Komodo di Pulau Komodo
Bermalam di pulau Komodo yaitu di kampung Komodo, saya merasakan sensasi yang spektakuler, dapat menginjakan kaki dan bercengkrama dengan warga setempat. Setelah seharian kami menjelajah Pulau Padar, Pink Beach dan sekitarnya, Sore itu kami tiba di dermaga kampung Komodo, kami langsung ke rumah warga kami sewa. Di rumah tersebut kami letakan barang, sebagian langsung rebahan, ada yang langsung mandi dan ada mencari makan di warung, sedangkan saya istirahat sambil berkenalan dengan anak anak di pulau tersebut.

 "Re auli komodo" kami sudah sampai di pulau Komodo, ya itulah kalimat bahasa asli Komodo yang saya dapatkan dari keakraban kami di sore itu, dari adik-adik tersebut saya mendapatkan cerita bahwa dulu ada kejadian anak kecil yang digigit komodo gara-gara dia bermain setelah memancing, sehingga bau ikan bekas mancing pada anak yang jadi korban tersebut mengundang komodo. Anak tersebut digigit sehingga meninggal dunia. Tapi cerita itu sudah lama, dan sebagai tanda untuk anak-anak di pulau ini lebih hati-hati. Bagaimana tidak mereka hidup satu pulau dengan binatang buas yang memiliki bisa mematikan serta memiliki daya mangsa sangat mengintai. 
 
Selanjutnya obrolan dengan adik-adik asli pulau Komodo hanya singkat karena kami harus segera berberes. Setelah disuguhi gorengan oleh pemilik rumah kamipun bersepakat  untuk berangkat segera ke pulau Kalong, karena matahari sudah mulai memperlihatkan diri yang segera menutup di sebelah barat pulau ini. 

di depan pulau Kalong
Sore itu kami dari dermaga di kampung Komodo, menuju ke pulau Kalong, pulau yang letaknya tidak begitu jauh dari pulau Komodo. Sekitar 10 menit kami pun sudah sampai di pulau Kalong, Di pulau ini kami berencana melihat kawanan kalong/ kelelawar keluar dari sarangnya, akan tetapi mataharipun sudah hampir menutup matanya, hari beranjak gelap. Kalongpun tidak ada tanda-tandanya, akan muncul atau berterbangan. 

Di tempat itu juga ada beberapa kapal para sailing berjejer, dari keramaian kami didekat pulau kalong tersebut, ada beberapa nelayan menyampaikan bahwa "sudah beberapa bulan ini kalonnya sudah tidak ada lagi di pulau ini, mungkin kalongnya sudah pindah ke pulau lain" ya akhirnya niat kita untuk menyaksikan kawanan kalong keluar dari persembunyiannya tidak terpenuhi. Tapi kami tidak kecewa karena kami saat trip di riung sudah menyaksikan ribuan kawanan kalong di pulau Kelelawar Riung.  cek di artikel berikut : Bermain Kelelawar dan Menikmati Surga di Riung 17 Pulau, Flores.

Sore itu kami lanjutkan balik atau menginjakan kaki kembali ke Pulau Komodo dan acara kami isi makan malam bersama. Selajutnya ngobrol cantik di dermaga pulau Komodo. Karena suasana malam yang cerah dan banyak bintang, saya dan almarhum Ibnu Haj berniat jika sudah larut malam ingin hounting foto milky way atau keadaan langit dimalam hari.  Sehingga kitapun bergegas untuk tidur di rumah warga yang sudah kita tumpangi. Sebelum subuh hounting foto milky way bersama Almarhum Ibnu Haj kita laksanakan akan tetapi hasilnya tidak maksimal karena kita tidak membawa tripod. Ya hasilnya apa adanya. 

Kita melakukan hounting foto milky way di dermaga di kampung Komodo, dari sebelum subuh hingga selesai subuh. Di dermaga itu juga kita lanjutkan foto hingga sunsetpun tiba, Menjelang pajar itu, teman-teman yang lainpun ikut bergabung di pagi itu. Ririn pun kembali beraksi dengan yoga-nya sedangkan teman yang lain berfoto-foto dan sambil duduk santai. terasa sangat quality time saat Menginjakan Kaki di Pulau Hewan Purba: Komodo. Singkat tapi sangat berkesan. 

Setelah sarapan kami lanjutkan agenda selanjutnya masih dalam tema: Menginjakan Kaki di Pulau Hewan Purba : Komodo.  Trip ke shelter tempat atau kawasan Balai Taman Nasional Loh Liang, disana dapat menyaksikan hewan reptil raksasa tersebut di alam liar secara langsung. Menaiki kapal menuju bagian sisi lain di Pulau Komodo ini. Setelah tiba di dermaga Balai Taman Nasional Komodo, kami disajikan pemandangan Pantai yang begitu cantik. Kami langsung berfoto-foto sambil menyusuri dermaga hingga di depan atau gapura balai tersebut masih berlanjut foto-foto. Sampai disana kami langsung regestrasi dan langsung mendapatkan pengarahan oleh bapak Abdur Rahman  yang merupakan salah satu petugas di Balai Taman Nasional Komodo Loh Liang. 

Selama menginjakan kaki di pulau hewan purba: pulau komodo ini, kami mendapatkan ilmu dari pengarahan bapak Abdur Rahman tersebut. Di Balai Taman ini terdapat 3 zona tracking yaitu jalur pendek, menengah dan jalur jauh, saat itu kami sepakat mengambil jalur tracking yang pendek karena keterbatasan waktu kami selama trip ini. Tujuan trip kita Jelajah Flores - komodo adalah bisa dapat melihat langsung hewan Komodo tersebut. Selanjutnya kami memulai tracking, selama tracking kami terdiri 10 orang didampingi oleh 2 petugas/pawang Komodo yaitu pak Abdur Rahman sendiri dan pak  Arifin. 

Selama perjalanan tracking dalam tajuk menginjakan kaki di pulau hewan purba: pulau komodo. Kami banyak mendapatkan informasi dari Abdur Rahman dan pak Arifin. Tentang Komodo dan apa saja yang harus diperhatikan oleh pengunjung selama menginjakan kaki di  pulau komodo yaitu:  
1.) Saat masuk kawasan ini jika wanita yang sedang masa menstruasi harap memberi tau ke petugas, karena penciuman Komodo sangat tajam terhadap bau darah, alhamdulillah teman-teman trip waktu itu tidak sedang menstruasi. 

2.) Para pengunjung agar tidak jauh dari petugas dan juga tidak keluar dari area tracking karena komodo adalah hewan pengintai dan juga anak-anak komodo banyak terdapat di atas-atas pohon, walaupun anakan, anak komodo masih berbahaya karena di ludah sudah memiliki bisa. 

3.) Di Pulau Komodo dan pulau sekitarnya seperti pulau Rinca dll. terdapat pohon gebang, pohon ini khas di pulau ini dengan ciri-ciri selama hidup sekali berbuah, buah seperti pinang. Ternyata pohon ini adalah salah satu tempat tinggal anak komodo. Anak komodo tinggal diatas pohon karena komodo adalah termasuk hewan kanibal, jadi anak komodo akan aman jika di atas pohon. ternyata bisa dimakan orang tuanya. 
Pohon Gebang tempat saran anak komodo di Pulau Komodo

4.) Pada masa bertelur komodo mengelurkan telurnya sehari 1 telor. selama hampir satu bulan dengan jumlah 15-30 butir. Komodo meletakan telurnya tersembunyi misalnya bertelur di lobang. Telur harus tersembunyi karena komodo adalah bintang kanibal. 

5.) Komodo masih muda, pada usia sejak menetas hingga 5 - 6 tahun tinggal di atas dan memanjat pohon. 

6.) Usia komodo dapat mencapai 60 tahun dan ukuran yang paling panjang 3 meter 15 cm.

7.) Di kawasan ini komodo tidak diberi makan seperti di kebun binatang karena memiliki sifat malas jadi tidak diberi makan. Komodo harus mencari sendiri, daya jelajah komodo dapat mencapai 18 km, waw luar biasa. 

8.) Selanjutnya dari cerita pak Arifin, "Cerita hikayat asal usul komodo yaitu dulu nenek moyang penghuni pulau komodo melahirkan anak kembar yang mana satu manusia, dan ora sebai (hewan komodo). Hingga sekarang penghuni pulau Komodo adalah suku komodo dan hewan Komodo.

9.) Komodo adalah hewan individual tidak berkelompok. dimana musim kawin pada bulan juni-agustus jantan mencari betina. 2/3 ekor jantan akan berantem demi si betina. 

10.) Pulau-pulau yang di huni oleh Komodo yaitu: Rinca, Gili Motang, Gili Dasami dan Komodo.

11.) Komodo di suku komodo disebut ORA.
.
Kami menginjakan kaki di pulau hewan purba: pulau komodo ini. Selain menggali informasi dari petugas kami juga menyaksikan langsung, hewan Komodo sedang berjalan menuju sumber air, komodo tidur, komodo berlari-lari di pantai dan juga menyaksikan anak komodo yang sedang bertengger diatas pohon, di akhir tracking kami menyaksikan pemandangan indah di pantai pulau Komodo di bukit tentunya tidak lupa berfoto eksis. lihat nih hehe..
di bukit Cregata Hill Pulau Komodo 

Eksis dulu 
Waw pokoknya spektakuler sekali ketika berkunjungi ke Pulau Komodo ini. Kami menginjakan kaki di pulau hewan purba: pulau komodo.  Allahuakbar..... 
untuk lebih lengkapnya Simak Video berikut ini rekaman kami selama di Pulau komodo  dan bertemu dengan hewan komodo langsung dalam tajuk menginjakan kaki di pulau hewan purba: pulau komodo semoga berkenan : 

Pulau Burung dan Pulau Sabolo di Labuhan Bajo Nusa Tenggara Timur

2:37 PM 0
Kami dari tim Jala mana Nusantara, yang terdiri 12 orang dan saat jelajah pulau Burung dan Pulau Sabolo tinggal 11 orang, 1 orang sudah pulang terlebih dahulu karena ada agenda kerjaan. Selanjutnya kami ber-11 terus lanjut ekplore Labuhan Bajo dan sekitarnya. kami tidak bosen - bosennya untuk mengeksplore distinasi - distinasi wisata yang ada di sekitaran pulau Nusa Bunga (julukan pulau Flores) yaitu tepatnya di Taman nasional Komodo, Kawasan pulau yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Di sini begitu banyak tempat - tempat wisata unggulan yang tidak akan membuat kecewa para pengunjung yang berdarmawisata ke sini. Dari sekian banyak pulau-pulau eksotik yang ada di kawasan labuhan Bajo ini, diantaranya terdapat pulau Sabolo dan Pulau Burung, kedua pulau ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo, NTT. kedua pulau ini memiliki ke khas-an yang begitu menakjubkan kecantikannya baik itu di pulaunya dan bawah lautnya, untuk detailnya dapat disimak video bawah berikut ini.

Pada saat berkunjung ke Pulau Burung dan Pulau Sabolo di Labuhan Bajo Nusa Tenggara Timur ini, saya bersama 1 teman diantara kita menaiki ke puncak pulau Sabolo, sedangkan teman -teman yang lain lebih memilih untuk tetap di pantai. Setelah berfoto ria diatas puncak pulau Sabolo kami berdua turun dan menikmati pasir putihnya serta kita menyelam dibawah lautnya. 

Pada saat saya berkunjung ke Pulau Sabolo ini dalam kondisi kemarau sehingga rumputnya menguning yang indah. Jika anda berkunjung atau berwisata sailing Komodo anda harus berkunjung ke dua pulau ini. Informasi terbaru bahwa di pulau Sabolo ini sudah menjadi private island. Nah untuk detailnya saya kurang tau, Kami berkunjung ke Pulau Burung dan Pulau Sabolo di Labuhan Bajo Nusa Tenggara Timur  ini dalam bebas dan tidak ada biaya masuknya. 

Di Pulau Sabolo terdapat dermaga yang indah yang terbuat dari kayu dan sepertinya sudah cukup lama dibangun, selain itu di pulau ini terdapat pasir putih yang eksotik dan savana yang menguning pada saat kemarau dan menghijau pada saat musim hujan.  Selain ke-eksotikan pulau inin  juga memiliki pesona bawah laut yang terdiri flora dan fauna lautnya termasuk terumbu karang yang mempesona.

Sedangkan di pulau Burung tidak kalah dengan pulau Sabolo memiliki pesona juga, pasir putih dan pesona bawah laut. nama Pulau ini karena banyak burung sehingga disebut pulau burung.

Berikut ini rekaman selama di kedua pulau ini, Pulau Burung dan Pulau Sabolo di Labuhan Bajo Nusa Tenggara Timur silahkan disimak. 

Perjalanan Backpacker dari Bali ke Maumare : Pertama Menginjakan Kaki Di Flores

1:43 PM 2
Di penginapan dekat bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, saya bertemu dengan 3 personil group Jala Mana Nusantara yaitu: Zaqi, Noel dan Ririn. Yang beberapa jam sebelumnya saya mendapatkan pengalaman pahit yang membuat saya naik darah dan diuji kesabaran dalam cerita Pengalaman Disesatkan di Bandara Ngurah Rai Bali

Mas Zaqi dan bang Noel, hampir 1 satu jam menunggu saya di depan Hotel di dekat bandara Ngurah Rai tersebut. Karena seharusnya waktu tempuh saya sejak saya keluar dari bandara ke hotel tempat mereka berada paling lama hanya 15 menit saja. akan tetapi terpaksa lama karena mengalami sedang diuji 
Pengalaman Disesatkan di Bandara Ngurah Rai Bali. Akan tetapi akhirnya sayapun dapat bertemu dengan mereka dan langsung diajak masuk ke kamar hotel tempat mereka menginap. Kali ini saya bermalam gratis di hotel dengan istilah singkat numpang ke kamar teman. Jadi dalam kamar hotel tersebut dihuni oleh 4 orang yaitu Ririn, Bang Noel, Mas Zaqi dan saya. Ini adalah pertemuan perdana saya dengan Bang Noel dan Ririn. yang mana kita sebelumnya kita akrab di sosial media di group backpacker. Malam itu kita isi dengan sera-obrol, dan tiba -tiba listrik mati, tetapi kami lanjutkan mengobrol sambil rebahan tak terasa hingga jam 02.00 malam. selanjutnya kita istirahat tidur hingga subuh. 

Jam 5 pagi, kita sudah bangun dengan kondisi hawa ruangan kamar hotel keadaan panas karena sejak awal kami tidur, listrik padam, sampai subuh belum menyala juga, selain gelap, AC tidak beroperasi juga akibatnya air di kamar mandi tidak mengalir. Kita yang pagi-pagi selalu melaksanakan panggilan pagi alias BAB, terpaksa kekurangan air. Pagi itu mas Zaqi agak gupek, mungkin dia sudah tidak tahan untuk segera ke kamar mandi, lalu dia keluar kamar hotel. Tidak lama dia sudah balik lagi ke kamar dengan membawa ember besar bekas cat dan gayung. Ternyata dia meminta ke pihak hotel bagaimana air tidak menyala, saat itu juga pihak hotel menyarankan untuk mengambil air dari kolam renang. Pagi itu pun mas zaqi mengangkut air kolam renang ke dalam kamar hotel. Mungkin jarang-jarang ya pengunjung menimba air dari kolam renang dibawa ke dalam kamar hotel untuk mandi. Ya pengalaman yang asik buat kita traveler khususnya mas Zaqi. Saya pagi itu memilih tidak mandi dan hanya menggunakan parfum agar tidak bau.. Ckckckck.. 

Lanjut menjelang jam 8 WITA, kami dari penginapan menuju bandara Ngurah Rai, untuk melanjutkan penerbangan ke Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur. Di ruang tunggu bandara kami bertemu 2 teman lagi yaitu Koh Alung dan bang Erwin keduanya berasal dari Jakarta. Perkenal dan sera obrol terjadi di menjelang siang itu. Satu jam awal, ririn, zaqi dan nuel terbang terlebih dahulu menuju Maumere. Saya bersama Koh Alung dan bang Erwin bersama-sama 1 maskapai dan 1  jam setelah mereka. 

Siang jam 1-an kita sampai di kota Maumere di bandara Fran Seda kami dijemput oleh teman UNIPALA, Universitas Nusa Nipa. Saat itu saya secara spesial menaiki motor, motor rusa milik mas Chen. Motornya yang dimodif dengan banyak pernak pernik ala backpacker. 
Selesai santap siang di kota Maumere
Bang chen, duduk paling depan, Ririn lagi ngapain itu
dengan  tongsisnya?

Siang itu kami dijemput menuju rumah makan yang tidak begitu jauh dengan bandara, kami mendapatakan sajian makan siang, dengan makan besar harga yang murah. Setelah itu kami lanjut ke Sekret Unipala.  Sampai di Sekret Unipala, bertemu dengan teman mahasiswa UNIPALA dan 2 teman dari Makasar yang sudah terlebih dahulu : Akbar dan Sriyanto. Sambil menunggu 3 teman yang lain yang belum tiba di Maumere kami isi dengan ngobrol dengan banyak canda tawa simak dia awal video ini :

Selang beberapa jam kami bertemu dengan 3 teman yang baru datang yaitu Ibu Suilii, mas Ibnu, dan Kurnia. Mereka menuju Kota Maumere via Kota Kupang. Setelah kumpul semua, kami berdiskusi dengan serius tentang agenda trip kita selama ekplore flores, labuhan Bajo, Komodo dan dll. 

Setelah diskusi menjelang sore kita isi dengan jalan-jalan ke pasar yang di kota Maumere, sebagian teman membeli kain ikat kepala khas Maumere dan ada hanya jalan jalan sore saja. Selanjutnya jalan santai keliling kota terus hingga ke pelabuhan Kota Maumere. Setelah jalan sore hingga malam kami lanjut makan malam kemudian tidur dan istirahat di Sekret Unipala Unipa. 
Bang Noel lagi membeli kain ikat khas Maumere

Saat di kota Maumere, saya rasakan keramahan masyarakat setempat dan tidak terlupakan disini terkenal dengan goyang yang sudah me-nasional yaitu goyang gemu famere, setelah melihat teman dan bercerita tentang goyang ini, saya sangat berkeinginan dapat belajar goyang ini. Yukk goyang.. 
Pagi pagi kita senam di depan sekret MAPALA UNIPA,
goyang gemu famere

Foto keluarga di dermaga  tempat pelelangan ikan Kota Maumere

setelah keliling jalan kaki di kota Maumere
kita singga sebentar di Radio Suara SIKKA. 

mini bus elf banyak digunakan di kota Maumere

Salah satu di pojok kota Maumere
Terima kasih spesial kepada teman-teman Unipala /Mapala Universitas Nusa Nipa. 
Kami bisa berkenalan, menyambung silahturahmi, dan diizinkan bermalam serta merepotkan kalian selama di Maumere. Terima kasih banyak. Semoga kita bertemu lagi di trip selanjutnya. 

simak artikel yang lain tentang : 

Pulau Wayang, dapat Dicapai Via Darat Pantai Kalimantara: Pengalaman Trip 100 Peserta

12:12 PM 0
Pulau Wayang adalah beberapa pulau yang berjejer di depan pantai Kalimantara, pulau Wayang ini biasa dikunjungi menggunakan kapal dari Pahawang atau dari Teluk Betung akan tetapi ternyata Pulau Wayang dapat Dicapai Via Darat Pantai Kalimantara. berikut ini cerita perjalanan kami ke pulau Wayang tersebut Trip dengan 100 Peserta. 
Pulau Wayang di depan Pantai Kalimantara Pagar Jaya

Start  Trip Menuju Pantai Kalimantara
Pengalaman Trip 100 Peserta ke Pulau Wayang, dapat Dicapai Via Darat Pantai Kalimantara. Pukul 7 kita sudah tiba di pom bensin Umbul Kunci Teluk Betung, Bandar Lampung. Personil Team adventure dan Pecinta Alam Lampung disingkat T3ampal datang tepat waktu sesuai kesepakatan ketika dishare pada akun sosmed. Kali ini team t3ampall bergabung dengan group atau komunitas Tripacker Lampung, dimana komunitas ini mengajak melalui sosmed untuk mengeksplore Pulau Wayang, pulau yang sekarang sedang naik daun atau kekinian di anak muda Lampung. 

Setelah sekian lama menunggu di pom bensin tersebut, kita mulai merasa jenuh dimana, sudah hampir sejam belum ada tanda tanda datangnya Peserta trip ke Pulau Wayang, Via Darat melalui Pantai Kalimantara. Peserta yang mayoritas dari anggota tripacker, kemudian yang datang justru dari komunitas yang lain, yang ternyata menyatakan ikut bergabung juga dalam mengekplore pulau Wayang via darat melalui Pantai Kalimantara. Kamipun kenalan dan saling sera obrol, walau diantara mereka juga sudah ada yang sudah kenal. Komunitas tersebut meliputi MTMA Lampung, Kawan Piknik, dan CTA (cukup tau aja). Setelah hampir pukul sembilan, peserta trip makin banyak. jumlah peserta trip tidak nanggng-nanggung hingga mencapai 100 orang. 

Perjalanan Menuju Pulau Wayang melalui Pantai Kalimantara
Sekitar pukul 9, Peserta trip ke Pulau Wayang, Via Darat melalui Pantai Kalimantara langsung berangkat menuju Punduh Pidada, kab. pesawaran. Melewati jalan utama ke arah Teluk Kiluan dengan menggunakan sepeda motor, istilah lain konvoi motoran. Beberapa kali kita berhenti untuk memastikan semua anggota sudah terkumpul dan menghindari salah arah. Di pertigaan Padang Cermin, kitapun berhenti dan menunggu teman-teman yang tertinggal dibelakang. Setelah berkumpul kembali, lanjut menuju ke arah Punduh Pidada. Terus jalan beriringan hingga di pertigaan Punduh Pidada berhenti kembali. Setelah teman terkumpul kembali, lanjut menuju ke arah Pasar Bawang.

Lanjut perjalanan trip ke Pulau Wayang, Via Darat melalui Pantai Kalimantara. Setelah sampai di pasar Bawang, jika ke arah kanan akan menuju ke Teluk Kiluan sedangkan jika ke lurus menuju ke Desa Pagar Jaya, pada pertigaan ini kita ambil ke arah luruh atau arah desa Pagar Jaya. Di beberapa tempat kita berhenti karena ada teman yang motornya gembos atau ban bocor, sehingga kita berhenti kembali dan menunggu teman-teman tersebut. Selanjutnya berhenti sholat juhur. Hingga petualangan dengan jalan underla dan berlumpur mulai memacu adrenalin. 

Dalam perjalanan Peserta trip ke Pulau Wayang, Via Darat melalui Pantai Kalimantara. Saya bersama sekitar 5 motor berjalan di depan. Tapi apa daya ternyata kita salah jalan karena teman yang paling depan ternyata bukan yang tau lokasi, dia hanya menerka saja. Alhasil kita harus putar balik dan mengikuti teman yang benar jalannya. Untuk menuju ke Pulau ini setelah melewati desa Bawang, banyak sekali pertigaan atau percabangan jalan. Sebaiknya teman teman yang akan mengekplore pulau Wayang via darat, sering bertanya ke pada warga arah jalan ke desa Pagar Jaya atau ke arah pulau Botak atau ke arah pantai Karang Menyingok. Sehingga warga akan paham dan menunjukan jalan.

Jika bertanya ke warga masyarakat sekitar arah pulau Wayang?  banyak warga tidak mengerti dimana pulau Wayang tersebut. Mungkin nama Pulau Wayang tercetus oleh anak muda kekinian yang memberi nama baru, karena pulaunya berjejer mirip seperti pulau Wayag, di Raja Ampat Papua, ini terkaan loh.. Hehehe.. Jadi jangan tanya pulau Wayang, tanyalah arah Pulau Batok atau ke Karang Menyingok. Warga juga belum banyak tau tentang nama pantai Kalimantara, jadi jangan pula tanya dimana letak pantai Kalimantara. 

Keadaan pantai di depan Pulau Wayang Pantai Kalimantara.
Setelah melewati jalan dengan adventure dengan jalan yang berlumpur, berbatu, turunan dan tanjakan serta jalan setapak, hingga sampai di rumah warga, Di rumah warga ini kami putuskan untuk menitipkan motor karena jakanan sangat licin sekali, kamipun disini istirahat serta makan siang. setelah itu kami rombongan berjalan kaki menurun hingga tiba di tambak udang lanjut ke tepi pantai Kalimantara. disini kami disajikan pemandangan yang indah, pantai dengan pasir putih dan ombak yang besar serta didepan berdiri tegak 5 pulau yang berjejer. ternyata inilah yang dinamakan pulau Wayang. di depan panti ini terdapat sebuah vila yang sudah cukup lama dan bersentuhan langsung dengan tambak udang.  
Pulau Wayang di depan Pantai Kalimantara Pagar Jaya 
Pulau wayang warga setempat ada yang menyebutnya pulau Batok ada juga Pulau Wayang, lalu mengapa dinamakan pulau Wayang, ternyata pulau ini terlihat dari kejauhan berjejer empat seperti Wayang. Keindahan pantai Kalimantara dan Pulau Wayang via darat, Silahkan simak foto-foto berikut ini: 
Pulau Wayang di depan Pantai Kalimantara Pagar Jaya

Kami tiba di pantai Kalimantara ini tepat pukul empat, selama satu jam kami habiskan untuk bermain di pantai yang didepannya pulau Wayang: berselfie ria, foto-foto, video dan lainnya dilakoni para peserta trip. untuk lengkapnya kondisi disini dapat disimak pada video yang telah saya rekam, selamat menonton. 

untuk mencapai pulau Wayang depan pantai Kalimantara, ini yang lagi trend adalah melalui jalur laut yaitu dengan menyewa kapal atau boat dari dermaga Ketapang / pantai Klara. namun kami berhasil mencapai melalui darat via Pantai kalimantara. pengalaman dari teman Tour Leader yang sering membuka open trip ke Pulau Wayang ini, sering menyatakan jika ombok besar sulit sekali untuk mencapai pantai ataupun mencapai pulau Wayang ini, tapi jika pada saat cuaca bersahabat bisa mencapai pulau dan berfoto-foto diatas pulau Wayang ini. 
Setelah lebih kurang 1 jam kami di pantai ini, kami kembali berjalan menuju ke rumah warga tempat menitipkan motor, saya berjalan lebih dulu daripada teman-teman yang lain karena mengejar janji dengan teman yang sedang berkunjung ke Lampung, besokknya tenam tersebut sudah kembali ke Kotanya. sehingga saya izin untuk pulang terlebih dahulu, tepat jam 9 malam saya sampai di kota Bandar Lampung.  dari cerita teman yang belakangan pulang ada yang mencapai rumah sudah jam 12 malam. ini trip yang luar biasa dengan para peserta trip paling banyak.



Video di pantai kalimantara depan Pulau Wayang. 

Way Kambas : Rumah Sahabat Jumbo Sang Gajah

10:19 AM 0
Foto sang sahabat jumbo di Way Kambas
Way Kambas adalah salah satu taman nasional dan taman konservasi yang ada di Lampung, salah satu dalam mengkonservasi Rumah Sahabat Jumbo  Gajah Sumatera (Elaphas maximus sumatrensis). 

Kami berkunjung ke Rumah Rumah Sahabat Jumbo sang Gajah Way Kambas, Setelah acara Karnaval Festival Krakatau 2017 di Kota Bandar Lampung, sahabat backpacker dari Jawa Timur dan Banten menginginkan berkunjung ke tempat sudah lama menjadi icon Lampung, ya Mereka ingin berkunjung ke Way Kambas. 

Pada saat menyaksikan karnaval dalam dengan tema Lampung Cultur and Tapis Carnival yang merupakan rangkaian acara top Festival Krakatau tahun 2017, para penjelajah Indonesia mas Zaqi dan Mas Rahmad, dalam obrolannya mereka bedua sudah sepakat ingin pergi ke rumah sahabat jumbo  di Way Kambas. mereka saling olok -olokan "ya saya ingin bertemu sahabat lama sang Jumbo"  haha sesama gajah harus saling merindukan. 

"untuk mengisi hari minggu setelah karnaval, kita pergi ke Way Kambas aja, gimana bang Razone? Rute bisa ngga di jangkau?" sudah lama tidak bertemu dengan sahabat jumbo" ujar dari mas Zaqi teman petualang dari Banten. lalu saya jawab: "tentu bisa mas," kangen mas dengan sahabat jumbo akan terobati..hehe.. kita bisa naik motor atau mobil sudah sampai ke lokasi, enaknya kita berangkat pagi aja, saya belum perna ke Way Kambas via bis Trans Lampung /damri, gimana kita naik bis aja? "

Akhirnya kita bertiga sepakat untuk berkunjung ke Rumah Sahabat Jumbo, Tempat konservasi gajah di Way Kambas dengan menggunakan kendaraan umum yaitu bis tran Lampung / damri.

Tepat sekitar setahun yang lalu pemerintah membuka rute baru bis trans Lampung /damri dari terminal Rajabasa ke Way Kambas. Banyak cerita di artikel teman blogger yang menikmati perjalanan via bis menuju ke taman konservasi gajah Way Kambas yang dulu sering disebut PLG (pusat pelatihan gajah). Sayapun sempat membaca brosur tentang trayek baru ke Way Kambas ini.

Sebelum kami berangkat ke Way Kambas : Rumah Sahabat Jumbo, Gajah, malam sebelum berangkat saya sempat mencari informasi di group tapis Blogger dan group Backpakers Indonesia (BPI) Lampung.  Sebagian memberitau bahwa bisnya berangkat pagi jam 6.  Sampai akhirnya diskusi inten dengan Alan, sahabat backpacker yang menggeluti dunia fotografi dan drone ini, bahwa awal tahun ini dia baru saja dari Way Kambas, saat itu dia berdua berkunjung ke sana, akan tetapi isi bisnya hanya mereka berdua dan saat itupun, sopirnya sudah menyampaikan bahwa bis masuk langsung ke Way Kambas sudah jarang, hanya sampai ke Andatu saja. Saat itu Alan menyampaikan "abang coba cari info terbaru untuk rute Bis ke Way Kambas, takutnya nanti abang repot di jalan hanya sampai setengah jalan"

Ternyata info dari Alan sangat bermanfaat buat kami untuk rumah sahabat jumbo, Gajah Sumatera dan kami merencanakan planning ke dua, jika tidak ada bis langsung lagi ke Way Kambas.  Namun info tersebut membuat saya pisimis untuk berangkat ke Way Kambas via bis Damri, saat itu sudah malam, bingung mau cari informasi darimana. Selama ini saya ke Way Kambas selalu menggunakan kendaraan pribadi baik motoran atau sewa mobil. Rencana akhirnya kita pagi ke terminal Rajabasa untuk bertanya ke pihak damri dan jika memang tidak ada kita ke rencana kedua dengan motoran.

Pagi itu tepat jam 6, rencana awal kita berkunjung ke rumah sahabat jumbo via bid damri, kita tiba di terminal rajabasa, saat itu saya berdua dengan mas Rahmad naik angkot biru dari pasar Koga ke terminal Rajabasa, sedangkan mas Zaqi diantar motor oleh Aril.

RUTE DAMRI LANGSUNG MASUK WAY KAMBAS SUDAH DIALIHKAN
Setelah tiba di Terminal Rajabasa, dari penjelasan sopir dan kru bus tran tersebut:  ternyata memang benar trayek atau rute bis Trans-Lampung / Damri ke Way Kambas sudah tidak ada lagi, akan tetapi sudah dialihkan ke Labuhan Maringgai. wahh niat awal kita ke rumah sahabat jumbo via bis tidak jadi. 

Intinya berkunjung ke rumah sahabat jumbo di Way Kambas menggunakan angkutan mobil bis Damri tersebut tetap melewati jalan menuju ke Way Kambas, sampai ke Andatu saja, tidak sampai masuk ke dalam Taman Nasional Way Kambas. Setelah berhenti di Andatu, para pengunjung ingin ke Way Kambas menyewa atau menaik ojek, hingga sampai ke dalam pusat konservasi gajah.  Saat itu juga pak sopir menyampaikan harga ojeknya kisaran 20 ribu tapi sesuai nego dengan tukang ojeknya juga. Sedangkan ongkos bis tran / damri dari Rajabasa ke Andatu seharga 30 ribu per orang. 

Setelah dari penyampaian pak sopir dan kru mobil bis damri tersebut, kita sepakat ke planning ke dua untuk berkunjung ke rumah sahabat jumbo di Way Kambas tetap berangkat dengan menggunakan motor. Tetapi disini kita mendapatkan kendala kita berjumlah 3 orang sedangkan motor hanya 1 buah dan juga kita harus balik ke rumah lagi untuk mengambil motor. Setelah beberapa menit diskusi akhirnya Aril setuju untuk meminjamkan motornya, setelah antarkan dia ke Hotel tempat kegiatan seminar yang dia ikuti hari itu. Kitapun pulang ke rumah ke kedaton dengan menaiki angkot.

Setelah istirahat dan sarapan pagi kita jam 9 berangkat menuju rumah sahabat jumbo Way Kambas dengan jalur alternatif Bandar Lampung - Kota Metro, dengan jalur Way Halim - Tanjung Senang - Karang Anyer - Metro Kibang Hingga kota Metro. 

Perjalanan ke rumah sahabat jumbo di Way Kambas, kami berhenti Di Metro Kibang untuk menyambangi teman untuk ikut ke trip kita sehingga kita berjumlah 4 orang. Lanjut dari Kota Metro kita langsung ke arah lampung timur, Pekalongan - Sukadana - hingga ke Andatu, dari Andatu masuk ke arah . Di pintu gerbang masuk Taman Nasional Way Kambas, kita berhenti untuk regestrasi dimana biaya masuk perorang Rp 10 ribu rupiah. 

Setelah itu kita ke arah kanan menuju ke kawasan konservasi gajah merupakan rumah sahabat jumbo Way Kambas. Sepanjang jalan di kawasan ini kita menikmati hutan sekunder dalam keadaan sepi banyak menemukan monyet, burung dan ayam hutan.

Setelah sampai di kawasan rumah sahabat jumbo di Way Kambas, kami langsung untuk parkir motor dengan biaya 5 ribu per motor, selanjutnya menuju ke mushola untuk sholat juhur, kemudian setelah sholat sudah terdengar pengumuman "akan segera digelar atraksi gajah silahkan para pengunjung untuk menuju ke arah kiri tempat atraksi tersebut". 

Pada saat di rumah sahabat jumbo Way Kambas, Kitapun saat itu tidak begitu tertarik untuk melihat atraksi tersebut, kita ingin jalan jalan di area konservasi tersebut. Di area ini terdapat juga bagi pengunjung untuk menaiki gajah. Selain itu juga ada layanan yang ingin naik gajah ke area padang rumput dan hutan.

Pada saat itu kita langsung berjalan ke arah kandang gajah, tepat di rumahnya sang sahabat jumbo, dimana pada siang itu gajah yang ada di kandang hanya beberapa ekor saja sedangkan gajah lain sedangkan dipadangkan. Kitapun berjalan-jalan di area mess pawang hingga ke kolam pemandian gajah.

Kondisi siang yang panas, angin berhembus sepoi sepoi membuat kita terlena untuk terlelap di pondokan tepi kolam tersebut. Kami dibuat terlena saat di rumah sahabat jumbo ini, Tidak tau berapa menit kita tertidur di tepi kolam pemandian gajah tersebut. Hingga terdengar suara ramai, ternyata di samping kolam tersebut.

Foto Bersama Gajah  Sang Sahabat Jumbo dan menyaksikan Gajah Mandi di Way Kambas
Saat itu lagi ramai para pengunjung untuk berfoto bersama gajah sang sahabat jumbo. Mereka berfoto bersama sang sahabat jumbo tersebut. Ternyata syarat untuk berfoto dengan gajah sahabat jumbo harus memberi imbalan makanan buat sahabat jumbo seperti pisang, daun kelapa dan makanan gajah lainnya atau memberi uang ke pada sahabat jumbo tersebut selanjutnya sahabat jumbo memberikan uangnya kepada pawangnya melalui belalainya. Cukup banyak para pengunjung yang berfoto bersama gajah sang sahabat jumbo, terutama anak anak, ada diantara mereka takut tapi mau, ada juga yang berani memegang belalai sahabat jumbo langsung.

Setelah cukup banyak para pengunjung asik berfoto foto dengan sahabat jumbo,  para pengunjung disajikan pemandangan yang cukup seru yaitu dengan menyaksikan gajah yang pulang dari padang atau penggebalaan langsung mandi di kolam pemandian tersebut. Sebelum mandi, gajah disuruh minum di kolam tampungan di sebelah seberang kolam tersebut. Selanjutnya mandi dengan memasuki diri di dalam kolam tersebut.. Ada yang lucu dalam kegiatan sahabat jumbo mandi tersebut, ada sahabat jumbo yang kecil atau anak gajah mandi bersama gajah besar atau induknya, dalam mandi tersebut sahabat jumbo kecil tersebut tenggelam dan muncul lagi dengan menempel di tubuh induknya tersebut. Pemandangan yang unik tersebut menjadi hiburan bagi pengunjung. 

Terkadang ada sahabat jumbo yang lagi mandi mendekati pengunjung dengan menjulurkan belalainya, ada para pengunjung mengerti memberikan makanan buat sahabat jumbo, dan ada juga memberikan uang kepada belalai sahabat jumbo, yang kemudian diambil oleh pawangnya. Saat itu sayapun ikut memberikan uang kepada sahabat jumbo tersebut karena saya tidak memiliki makanan sahabat jumbo. Namun saat saya memberikan uang kepada sahabat jumbo ternyata uangnya langsung ditelan oleh sahabat jumbo... Saya sentak bersama pengunjung yang lain "loh kok dimakan" ternyata pawangnya terlambat memberi kode kepada sahabat jumbo nya, mungkin dikira sahabat jumbo adalah makanan sehingga langsung ditelan.. Ya sudah tidak apa-apa, vitamin buat sahabat jumbo.. Hahahaha...

Hari makin sore, gajah sang sahabat jumbopun kian banyak pulang dari penggembalaannya, selanjutnya mandi, tapi kita harus bergegas pulang karena takut kemalaman dijalan. 

Setelah sholat ashar  jam 4.30 WIB kita lanjut untuk siap pulang keluar di area konservasi gajah rumah sahabat jumbo tersebut, area parkiranpun sudah tinggal motor kita, para pengunjung sudah sepi, para pedagangpun sudah banyak berberes pulang. Selanjutnya kita tancap gas menuju kota Metro.  Perjalanan satu jam setengah kita tiba di Kota Metro, magriban di masjid Taqwa Metro. Kemudian kita wisata kuliner di Kota Metro dan bermalam di Kota Metro. 
Berikut ini video Keseruan gajah mandi : Bagaimana Gajah Mandi di Taman Nasional Way Kambas